Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Setiap Kompasianer adalah Surat Cinta bagi Pembacanya

10 Oktober 2019   06:28 Diperbarui: 10 Oktober 2019   07:45 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat cinta kompasiana (sumber:pixabay.com)

Menerima surat cinta? Alamak bahagianya, jiwa serasa melayang. Bagaimana nasib dari sepucuk surat cinta? Bahagia saat cinta bersambut. Adakalanya sendu bertepuk sebelah tangan.

Setiap kompasianer adalah penulis surat cinta bagi pembacanya. Oh ya? Mari rasakan guratan bahasa cintanya.

Kompasianer peracik surat cinta

Setiap kesempatan, bahkan sering mengkhususkan diri merakitnya. Menuju layar gawai pembacanya. Menerima suratan takdirnya.

Menggali ide, mengembangkan kreativitas agar dapat menyuguhkan tulisan. Laiknya surat cinta, dipersiapkan dengan sepenuh hati.

Gagasan ditata alurnya. Dirakit dengan diksi agar mudah mengena pesannya. Tak hanya tulis dan tekan tombol terbitkan. Dilaluinya sejenak proses pengenapan dan editing semampunya.

Aneka surat cinta disajikan di Kompasiana. Banyak kompasianer fiksiana menyuguhkan karya yang luar biasa apik. Ada kisah romansa, genre cerita silat, puisi humaniora.

Begitupun olah raga dikemas dalam surat cinta pembinaan prestasi. Menyuarakan aneka sisi olah raga. Pemilihan sudut bidik yang pas sehingga bukan sekedar berita. Menyentuhkan sensasi menggelitik bagi pembacanya.

Peracik surat cinta politik lumayan akrobatik mengerahkan pesonanya. Begitu banyak pemain di kanal ini. Setiap peracik mengeluarkan jurus jitunya untuk mendapat perhatian pembacanya.

Sungguh aku mengasihimu. Kukirimkan warta kesehatan untukmu. Membaca komentarmu, merasakan senyummu saat membacanya, adalah sukacita bagiku. Demikian pernyataan hati peracik surat cinta kanal kesehatan.

Kisanak, mengapa terlihat murung? Ooh suhu bisnis sedang turunkah? Mari, kupersembahkan analisis bisnis, kiat menekan risiko atau jurus merangkul seluruh personil dalam perahu bisnis, Kisanak? Penulis kanal bisnis menyapa pembacanya.

Yup, Kompasiana layaknya bursa surat cinta yang selalu membanjiri pembaca pujaan hati. Mulai surat cinta yang maha kompleks hingga surat cinta sederhana.

Ada pula perakit surat cinta seadanya. Racikan remah keseharian yang terlihat di kebun. Sering berlepotan debu tanah maupun tinta luntur kehujanan. Lah yang ini saya ngaku duluan.

Sejatinya, setiap kompasianer adalah penulis surat cinta bagi pembacanya. Merakit surat cinta yang menanamkan benih harapan. Merimbun dengan dedaunan yang meneduhkan. Menyalurkan buah yang memberikan manfaat bagi pembacanya adalah karunia berkat.

Namun perlu disadari juga, bahwa setiap penulis Kompasiana juga pembelajar. Tak selamanya surat cinta yang dianggit mulus mewartakan bahagia. Utamanya berproses menulis, biarkan tulisan menemukan takdirnya. Bila gugurpun biar jadi kompos penyubur.

Pembaca Kompasiana pelabuhan cinta kompasianer

Dikau adalah pelabuhan cinta terakhirku. Frasa mendebarkan pada surat cinta khusus. Surat cinta kompasianer melabuhkan diri pada banyak hati pembacanya.

Pembaca membuka hati menerima begitu banyak surat cinta. Keterbatasan waktu membuatnya menjadi pemilih. Mengenali gaya dan kesatuan rasa racikan surat yang diterima.

Cukup banyak pembaca yang memiliki hati seluas samudera, menerima seluruh surat cinta dengan terbuka. Menikmatinya satu persatu, menjalin ikatan dengan penulisnya.

Banyak pembaca layaknya pelabuhan besar. Menampung banyak baita cinta dari banyak penganggit surat. Merespon dengan hangat, memberikan perhatian pada larik-larik cerita yang terangkai.

Beberapa pembaca memiliki ceruk sandaran yang khas. Hangat merespon persembahan tulisan. Bukan abai terhadap sajian lain. Keterbatasan luasan ceruk yang menakarnya.

Interaksi pembaca dan penulis

Pembaca kompasiana adalah guru bagi penulis. Respon beliau adalah masukan. Entah melalui ramainya pembaca, vote dan komen pada suatu tulisan yang disajikan. Bahkan melalui diamnya, menyiratkan loloh balik bagi sang penulis

Pembaca Kompasiana dan kompasianer penulis adalah satu kesatuan. Sebagian besar pembaca adalah penulis, hampir seluruh penulis adalah pembaca.Terdapat interaksi timbal balik dalam komunikasinya. Saling sapa, saling asah, asuh dan asih terjadi dalam proses pembelajaran.

Dapatkah terjadi friksi? Konon dalam serumpun padi yang rimbun, peluang gesekan antar dedaunan tak terhindarkan. Kiat mengelola friksi menjadi andalannya. Saling berbalas surat kasih mengapa harus menabur geram?

Saat tulisan kurang mendapati tempat berlabuh, usah galau gaduh. Tenang langit belum runtuh. Yang diperlukan adalah semangat bertumbuh.

Penulis berterima kasih kepada pembaca. Semakin meyakini bahwa setiap kompasianer adalah surat cinta. Setiap kita adalah surat cinta bagi orang-orang di sekitar kita. Baik penulis maupun pembaca surat cinta sesama. Dharmanya membabar cinta kasih melalui kanal apapun yang ditulisnya.

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun