Sahabat pembaca Kompasiana suka menikmati foto lanskap? Hanya menikmati, bukan pengambil foto langsung. Eh tidak hanya indah loh. Minimal 5 keuntungan menikmati lanskap dari memanjakan mata, syukur hingga menaikkan mood. Menjaga imun atau kekebalan tubuh juga. Mari simak narasinya.
Awalnya saya memahami kata foto lanskap dengan sangat lugas. Foto yang diambi dengan posisi kamera mendatar, perbandingan sisi lateral atau horisontal yang dominan dibanding sisi vertikal. Atau foto yang diambil dengan penataan fitur kamera lanskap.
Menyimak dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) inilah arti kata lanskap. Tata ruang di luar gedung (untuk mengatur pemandangan alam). Mencakup lanskap alam yang belum pernah dijamah oleh manusia. Maupun lanskap kultur yang telah dipengaruhi oleh manusia.
Begitupun kita mengenal foto lanskap alam. Bentang alam yang direkam secara sengaja melalui kamera. Skala sebagian hingga tanpa batas tergantung kemampuan kamera dan selera. Lanskap kultur, campur tangan karya manusia memodifikasi bentang bumi dalam hamparan bertema tertentu.
Sebagai simbok yang memiliki kesenangan blusukan namun memiliki sangat banyak kendala, saya sangat suka menikmati foto lanskap. Hendak menyebut hobi dolan koq tanpa modal biaya dan tenaga. Bersyukur kini banyak sahabat fotografer yang bermurah hati memajang karya foto untuk dinikmati bersama.
Betul-betul hanya menikmati dari aneka lini medsos. Begitu banyak foto lanskap yang dipajang. Lah menikmati saja sangat menyenangkan, apalagi yang hobi fotografi lanskap ya. Pastinya menantang adrenalin dan kepiawaian.
Kartu pos itu yang sering terbayangkan saat menikmati foto lanskap. Juga kalender yang suka menampilkan foto lanskap bertema. Begitupun majalah pariwisata dan penerbangan memanjakan pembacanya dengan parade foto lanskap.
5 Keuntungan Menikmati Foto Lanskap
Satu, menghadirkan rasa santai. Memandang foto lanskap alam dengan rasa tegang, apa enaknya? Saat menikmat foto lanskap, secara perlahan syaraf dan otot mengendur, menggantikan ketegangan menjadi rasa santai.
Santai di fisik maupun santai di pikiran. Sinergi antara hasil pandangan mata melihat foto, menstimulir pikiran. Otak memerintahkan tubuh memproduksi sistem rasa santai. Terapi foto lansekap meredam ketegangan.
![Musim gugur (sumber: pixabay)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/31/nature-4560789-960-720-5e82e975d541df270c6c0d54.jpg?t=o&v=770)
Dua, meningkatkan rasa cinta alam. Foto lanskap alam membekukan kebesaran bentang bumi dalam bidang datar dan diam statis. Semisal jajaran gunung aneka ketinggian, aneka bentuk puncak.
Selalu kagum dengan para sahabat pecinta alam pendaki gunung yang menceritakan keindahan bentang bumi terlihat dari ketinggian. Tidak kuat mendaki bukan halangan untuk memupuk rasa cinta alam. Mari pandang foto lanskap alam.
![Gunung berapi Jawa Tengah (sumber: pixabay)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/31/gunung-berapi-jateng-pixabay-5e82eb20097f360504613662.jpg?t=o&v=770)
Tiga, meningkatkan rasa syukur. Menikmati kebesaran alam melalui foto lanskap. Membuat diri tertunduk. Betapa kecil manusia dalam karya Tuhan yang Agung.
Mengasah penerimaan diri dalam keeratan hubungan dengan alam dan pencipta. Memoles kecerdasan eksistensi tentang pemaknaan hakekat hidup. Mengapa, untuk apa yang mengarah pada pembentukan hidup bermakna.
![Lanskap Rawa Pening (foto: Dhave.id)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/31/img-6105-foto-by-dhave-id-5e82e9f5d541df39ab62a7a2.jpg?t=o&v=770)
Empat, mengasah impresi. Impresi berkenaan dengan kesan, dipengaruhi oleh indra dan merasuk pada pikiran ataupun perasaan. Untuk foto lanskap yang memancing adalah indra penglihatan. Dari penglihatan diolah oleh pikiran menghasilkan perasaan tertentu.
![Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat (sumber: bombasticborneo.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/31/bukit-kelam-permai-sintang-kalimantan-barat-indonesia-5e82ea3cd541df06780c4e24.jpg?t=o&v=770)
Memandang foto lanskap dengan obyek yang sama akan menghasilkan impresi yang berbeda bagi setiap penikmatnya. Sesi ini juga sering digunakan untuk berlatih memancing impresi. Sharing impresi setiap peserta menjadi dasar pemahaman bahwa setiap pribadi unik. Menjadi kemampuan pemahaman interpersonal saling menerima.
Lima, memelihara mood. Mood berkaitan dengan suasana hati. Ada kalanya kita tergelincir pada suasana buruk. Aneka penyebabnya. Untuk mengembalikannya ke suasana hati yang baik orang menempuh aneka cara.
Salah satunya adalah menikmati foto lanskap. Meresapi keindahan bentang alam, mensyukuri berkat pemeliharaan. Membayangkan kegigihan sang pengambil foto, Semisal foto matahari terbit, berarti fotografer dan pemuja fajar rela berdingin ria di gunung. Semua membangkitkan kembali mood, suasana hati baik.
![Fajar dari Sikunir (sumber: goodnewsfromindonesia.id)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/31/paket-wisata-murah-ke-bukit-sikunir-goodnewsfromindonesia-id-5e82eaecd541df631220f4a2.jpg?t=o&v=770)
Apresiasi kepada fotografer landskap
Akhirnya, terima kasih kepada setiap sahabat fotografer yang bermula dari hobi hingga profesi menyuguhkan foto lanskap. Mengolah kecerdasan estetika menjadi sajian. Baik lanskap alam maupun kultur budaya. Kecintaan, kedisiplinan atas waktu, kepiawaian dan niat suka berbagi, membuat kami dapat menikmatinya.
Menghadirkan rasa santai, meningkatkan rasa cinta alam, menggugah syukur, mengasah impresi, dan memelihara mood. Selamat menikmati ataupun berbagi foto lanskap.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI