Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selingan Belajar di Rumah, Mari Berlagu Dolanan Daerah Nusantara

16 April 2020   17:30 Diperbarui: 6 Mei 2020   11:41 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lagu dolanan daerah (sumber:youtube.com)

Gerak dan lagu,berdendang sambil berekspresi? Disukai oleh para anak, coba yook. Berminggu-minggu buah hati belajar di rumah, lumayan jenuh kadang rewel. Aneka upaya dan kreativitas orang tua dikerahkan. Nah, selingan belajar di rumah, mari berlagu dolanan daerah.

Aneka manfaat loh, mulai dari mengurangi rasa bosan, meningkatkan imun, cinta lingkungan hingga menyemai mimpi bibit pebisnis. Juga bagian nguri-uri budaya luhur.

Lagu dolanan daerah

Setiap daerah memiliki lagu dolanan atau permainan. Biasanya tersusun oleh kosa kata sederhana yang mudah dipahami oleh anak. Pun iramanya dinamis memancing gerakan badan yang menggembirakan.

Sambil melagukan bersama, Opa-oma, kakek-nenek, ibu-bapak, om-tante, kakak-abang bisa mengajak bergerak. Jadilah gerak dan lagu. Sekalian memperkenalkan lagu daerah yang dikenal.

Rasa sumringah dari gerak dan lagu mengait rasa gembira. Hati gembira menstimulir imun kekebalan, meningkatkan sehat. Menjaga stamina sangat dibutuhkan apalagi saat pandemi global ini.

Kegembiraan tidak hanya bagi buah hati loh. Papa-mama, uni-uda, teteh-akang pun sambil nostalgia masa kecil. Membuat tersenyum ceria, menjauhkan rasa bosan.

Lupa nih dengan lagu dolanan daerah. Tidak masalah. Kan tinggal mencari di internet. Mau lirik saja, atau youtube. Bahkan banyak dengan panduan gerakan melalui tarian indah. Bisa dipilih yang sesuai, utamanya mengalihkan suasana jenuh.

Bukan hanya masalah gerak dan lagu loh. Lagu dolanan daerah juga sarana edukasi yang sarat dengan pembelajaran disampaikan tanpa nada menggurui. Tentunya disesuaikan dengan kultur budaya setempat dan usia anak.

Lagu dolanan Pitik Tukung

Lagu dolanan Pitik Tukung dari Jawa, sebagai contoh:

Aku duwe pitik pitik tukung
Saben dina tak pakani jagung
Petok gok gok petok petok ngendhog pitu
Tak ngremake netes telu
Kabeh pitik trondol dol tanpa wulu
Megal megol gol gawe guyu

(Aku punya ayam tukung. Setiap hari ku beri makan jagung. Petok gok gok petok petok bertelur 7. Ku eramkan menetas 3. Semuanya ayam trondol tanpa bulu. Megal megol membuat tertawa)

Lagu dolanan ini sangat indah saat dinyanyikan, iramanya membuat tubuh ingin bergoyang. Nah raut muka menjadi tersenyum, kendor dari kaku. Coba saja dilagukan dengan sikap badan tegak bak upacara, apalagi dengan raut muka dan nada sedih, alamak bakalan ambyar.

Meski disusun dengan lirik sederhana, lagu Pitik Tukung tetap indah. Mengikuti kaidah guru lagu atau pantun, kesamaan bunyi huruf di akhir kalimat. Mari simak ung (u), ung (u), u, u, u, u.

Menurut para ahli budaya lagu dolanan/permainan tidak termasuk kategori tembang. Tembang melibatkan bahasa sastra yang indah. Lah lagu dolanan menggunakan bahasa sederhana.

Mari simak lebih rinci. Lagu dolanan Pitik Tukung mengandung pembelajaran cinta kasih terhadap sesama ciptaan. Pitik atau ayam juga ciptaan Tuhan, mengajak bersyukur kepada Sang Maha Pencipta.

Memiliki peliharaan semisal ayam memerlukan pemeliharaa. Setiap hari diberi pakan berupa jagung. Tanpa pemeliharaan si ayam akan mogok. Pada gilirannya ayam juga memelihara kesehatan manusia. Memberikan telur dan dagingnya yang sedap nikmat.

Ayam mengerami telurnya (dokpri)
Ayam mengerami telurnya (dokpri)
Lagu dolanan ini juga merambah teladan sederhana ilmu biologi. Si ayam bertelur 7. Nah memperkenalkan perkembangbiakan ayam dengan bertelur. Bukan beranak, apalagi disetek atau dicangkok.

Telur perlu dierami oleh induk hingga menetas. Belajar proses. Dari 7 telur hanya 3 yang menetas alias hampir 50%. Mengenal kata berhasil dan belum atau tidak berhasil

Menyisip juga hereditas pewarisan sifat dari genetika. Dari si induk punya 3 ayam trondol alias brondol tanpa bulu. Benih rasa ingin tahu pewarisan sifat dari tetua kepada turunannya.

Lagu dolanan inspirasi dunia bisnis

Industri pakan. "Produksi pakan ternak pada 2020 diprediksi akan tumbuh sekitar 5--6 persen dibandingkan realisasi pada 2019 lalu yang diperkirakan ditutup di angka 19,5 juta ton. Kalangan pelaku industri pakan menyebutkan potensi produksi pada 2020 bisa menyentuh 20,67 juta ton." Demikian kutipan dari ekonomi.bisnis.com

Sejumlah pelaku bisnis raksasa bergerak di bidang penyediaan pakan. Melibatkan begitu banyak serapan tenaga kerja.

Industri DOC. Kini si induk ayam tidak harus mengeram berhari-hari untuk menetaskan telurnya. Kegiatan mengeram diambil alih oleh mesin penetas pada indusri  kuthuk atau anak ayam. Day Old Chick (DOC) merupakan istilah untuk anak ayam yang berumur satu hari.

Industri peternakan bertransformasi dari konvensional menjadi pabrikan. Mencoba meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya. Pakan dan anak ayam umur sehari menjadi bisnis.

Bisa jadi pelaku bisnis ini terinspirasi oleh lagu dolanan Pitik Tukung. Menjadi pelaku bisnis pakan hingga DOC. Duh semoga juga mampu membenahi ambruknya industri ayam di periode sulit ini ya.

Selingan belajar di rumah, yook berlagu dolanan daerah

Nah, kembali ke judul, selingan belajar di rumah, yook berlagu dolanan daerah. Bergembira, bernostalgia, belajar melalui lagu. Tak disadari sedang menyemai mimpi menjadi pelaku bisnis. Estafet  pemelihara kesejahteraan bangsa dari masa ke masa.

Indahnya lagu dolanan daerah. Sahabat pembaca Kompasiana, bersedia berbagi lagu dolanan daerah masing-masing? Lagu dolanan kenangan saat kecil yang inspiratif. Juga sebagai sarana nguri-uri memelihara kebudayaan lokal nan luhur.

Selamat berlagu dolanan daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun