Saatnya paket lesung, alu dan lumpang beristirahat dari teknologi peradaban. Setiap zaman memiliki keunggulan teknologinya. Apa yang modern saat ini menjadi kuna di masa berikutnya. Setiap komponen perlu menerima dengan legawa.
Keberadaan lesung, alu dan lumpang menjadi sangat berharga. Salah satu bukti perkembangan peradaban. Kini lebih banyak menghiasi tempat istimewa semacam museum dan kolektor. Beberapa menggubahnya menjadi seni musik lesung atau kothekan. Nada iramanya tetap mengumandangkan tembang syukur.
Alu-lesung dalam budaya
Pasangan lumpang dan alu juga digunakan sebagai simbol kesatuan pria wanita (lingga dan yoni). Simbol yang lekat dengan keagamaan terutama Hindu nuansa Jawa. Saling mengisi bekerja sama mengupayakan kesejahteraan keluarga baik artian sempit maupun luas.
Masa kecil kami, kothekan lesung di malam hari berkaitan dengan gerhana bulan. Mendengar nada kothekan membuat sang buto (raksasa) gusar dan memuntahkan kembali bulan yang ditelannya. Meski tanpa penjelasan ilmiah, namun kami kawula alit patuh pada tradisi.
Musik lesung juga pernah digunakan untuk sabotase. Â Mari simak cerita rakyat Sangkuriang maupun Bandung Bandawasa. Menyadari tanda keberhasilan pembangunan sebagai pemenuhan janji persyaratan sebelum fajar menyingsing, sang peracik cerita membuat siasat melalui kothekan lesung.
Riuhnya kothekan lesung saat lingsir wengi mengguncang tatanan alam, membangunkan sang ayam jantan dari lelap.  ...kukuruyuk....jago kluruk (ayam jantan berkokok) sebelum waktu ndungkap raina dan menggagalkan misi. Kothekan diracik sebagai pengingat kearifan lokal. Memberikan peringatan secara halus  untuk tidak menabrak tatanan sosial.
Sejumput kenangan bertahun lalu berkunjung ke GKJ Mojowarno di Jombang, Jawa Timur. Terdapat tradisi iring-iringan syukur panen yang dikemas menjadi suguhan nasional bahkan internasional, mendulang banyak pengunjung.
Lingsir wengi -- lesung jumaga. Lingsir wengi, jarum jam  baru menunjukkan pk 03 am.... Simbok penulis berbaju putih nekad menghampiri lesung di teras bangunan. Setelah yakin bahwa sosok berbaju putih yang sendirian dalam diam mengamati lesung di teras GKJW Mojowarno itu titah sebangsanya, seorang petugas menyapa ramah dan menyilakan kalau mau masuk ruang ibadah.