Walah judulnya, khas amat. Artikel ini sebagai dukungan bagi event yang sedang digarap komunitas Semarkutiga. Sekaligus penggelora semangat buat sahabat-sahabat pejuang kanker. Dukungan yang dinyatakan dengan peringatan Hari Kanker Sedunia, setiap tanggal 4 Februari.
Mendapatkan pernyataan hasil serangkaian diagnosis dari dokter dengan satu kata kanker, rasanya cukup merontokkan semangat. Terbayang aneka tindakan semisal operasi, radioterapi, kemoterapi baik secara tunggal maupun kombinasinya.
Radioterapi merupakan salah satu tindakan pengobatan kanker. Menggunakan radiasi dengan sasaran spesifik yang dapat merusak sel maupun jaringan yang terindikasi kanker. Dilakukan pada sejumlah rumah sakit yang memiliki peralatan dan kompetensi tersebut.
Sebutan pejuang kanker saya sematkan, karena sesungguhnya setiap pasien yang terindikasi kanker, apapun jenisnya, mari siap berjuang. Tidak hanya yang bersangkutan, namun sekaligus keluarga terdekatnya. Â
Nah, artikel ini mengulas ... tips bagi pejuang kanker menjalani radioterapi dengan semangat. Sahabat pembaca Kompasiana dapat menambahkannya sebagai wujud dukungan kasih.
Pertama (1), mari yakini bahwa tindakan radioterapi ini menjadi bagian dari lantaran berkat kesembuhan. Suatu keyakinan akan menumbuhkan harapan, harapan menuntun ketekunan dan kesabaran berusaha. Menjadi kekuatan saat semangat agak mengendur.
Radioterapi meliputi radiasi eksternal, radiasi internal (Brachytherapy) dan radiasi sistemik. Artikel ini lebih menyorot pada sahabat pejuang kanker yang mengikuti radiasi eksternal.
Memelihara semangat menjadi salah satu kuncinya. Mengingat program radioterapi bukanlah instan. Semisal program 25 kali penyinaran eksternal, dilaksanakan 5 hari kerja setiap minggunya. Berarti akan berlangsung selama minimal 5 minggu tanpa hari Sabtu, Minggu dan hari libur Nasional. Apalagi bila programnya lebih panjang.
Kedua (2), mari lakukan dengan hati yang gembira. Walah, mana bisa? Tubuh sedang sakit, hati senantiasa dikejar pertanyaan tentang kanker, koq diminta bergembira. Hati yang gembira adalah obat.
Mari ramu resep gembira yang khas bagi setiap sahabat pejuang. Tahapan awal radioterapi adalah pembuatan pola pada bagian tubuh sasaran radioterapi. Dibuat gambar batas area yang harus senantiasa dijaga kering.
Durasi penyinaran tidak lama hanya beberapa menit. Yang sangat lama proses ngantrinya. Serasa tubuh dilingkupi peralatan khusus. Dampak dari penyinaran adalah kulit bagian tubuh yang disinar gosong.
Mulai membayangkan proses yang seram? Mari pikiran kita pola. Melihat wujud dasar peralatan penyinaran dibayangkan sebagai peralatan di salon kecantikan. Gosong menjadi semacam tanning.
Berangkat radioterapi dengan berujar: "haloo, siap nyalon edisi kesekian belas". Atau, "nyalon edisi kesekian kelar, tanda pencoklatan mulai terlihat jelas". Saat itulah sahabat pejuang kanker menguarkan energi positif bagi diri sendiri maupun keluarga terdekat.
Memang tidak mudah kawan, namun bukan berarti tidak bisa. Tubuh kita mengikuti hati dan pikiran kita. Saat di perjalanan menuju radioterapi mendapat tilpun dari sahabat, bisa bilang maaf saya sedang ikut penyegaran di blabla.
Paket rawat inap pun bisa kita polakan mengikuti paket 6D5N. Mari sesuaikan dengan kebiasaan dan kesukaan kita. Mungkin yang saya tuliskan terasa koq menyederhanakan, "mengecilkan masalah". Bukan itu utamanya, merakit rasa gembira yang menjadi energi positif penyembuhan.
Ketiga (3), menjaga stamina dalam hal ini hemoglobin, trombosit, eritrosit dan leukosit. Setiap usai 5 kali penyinaran, sahabat pejuang kanker akan diminta periksa darah ke laboratorium. Tindakan penyinaran berikutnya tergantung dari hasil laboratorium.
Ikut merasakan sedih saat sahabat pejuang kanker mengatakan, tunda jadwal penyinaran karena rapor belum lulus. Artinya bisa jadi perlu transfusi atau tindakan lain sesuai hasil laboratorium.
Untuk itu menjaga stamina adalah mutlak. Mari ikuti saran arahan dokter. Mengkonsumsi antioksidan vitamin C alami salah satunya. Mari dipilih yang sesuai dengan tubuh kita. Biasanya akan banyak sekali masukan dari kerabat. Pakai A, B, C hingga Z.
Sangat perlu mengkaji dan menyesuaikan dengan respon pribadi, setiap individu tubuhnya unik. Sebagai contoh saya sertakan konsumsi jus bit secara rutin, mampu menjaga nilai hemoglobin, trombosit, eritrosit dan leukosit darah di atas ambang normal. Sekali lagi, setiap indivudu berbeda.
Beberapa sahabat pejuang kanker dari luar kota harus tinggal di sekitar RS. Entah tinggal di hotel, rumah saudara hingga di rumah singgah. Hanya keyakinan radioterapi sebagai bagian berkat yang dijalani dengan hati gembira yang memampukannya.
Keempat (4), tetap melakukan kegiatan produktif dan hobi. Kegiatan produktif keseharian dan hobi adalah sumber sukacita yang tiada batas. Pada saat menjalani radioterapi hal tersebut tetap dapat dilakukan, tentunya dengan pengaturan porsi yang sesuai.
Sahabat pejuang kanker tetap dapat menjalankan transaksi bisnis dengan aneka dukungan teknologi. Para sahabat pengambil keputusan penting tetap dapat melakukan meeting sambil antri menunggu penyinaran semisal dengan video call conference. Mari pilih sudut ruang tunggu yang pas agar tidak terganggu dan mengganggu sekitar.
Bertemu beberapa sahabat pejuang kanker yang bekerja sebagai ASN. Beliau bisa memilih jadwal penyinaran usai jam kerja. Atau bila mendapat jadwal jam layanan pagi, hanya perlu izin beberapa jam. Intinya masih tetap bisa bekerja dengan penyesuaian.
Bagi seorang pengajar, lebih mudah lagi. Mengajak bimbingannya, melayani bimbingan saat di perjalanan ataupun saat menunggu. Malah sekalian sebagai teman. Energi positif yang sahabat rambatkan semoga memacu semangat klien yang dilayani.
Melakukan kegiatan produktif, membuat sahabat pejuang kanker tidak selalu fokus pada sakitnya. Merasa tetap berdaya guna dalam keterbatasannya. Tentunya sekali lagi disesuaikan dengan tingkatan rasa sakit dan beban pekerjaan.
Menjalankan hobi selama program radioterapi, mengapa tidak? Selama disesuaikan dengan kondisi dan mengikuti kaidah maupun etika. Semisal, hobi fotografi. Perjalanan menuju rumah sakit dan dinamika seputar radioterapi menarik diabadikan. Tentunya ada etika mana yang boleh dan tidak boleh difoto.
Lah, hobi menulis, sangat dapat dijalankan. Mau bersifat reportasi dengan keutamaan kaidah reportase 5W1H tentunya dibarengi dengan data dan fakta yang valid. Interes yang disalurkan secara positif. Atau menyajikannya dalam bentuk opini.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah saat mengenapkan tulisan. Agar interes pribadi yang bisa jadi bersifat subyektif dapat difilter dengan benar tidak mengaburkan esensi. Tulisan menjadi bermanfaat buat sesama.
Fill your veins with medicines, fill your heart with love, fill your mind with determination and fill your soul with hope so that cancer has no place to stay in your life. Quote yang sering diberikan kepada pejuang kanker.
Nah, sahabat pejuang kanker yang sedang menjalani radioterapi, mari tetap semangat. Empat tips mencakup: meyakini radioterapi sebagai bagian berkat, hati gembira, menjaga stamina, tetap melakukan kegiatan produktif dan hobi. Salam sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H