Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Merakit "Healing Garden" di Pekarangan Mini

2 Februari 2020   12:41 Diperbarui: 3 Februari 2020   00:01 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen benih pare (Dokumentasi pribadi)

Bagi seorang naturalis, alam sekitar menjadi sumber inspirasi. Sarana relaksasi dan proses memelihara kesehatan. Istilah healing garden menjadi bagian gaya hidup sehat.

Selama ini healing garden merujuk pada taman dengan bentang alam yang lumayan luas dan bervariasi. Tanpa label khusus, namun memiliki rasa yang berfungsi healing (menyembuhkan). 

Taman di mana pengunjungnya dapat melepaskan rasa stress. Beraktivitas memelihara kebugaran dan menghirup udara segar. Tersedia ruang-ruang untuk menenangkan pikiran, memupuk bibit damai.

Tidak hanya masalah tempat, merambah ke kegiatan. Semisal Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta secara rutin menyelenggarakan acara healing garden. Bertempat di halaman atau taman rumah sakit yang asri apik.

Pesertanya ada pasien rawat jalan, pasien rawat inap yang berkenan. Ada yang datang dengan kursi roda hingga bed dorong. Pasien di bangunan tingkat atas seputar taman dapat mengikutinya dari teras.

Petugas memandu acara dengan santai, ada olahraga sangat ringan. Saling bincang antar pasien, pendamping dan petugas kesehatan. Hingga sumbangan alunan suara emas dari keluarga pasien.

Lah itu tentang taman yang luas. Fasilitas taman di rumah sakit. Bagaimana menghadirkan healing garden di pekarangan kita masing-masing. Termasuk yang berukuran mini hingga tanpa kebun.

Mengambil sisi yang berbeda, saya mengulik merakit "Healing Garden" dari pendekatan proses. Seseorang atau keluarga yang memiliki keinginan hingga upaya mewujudkan garden, memulai proses healing/penyembuhan.

Variasi garden mulai dari taman bertema, kumpulan beberapa pot tanaman, hingga sejumlah pot yang digantung atau diletakkan di sana-sini. Gairah dan semangat yang memancar saat merancang hingga memelihara, bukankah ini juga bagian dari proses healing?

1. Tidak memiliki kebun luas? Mari bertanam dalam pot maupun paralon. Menyemaikan rasa menerima keterbatasan yang ada. Termasuk keterbatasan fisik dengan tetap mengupayakan manfaat. Penyembuhan melalui penerimaan diri.

Bertanam slada di pot, menerima keterbatasan dengan suka cita (Dokumentasi pribadi)
Bertanam slada di pot, menerima keterbatasan dengan suka cita (Dokumentasi pribadi)
Segarnya panenan selada sehat saat berkebun, hasilnya juga daun sehat. Dapat dipanen dengan cara digunting sesuai kebutuhan, sehingga umur panen menjadi panjang. Begitupun panen kangkung dari pot di atas penyangga pagar.

Kebun kangkung kami (Dokumentasi pribadi)
Kebun kangkung kami (Dokumentasi pribadi)
Begitupun membuat sambal dari cabai panenan sendiri menghasilkan rasa puas. Belajar mensyukuri setiap berkat. Tak ada berkat berukuran kecil, semua sama pedasnya, sama nikmatnya.

Berkat lombok dari pot (Dokumentasi pribadi)
Berkat lombok dari pot (Dokumentasi pribadi)
Menikmati pertumbuhan tanaman pakcoy menghadirkan rasa santai. Ooh hidup ini ada yang memelihara dengan elok. Tertawa lebar saat menikmati panenan. Tersenyum ikhlas berbagi saat beberapa daun dilalap belalang.

Sukacita panen pakchoy dari paralon (Dokumentasi pribadi)
Sukacita panen pakchoy dari paralon (Dokumentasi pribadi)
2. Belajar dari kembang morning glory. Tumbuh mudah disebar biji numpang di pot sayur, merambat ke pagar. Setiap pagi menyembulkan keceriaan, siang hari menggulung. Ooh semua ada waktunya, meski singkat memberi makna, meninggalkan biji untuk generasi berikutnya.

Bertanam morning glory di pagar (Dokumentasi pribadi)
Bertanam morning glory di pagar (Dokumentasi pribadi)
3. Kala tembok-tembok tinggi tetangga kiri, kanan, belakang meminimalkan sinar matahari yang masuk ke teras, usah mengeluh. Mari pilih tanaman yang menyukai intensitas cahaya terbatas. Mau coba anggrek bulan?

Setangkai anggrek bulan ungu (Dokumentasi pribadi)
Setangkai anggrek bulan ungu (Dokumentasi pribadi)
Setiap rumpun mempersembahkan tandan bunga yang memiliki umur pajang lama 2-3 bulan. Inilah salah satu alasan saya yang pemalas untuk memilihnya. Mau yang gradiasi ungu maupun kuning.

Tidak selalu mulus. Ada kalanya kuntum bunga cantik juga terluka oleh hama. Setiap ciptaan adalah indah.

Anggrek bulan, terluka tetap tegar (Dokumentasi pribadi)
Anggrek bulan, terluka tetap tegar (Dokumentasi pribadi)
4. Sayang lah ada tomat di kulkas membusuk. Mari sebar di pojokan hingga tumbuh subur di pot. Menarik loh menikmati pertumbuhan sedompol yang berisi sepasang tomat. Mereka berkembang persama.

Menghijau berdua (Dokumentasi pribadi)
Menghijau berdua (Dokumentasi pribadi)
till harvest do as part....(Dokumentasi pribadi)
till harvest do as part....(Dokumentasi pribadi)
Olala, kecepatannya berbeda, dari menghijau berdua. Lalu salah satu semburat pasangan menghijau. Hingga pasangan merah-semburat. Akhirnya panen jua yang memisahkan mereka hingga disusul panenan tersisa. Seolah menyeru saling mendukung 'till harvest do as part, hehe..

5. Pare..ogah ah, kan pahit. Jalan cerita kebun yang sama. Mbak di rumah, sayang membuang pare dari pasar yang terlalu tua. Ternyata berhasil tumbuh.

Panen pare di pojokan (Dokumentasi pribadi)
Panen pare di pojokan (Dokumentasi pribadi)
Perjuangan dari membuang bunga muda hingga menyembulkan buah hijau muda. Mari panenan pertama untuk Mbak yang nanam, panenan kedua untuk yang punya kebun. Panenan ketiga disepakati untuk benih. Pare merambat mengajarkan hidup yang berbagi.

Panen benih pare (Dokumentasi pribadi)
Panen benih pare (Dokumentasi pribadi)
Merakit "healing garden" di pekarangan mini tidaklah sulit. Dari contoh di atas minimal menumbuh kembangkan rasa: menerima keterbatasan yang ada, meski singkat memberi makna, usah mengeluh, saling mendukung dan hidup yang berbagi. Bukankah ini semua juga pemaknaan proses healing?

Selamat merakit healing garden di pekarangan mini. Selalu semangat berproses dalam penyembuhan. Terkhusus buat setiap pembaca yang memerlukan proses healing. Salam sehat

Catatan: artikel ini sebagai wujud dukungan untuk para sahabat pegiat komunitas pejuang kanker. Dukungan yang secara global diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia 4 Febuari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun