Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyimak Kearifan Lokal Pranata Mangsa Periode Pengharapan

7 April 2020   11:20 Diperbarui: 30 Mei 2020   15:14 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masa kasepuluh, anak burung (sumber:pixabay.com)

Alam takambang jadikan guru, begitu pepatah budaya Minang. Alam lingkungan menjadi guru bagi setiap pembelajar. Periode awal April, alam sekitar menyajikan keindahan yang khas. Mentari pagi cerah, ditingkah cerecet burung meriah, berlatar suara tonggeret tiada henti. Ooh memasuki masa kesepuluh, bagian mangsa pangarep-arep, periode penuh pengharapan.

Periode Pengharapan

Kehidupan merupakan himpunan kejadian atau peristiwa berpasangan. Saat bumi belahan Utara memasuki musim semi, belahan Selatan menikmati musim gugur. Ada peristiwa sakit, esok lusa menjadi sembuh.

Prisma pranata mangsa salah satu kearifan lokal menatanya dengan apik. Ada mangsa udan (musim hujan) berpasangan dengan mangsa terang (musim kemarau). Mangsa panen (periode panen) disandingkan dengan mangsa paceklik (periode keterbatasan pangan).

Begitupun saat mangsa semplah (saat tiada semangat nyaris putus asa) diingatkan pada pasangannya mangsa pangarep-arep, periode penuh pengharapan. Putaran cakra manggilingan menurut para sesepuh. Pengingat tiada keabadian kecuali perubahan.

Prisma Pranata Mangsa (sumber:1001indonesia.net)
Prisma Pranata Mangsa (sumber:1001indonesia.net)
Periode pengharapan (mangsa pangarep-arep) mencakup 3 masa yaitu masa kawolu (ke 8) hingga masa kasepuluh (ke 10). Periode sejak 3 Februari hingga 19 April. Lamanya 88 atau 89 hari bergantung adanya tahun kabisat.

Layaknya membaca alam, setiap masa ditandai dengan perilaku alam yaitu tanaman dan hewan. Flora dan fauna merespon gejala tata alam fisik dengan apik dan sistematik. Mari kita simak narasi alam.

Masa kawolu (ke 8) periode 4 Feb -- 28/29 Feb disebut Rendheng - Pangarep-arep (hujan dan pengharapan). Ditandai dengan perilaku musim kawin bagi kucing. Padi di lahan petani mulai menghijau. Sebagai candra sasmita adalah anjrah jroning kayun (dinyatakannya hasrat isi hati).

Masa kasanga (ke 9) periode 1-25 Maret disebut Rendheng - Pangarep-arep (hujan dan pengharapan). Ditandai dengan perilaku tonggeret bernyanyi nyaring saling memikat pasangan. Padi di lahan petani mulai berbunga. Sebagai candra sasmita adalah wedharing wacana mulya (bergemanya suara-suara mulia).

Masa kasepuluh (ke 10) periode 26 Maret -- 18 April disebut Mareng - Pangarep-arep (peralihan ke musim kemarau dan pengharapan). Ditandai dengan perilaku banyak hewan kecil bunting hingga telur burung menetas. Padi di lahan petani mulai menguning. Sebagai candra sasmita adalah gedhong mineb jroning kalbu (gedung terperangkap dalam kalbu).

Mari sahabat pembaca kompasiana perhatikan sejenak pertanda alam. Cerecet keriangan burung di pagi hari yang sangat jinak di pekarangan. Simponi nyanyian tonggeret terdengar rampak. Fauna sekitar kita menyambut setiap musim dengan perilakunya. Penegas periode pengharapan dengan tetap bekerja penuh sukacita.

Periode Pengharapan 2020

Periode mangsa pangarep-arep (masa pengharapan) 2020, rentang 3 Februari hingga 19 April 2020. Mari simak pertanda alam dan aneka peristiwa. Salah satu yang menyita perhatian adalah masa pandemi Covid-19. Mulai dari maraknya penyebaran hingga penetapan tatanan masyarakat dalam bertindak.

Bagaimana respon masyarakat baik lokal, regional hingga global? Mulai dari mendengar, berebut berbagi berita hingga aneka kepanikan. Berebut alat perlindungan diri, persediaan pangan memperdalam kesenjangan. Pada sisi lain terbangunnya empati rasa saling sepenanggungan. Dinamika dari adab berpengharapan.

Perilaku masa ke 8,  anjrah jroning kayun (dinyatakannya hasrat isi hati) sangat terasa. Mari simak alur berita media masa. Setiap komponen menyatakan hasrat isi hati. Variasi cara menyatakan hasrat dari yang bergelora hingga santun senyap. Setiap sendi pilar kehidupan meracik cara mulai dari pendidikan, usaha UMKM hingga kesehatan. Teknologi informasi digunakan untuk menyesuaikan tujuan dan situasi lingkungan.

Bagaimana dengan ruh masa ke 9? Wedharing wacana mulya (bergemanya suara-suara mulia) bergaung di seantero negeri bahkan jagad raya. Naluri diri menggemakan suara tak terbendung. Ada adu argumentasi, saling unjuk keunggulan dalam berperan. Ada friksi, ada negosiasi hingga harmonisasi. Kembali ini adalah dinamika masa berpengharapan. Alam lingkungan menatanya menuju keseimbangan selama tanpa rekayasa.

Kini adalah masa kesepuluh, potongan akhir dari peridode berpengharapan, saatnya wujud pengharapan semakin nyata. Gedhong mineb jroning kalbu (gedung terperangkap dalam kalbu). Menetasnya anakan teknologi penanganan permasalahan yang berpengharapan. Teknologi yang selaras dengan lingkungan. Saatnya meredam berebut suara. Saling mendengarkan dalam kearifan. Belajar menyimak kearifan lokal leluhur.

Kepanikan dibarengi dengan ketaatan. Regulasi digulirkan dan dijalankan dengan tetap mengindahkan nilai kemanusiaan. Bila prisma pranata mangsa mengindikasikan pertengahan April adalah berbuahnya pengharapan. Tentunya begitu pula harapan kita akan masa pertengahan April 2020 ini.

Menyimpan mutiara pembelajaran selama masa ke 8-10. Mendengar, menyaring hingga merespon warta. Memadu empati, menetapkan prioritas, menempatkan keakuan dalam proporsi kebersamaan. Perjuangan belum selesai, namun setiap komponen telah menyerap pembelajaran.

Bersama mari menghayati dan mengisi periode pengharapan. Menyambut masa berikutnya dengan semakin kaya strategi dan hati, dengan bekal masa sebelumnya. Penegas periode pengharapan dengan tetap bekerja penuh sukacita disesuaikan dengan suasananya. Karena sukacita tidak dipengaruhi oleh lingkungan namun energi hati.

Terima kasih nyanyian tonggeret, cerecet burung yang berpadu dengan flora di pekarangan mini. Peksi ngoceh mawurahan (burung berkicau bersahutan) tebarkan aura semangat pengharapan. Menginspirasi, memberikan pembelajaran.  Selamat memelihara hidup berpengharapan.

Catatan: disajikan ulang di blog pribadi dengan penyesuaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun