Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Trik Belajar Menyusun Esai Ilmiah

15 Juni 2019   15:08 Diperbarui: 29 Juni 2021   08:54 4467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bedah artikel (diolah dari artikel)

Beberapa hal yang muncul dalam sesi curah pendapat hambatan menulis ini adalah: bagaimana mendapatkan ide atau sebaliknya bagaimana kalau begitu banyak ide menumpuk di kepala? Bagaimana mengatas rasa malas atau saat blank ide sulit dikembangkan? Rasa kuatir jangan-jangan tulisan yang dihasilkan tidak ada kemanfaatannya? Pun banyak diungkap kiat meracik dan merakit kata biar luwes, apalagi seni meracik judul yang memikat.

Senang sekali dengan curahan pendapat yang berkembang. Bukankah ini juga bisa menjadi subyek penulisan? Bukankah ini juga kebutuhan? Kalau mau jeli membuka dan membaca, Kompasiana memuat aneka tulisan yang menjawab kekhawatiran ini. Benarlah setiap tulisan akan menemukan muaranya, kemanfaatannya dapat dipetik, selama tidak melulu berisi kabar hoaks.

Tips ringan menyusun esai opini

1. Penguasaan materi, yaak penguasaan materi menjadi dasarnya. Pilihan materi tulisan yang paling kita kuasai dan sukai tentunya memberikan 'nyawa/energi' dalam tulisan kita.

2. Keruntutan berfikir dan ekspresi. Keruntutan berpikir membantu penulisan kita menjadi mengalir dan mudah dikuti alurnya. Nah ekspresi sangat bergantung pada pola penulis, ada yang bersifat tenang mengair, ada yang berirama meledak dengan ekspresif.

Baca juga: 9 Tips Menulis Esai yang Menarik untuk Dibaca dengan Menggunakan "Kait"

3. Diksi, pemilihan kata (kekayaan verbal, di dapat dari banyak membaca). Pengalaman pribadi, pernah mendapat komen pembaca: pilihan katanya itu bikin gemes; bahasa yg disusun kelewat nyastra, jadinya nggak semua bisa saya cerna. Kata 'nyastra' bukan selalu berarti sastra yang indah, bisa jadi penghalusan dari bahasa yang mbulet berputar. Intinya perlu siap belajar diksi.

4. Editing, ini bagian yang sering terlupakan. Betapa banyak kalimat yang kurang efektif, typo salah ketik. Artikel ini bisa menjadi contoh kurangnya editing.

5. Ciri khusus, setiap kita memiliki penciri khusus yang membedakan karya dengan karya sahabat. Penciri khusus ini juga menjadi tameng plagiasi. Namun kalau mau ada yang meniru ya mangga saja.

Nah, para teruna selamat berlatih menulis. Hanya dengan cara mencoba dan mencoba, kita bisa belajar meningkatkan kemampuan diri. Begitu banyak fasilitas sumber belajar yang dapat dipergunakan. Demikian trik sederhana memfasilitasi kerinduan para teruna untuk belajar menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun