Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kearifan Lokal Musik Lesung dan Tembang Syukur Kemakmuran

31 Mei 2020   13:44 Diperbarui: 1 Juni 2020   11:46 9654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingsir wengi-lesung jumaga (dok pri)

Saatnya paket lesung, alu dan lumpang beristirahat dari teknologi peradaban. Setiap zaman memiliki keunggulan teknologinya. Apa yang modern saat ini menjadi kuna di masa berikutnya. Setiap komponen perlu menerima dengan legawa.

Keberadaan lesung, alu dan lumpang menjadi sangat berharga. Salah satu bukti perkembangan peradaban. Kini lebih banyak menghiasi tempat istimewa semacam museum dan kolektor. Beberapa menggubahnya menjadi seni musik lesung atau kothekan. Nada iramanya tetap mengumandangkan tembang syukur.

Alu-lesung dalam budaya

Pasangan lumpang dan alu juga digunakan sebagai simbol kesatuan pria wanita (lingga dan yoni). Simbol yang lekat dengan keagamaan terutama Hindu nuansa Jawa. Saling mengisi bekerja sama mengupayakan kesejahteraan keluarga baik artian sempit maupun luas.

Masa kecil kami, kothekan lesung di malam hari berkaitan dengan gerhana bulan. Mendengar nada kothekan membuat sang buto (raksasa) gusar dan memuntahkan kembali bulan yang ditelannya. Meski tanpa penjelasan ilmiah, namun kami kawula alit patuh pada tradisi.

Musik lesung juga pernah digunakan untuk sabotase.  Mari simak cerita rakyat Sangkuriang maupun Bandung Bandawasa. Menyadari tanda keberhasilan pembangunan sebagai pemenuhan janji persyaratan sebelum fajar menyingsing, sang peracik cerita membuat siasat melalui kothekan lesung.

Riuhnya kothekan lesung saat lingsir wengi mengguncang tatanan alam, membangunkan sang ayam jantan dari lelap.  ...kukuruyuk....jago kluruk (ayam jantan berkokok) sebelum waktu ndungkap raina dan menggagalkan misi. Kothekan diracik sebagai pengingat kearifan lokal. Memberikan peringatan secara halus  untuk tidak menabrak tatanan sosial.

Tembang syukur kemakmuran

Sejumput kenangan bertahun lalu berkunjung ke GKJ Mojowarno di Jombang, Jawa Timur. Terdapat tradisi iring-iringan syukur panen yang dikemas menjadi suguhan nasional bahkan internasional, mendulang banyak pengunjung.

Lingsir wengi -- lesung jumaga. Lingsir wengi, jarum jam  baru menunjukkan pk 03 am.... Simbok penulis berbaju putih nekad menghampiri lesung di teras bangunan. Setelah yakin bahwa sosok berbaju putih yang sendirian dalam diam mengamati lesung di teras GKJW Mojowarno itu titah sebangsanya, seorang petugas menyapa ramah dan menyilakan kalau mau masuk ruang ibadah.

Lingsir wengi-lesung jumaga (dok pri)
Lingsir wengi-lesung jumaga (dok pri)
Melalui pintu butulan (samping) terasa ruang besar nan senyap, altar putih berbalut kain pola kawung. Mengingatkan pada pola kawung yang dikenakan Romo Semar. Kawung yang berintonasi suwung, mengosongkan diri. Aroma rajangan pandan wangi berpadu melati dalam reroncen riyaya undhuh-undhuh (hari raya panen). Lesung  berdampingan dengan gamelan siyaga mengiringi ibadah pagi nanti. Bergegas keluar menyadari sendirian dalam gedung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun