Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ilusi Angsana, Hujan "Emas" di Nusantara

7 November 2019   21:48 Diperbarui: 7 November 2019   22:02 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karpet hasil hujan 'emas' angsana (dok pri)

Bagaimana bila ditebang? Mari dikaji, untuk peremajaankah? Penggantian dengan tanaman lain, adakah setara kemampuannya dalam menyerap karbon dioksida dan penyerapan-penguapan air? Pastinya banyak pakar yang menyediakan data ekologisnya.

Angsana menjadi perlambang musim senantiasa bergulir menyuguhkan  rezekinya. Bagi setiap titah yang menjaga bumi. Angsana si Sonokembang menceritakan kemuliaan junjunganNya

Hujan 'Emas' bahasa budaya

Hujan emas di Nusantara, negri kita. Confetti angsana pada bulan November. Eloknya melengkapi musim gugur di belahan Utara. Setidaknya bagi kami warga Salatiga. Bagaimanakah hujan emas di negeri kita di wilayah sahabat Kompasiana?

Tradisi di rumpun bangsa Melayu yang menebarkan beras kuning kepada pengantin, ataupun anak yang hendak merantau. Siraman confetti keemasan di belahan budaya Barat sebagai simbol perlambang harapan kemakmuran.

Begitupun acara wisuda zaman baheula di Padhepokan Kota hujan dengan tebaran beras kuning diiringi degung Sunda yang syahdu. Perlambang goa garba ilmiah melepaskan putra putri terkasihnya untuk mengabdi Ibu Pertiwi menjadi lantaran kemakmuran bersama.

Taburan bunga keemasan menjadi bahasa budaya. Adakah guguran kembang angsana juga lekat dengan budaya kita. Bagian dari kearifan lokal pancuran emas sumawur ing jagad. Termasuk juga budaya melestarikan lingkungan hijau.

Seloroh kami bila hujan duit, hujan emas bisa mengundang hujan batu ataupun keprihatinan. Biarlah guguran angsana ini serasa udan kembang alias hujan bunga. Menyesap fungsi ekologi, membingkainya dengan pengetahuan dan kearifan lokal.

Sekedar catatan kecil pengagum angsana sonokembang. Salam hijau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun