Warna indigo atau biru didapat dari hasil fermentasi daun Tarum melalui perendaman. Untuk efektivitas dilakukan pemekatan hingga cairan pekat, pasta bahkan serbuk dengan tingkat rendemen berbeda.
Untuk keperluan teknis, Mbak Nita Kenzo dari Galeri Batik Jawa, mempergunakan materi wujud pasta. Untuk produk serbuk, tersedia Gama Blue ND (Gadjah Mada Blue Natural Dye) hasil penelitian dari UGM.
Pewarna alam indigo juga lekat dengan tenun dari daerah Sumba. Para penenun yang umumnya wanita mempergunakan pewarna alam dari pekarangan maupun hutan sekitar.Â
Dikenal beberapa mama master indigo karena kepiawaiannya meracik komposisi warna Indigo. Menyimaknya dari video Mbak Liza Monalisa.
Indigofera (Tarum) Pakan Ternak
Tumbuhan Indigofera sp. yang secara umum disebut Tarum mencakup banyak spesies. Diantaranya Indigofera tinctoria, Indigofera arrecta, dan Indigofera zollingeriana.
Menurut kajian Badan Litbang Pertanian, Indigofera sp. potensial dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak. Memiliki kandungan protein kasar 27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan fosfor 0,18%.
Pelaku agrobisnis bidang peternakan menyebut Indigofera sp. sebagai pakan ternak murah dan berkualitas. Beberapa sudah memodifikasi menjadi wujud pelet maupun konsentrat.
Harmoni Ternak-Tenun Melalui Hijauan Tarum
Menyimak kepingan informasi ternak-tenun, pewarna alam indigo, Indigofera sp. sebagai pakan ternak tersusun harmoni. Bagaimana kejayaan ternak menginspirasi karya tenun. Tenun didukung oleh pewarna alam yang tersedia di sekitar.
Harmoni yang akan mendorong upaya budidaya secara aktif. Tidak hanya sekadar memanfaatkan alam. Penanaman Indigofera sp. menjamin ketersediaan pakan. Penanaman Indigofera tinctoria menjamin ketersediaan bahan dasar pewarna alam.