Bagi seorang naturalis, alam sekitar menjadi sumber inspirasi. Sarana relaksasi dan proses memelihara kesehatan. Istilah healing garden menjadi bagian gaya hidup sehat.
Selama ini healing garden merujuk pada taman dengan bentang alam yang lumayan luas dan bervariasi. Tanpa label khusus, namun memiliki rasa yang berfungsi healing (menyembuhkan).Â
Taman di mana pengunjungnya dapat melepaskan rasa stress. Beraktivitas memelihara kebugaran dan menghirup udara segar. Tersedia ruang-ruang untuk menenangkan pikiran, memupuk bibit damai.
Tidak hanya masalah tempat, merambah ke kegiatan. Semisal Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta secara rutin menyelenggarakan acara healing garden. Bertempat di halaman atau taman rumah sakit yang asri apik.
Pesertanya ada pasien rawat jalan, pasien rawat inap yang berkenan. Ada yang datang dengan kursi roda hingga bed dorong. Pasien di bangunan tingkat atas seputar taman dapat mengikutinya dari teras.
Petugas memandu acara dengan santai, ada olahraga sangat ringan. Saling bincang antar pasien, pendamping dan petugas kesehatan. Hingga sumbangan alunan suara emas dari keluarga pasien.
Lah itu tentang taman yang luas. Fasilitas taman di rumah sakit. Bagaimana menghadirkan healing garden di pekarangan kita masing-masing. Termasuk yang berukuran mini hingga tanpa kebun.
Mengambil sisi yang berbeda, saya mengulik merakit "Healing Garden" dari pendekatan proses. Seseorang atau keluarga yang memiliki keinginan hingga upaya mewujudkan garden, memulai proses healing/penyembuhan.
Variasi garden mulai dari taman bertema, kumpulan beberapa pot tanaman, hingga sejumlah pot yang digantung atau diletakkan di sana-sini. Gairah dan semangat yang memancar saat merancang hingga memelihara, bukankah ini juga bagian dari proses healing?
1. Tidak memiliki kebun luas? Mari bertanam dalam pot maupun paralon. Menyemaikan rasa menerima keterbatasan yang ada. Termasuk keterbatasan fisik dengan tetap mengupayakan manfaat. Penyembuhan melalui penerimaan diri.