Melintasi Magelang, persis di perbatasan Kecamatan Salam dan Kecamatan Muntilan, kita melewati jembatan Kali blongkeng. Menoleh ke kiri (dari arah Salam) terlihat taman nan cantik. Bertajukkan Taman Seribu Cinta.
Menelisik sejenak, tatanan taman apik, sungai dengan aliran jernih. Sungguh seribu cinta untuk Kali Blongkeng. Mari simak narasi dari sisi penikmat sungai. Merangkum aspek keindahan, peran dalam aliran lahar dingin hingga mitos penyertanya.
Taman Seribu Cinta
Tak tersisa wajah jembatan Blongkeng yang dulunya tempat pembuangan sampah nan kumuh. Onggokan sampah awalnya memenuhi bantaran sungai hingga delta, daerah endapan pasir di tengah sungai.
Kerja keras Dinas Lingkungan Hidup dan warga sekitar mengubah wajah kumuh menjadi taman indah. Sinergi luar biasa dari aspek teknis fisik dan sisi sosial budaya masyarakat lokal.
Fokus pandangan terarah ke bawah jembatan Blongkeng. Aliran sungai melewati DAM dengan dua tingkat. Aliran dari hulu dihambat oleh penghalang datar, dicurahkan melalui terjunan pendek. Diterima lagi oleh aliran datar dan dilanjutkan dengan terjunan.
DAM sebagai penata kecepatan aliran sungai agar daya gerusnya berkurang hingga batas lebih aman. Dari aspek lansekap taman, bangunan terjunan ini dimanfaatkan sebagai salah satu fokus keindahan.
Tersedia aneka formasi tempat duduk di bagian tebing yang ditata berundak ini. Pengunjung juga dapat menikmati aneka tanaman hias. Terlihat aneka warna Coleus si daun iler. Portulaca si krokot hias aneka warna.