Suasa kebun hari ini terasa berbeda. Bertambah ceria dengan kehadiran para siswa SMA dan SMK. Mereka hadir untuk mengikuti pelatihan bertanam teknik kokedama. Mari simak kiprah generasi Z saat berkebun.
Mengenal bertanam teknik kokedama
Teknik bertanam juga mengikuti perkembangan zaman laiknya suatu mode fashion maupun gawai. Nah kali ini akan diulas bertanam dengan teknik kokedama. Bermula dari negara Jepang, kini banyak diadopsi oleh para pelaku urban farming.
Kosa kata koke bermakna moss atau lumut, sedangkan dama adalah bola. Secara harafiah, kokedama merujuk pada bentuk bola lumut. Bertanam dengan media yang dibalut lumut tanpa wadah ataupun pot.
Menjadi alternatif menanam tanaman hias di dalam rumah menjadi lebih indah. Tampilan rapi eksotis. Gilirannya, selama ada permintaan menjadi peluang bisnis inovatif.
Tak hanya lumut, kini digunakan media lain. Semisal media serabut kelapa (coco fiber) yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar. Terjadi proses ATM, amati, tiru dan modifikasi. Jadilah serabut kelapa dama atau bola serabut, tetap dengan sebutan kokedama untuk menudahkannya.
Belajar Bertanam Teknik Kokedama Bersama Generasi Z
Para siswa yang datang belajar bersama adalah bagian dari generasi Z yang lahir di rentang masa 1995-2010. Kini berada di usia 10-25 tahun. Mereka belajar didamping oleh teruna kebun yang juga berada pada generasi yang sama. Transfer pengetahuan dan ketrampilan segenerasi.
Cukup banyak peserta yang mendaftar, sehingga dibagi menjadi 2 kloter. Berasal dari sekolah SMA dan SMA wilayah Salatiga, Ambarawa, hingga Temanggung. Hadir didampingi oleh guru sekolah.