Aneka cara menikmati piknik. Bagi kami warga Salatiga yang menjadi bagian kawasan USA (Ungaran-Salatiga-Ambarawa) hampir setiap sudut kawasan memikat. Tergantung gaya piknik seseorang, pinggiran kalipun bisa jadi pilihan piknik menarik. Mari piknik pingli hulu kali Garang.
Nah, mari singgah di pinggir kali Garang hulu, tepatnya sekitar pasar tanaman Pingli di jalan Patimura Ungaran. Pasar tanaman, kawasan pedagang tanaman hias, batu kali hias dan ornamen taman. Bahkan tersedia semacam resto joglo Pingli. Suasana penunjang utamanya tentunya aliran kali yang tertata rapi.
Mari tebarkan pandang ke bentang alam sekitar kali. Layangkan mata ke bagian hulu terlihat gagahnya G. Ungaran yang menjulang. Ke arah hilir terlihat punthuk, semacam bukit kecil melatar aliran kali Garang yang meliuk membentuk meander sungai. Aliran sungai yang secara bentang terlihat bentukan huruf S yang saling sambung.
Ternyata aliran sungai tak setenang yang terlihat. Ada daya dorong gerak dari hulu ke hilir. Bersua dengan tentangan saat berjumpa tebing dengan batuan keras. Tak harus memaksakan arah, ada saat perlu berbelok di jalur batuan lunak agar air tetap mengalir. Jadilah meander, aliran sungai berkelak-kelok.
Sepanjang alirannya, sungai menjadi sarana berkah. Mulai dari sarana irigasi bagi petani, sarana transportasi, hingga rekreasi. Yang menyedihkan adalah saat sungai diperlakukan sebagai 'bak sampah' memanjang.
Jarak Kepyar dan Capung
Melewati hamparan sawah yang pada musim kemarau beralih rupa menjadi hamparan tanaman melon. Hamparan tanah sawah dengan penampakan tanah mulai meretak menyambut musim kemarau. Kinjeng, capung atau kami menyebutnya ndokiyik beterbangan di hamparan ini. Selain motif sayap batik, terlihat cukup banyak jenis capung merah kesukaan masa kecil kami.
Terlihat tampilan tanaman melon yang memilukan. Hampir semua tanaman mengalami gejala layu mengering, beberapa sudah membentuk buah dengan ukuran yang lumayan besar dan siap rontok. Beberapa petani sudah alih tanaman dari bekas lubang tanam melon di dasar mulsa ditanami kangkung. Tak ada waktu jeda untuk meratapi si melon yang urung panen, beregas disumpal kangkung yang cepat dipanen untuk diuangkan.
Pingli Hulu Kali Garang
Tepian kali Garang menyedot perhatian saya untuk menyambanginya. Riuhnya lalu lintas di jalan raya berlatar G. Ungaran teredam oleh hamparan. Beberapa penduduk bergiat di batang sungainya, ada yang mengambil batu kali maupun pasir kali. Kali Garang menjadi sumber berkah bagi penduduk sekitar.
Nama kali Garang tak asing bagi kami, kali yang berhulu di lereng G. Ungaran, membawa muatan hingga ke laut Utara Jawa melintasi Semarang dengan nama yang sama yaitu kali Garang. Kali Garang menjadi urat nadi Kota Semarang, menjadi pemasok air yang diolah oleh PDAM Semarang. Kali Garang yang terlihat tenang namun bisa tampil garang.
Open Lepen
Menelisik lebih lanjut mendapati gerakan 'open lepen' gerakan memelihara kali di areal ini sebagai wujud gerakan cinta sungai. Ada pula gerakan 'cinta daerah aliran sungai (DAS) kali Garang' yang digelorakan oleh dan kepada komunitas setempat. Upaya mengembalikan sungai sebagai tempat yang menyenangkan, alam pembelajaran yang menarik.
Menggunakan campuran terminologi kali atau lepen untuk ukuran kecil hingga sedang. Juga sungai atau sering disebut bengawan yang berukuran relatif lebar.
Menempatkan sungai sebagai bagian bentang alam secara utuh. Sungai menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat. Pelibatan Pramuka dan murid sekolah dengan pendampingan guru dan pecinta alam. Menyemaikan benih kepedulian memelihara sungai mulai dari bagian hulu. Menyadari bahwa penyelesaian masalah di hilir tak menuntaskan. Sungai adalah kesatuan dari hulu ke hilir.
Nah piknik PingLi yang menyegarkan.... piknik tak harus jauh ataupun mahal, piknik pinggir kali ala kebun. Salam dari pinggir kali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H