Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Bertanam Teknik Kokedama bersama Generasi Z

24 Februari 2020   20:02 Diperbarui: 24 Februari 2020   19:58 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gen Z riang mengeksplor kebun (dok pri)
Gen Z riang mengeksplor kebun (dok pri)
Saatnya mereka menyimak penjelasan oleh sahabat kebun, beliau pakar urban farming. Gaya menyimak yang berbeda sesuai dengan zamannya. Tak banyak yang mengeluarkan notes dan pena. Saatnya merekan dengan gawai sehingga bisa digunakan sebagai pendamping saat berlatih sendiri.

Bersama guru pendamping di kebun (dok pri)
Bersama guru pendamping di kebun (dok pri)
Saatnya praktik bersama. Tak segan mereka turun dari kursi, duduk di lantai. Meski dibagikan sarung tangan plastik untuk mengawal mereka yang risih dengan tanah, banyak loh yang menjamah tanah langsung.

Mendengarkan penjelasan dari pakar urban farming (dok pri)
Mendengarkan penjelasan dari pakar urban farming (dok pri)
Tidak hanya para siswa, beberapa guru juga terlibat langsung praktik. Sekalian untuk bekal saat mengisi kegiatan di sekolahnya. Terjadi suasana belajar bersama yang menyenangkan.

Belajar teknik kokedama yook (dok pri)
Belajar teknik kokedama yook (dok pri)
Ditengah maraknya berita kekurang harmonisan hubungan siswa guru, melalui saling lapor, pukul pecat, sejuk menyimak suasana pelatihan. Murid berangkat dengan kawalan guru.

Momen menyentuh, kasih sayang ibu guru (dok pri)
Momen menyentuh, kasih sayang ibu guru (dok pri)
Momen menyentuh saat seorang siswi berlatih, ujung jilbabnya menjuntai dan berpotensi kotor. Dengan kasih ibu guru, mengikatkannya di belakang, sang siswi tersenyum berterima kasih, lanjut bekerja. Pembelajaran di ranah kognitif, psikomotorik hingga afektif. Edukasi bagian dari humaniora.

Agribisnis dan hobiis kokedama

Salah satu pelaku agribisnis kokedama adalah Ibu Dwi Lily Indayani, dari Malang. Alumnus S2 Universitas Della Calabria Italia, beliau mendirikan rumah produksi Creative Kokedama. Beliau berkreasi dan berinovasi dengan material lokal.

Kegiatan agribisnis berorientasi pada produk barang dan jasa. Agribisnis kokedama menyentuh keduanya secara bersamaan, menjual keindahan, jadilah jasa estetika. Penghargaan atas produk mencakup kerumitan dan keunikan.

Kreativitas membuat pelakunya menyesuaikan produk dengan momen. Semisal saat Natal beliau menjual karya yang bernuansa Natal. Kepada Suryamalang.com, Ibu Dwi menyatakan omzetnya sampai Rp 20 juta per bulan.

Untuk kokedama anggrek bulan (Phalaenopsis) mari simak karya Ibu Lois, pyayi Solo yang bermukim di Australia. Beliau menggunakan kantong jala yang diisi media tanam anggrek. Kemudian dibalut moss hingga rapi.

Kokedama anggrek bulan (Foto by ibu Lois)
Kokedama anggrek bulan (Foto by ibu Lois)
Unsur fungsional kebutuhan tanaman dipadu dengan estetika keelokan. Hasilnya, olala sang anggrek bulan mempersembahkan tangkai penuh kuntum. Sajian lengkapnya dapat dicermati di blog beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun