Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Buah Lokal, Mendulang "Emas" dari Kebun

5 Maret 2019   22:27 Diperbarui: 6 Maret 2019   13:55 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Markisa, ikon Kab Solok SumBar (dok pri)

Pepaya mangga pisang jambu, dibawa dari Pasar Minggu
Di sana banyak penjualnya, di kota banyak pembelinya

Papaya buah yang berguna, bentuknya sangat sederhana
Rasanya manis tidak tawar, membikin badan sehat segar

Reff :Pepaya, jeruk, jambu, rambutan, duren, duku dan lain-lainnya
Marilah mari kawan kawan semua membeli buah buahan

Papaya makanan rakyat, karena sangat bermanfaat
Harganya juga tak mengikat, setalen tuan boleh angkat

Lagu kanak-kanak ciptaan Adikarsa yang menjadi bagian 'kurikulum wajib' angkatan kami. Memperkenalkan aneka buah dan kemanfaatannya, konsep demand dan supply, Pasar Minggu sebagai sentra produksi.

Saat ini pun Direktorat Jendral Hortikultura (buah, sayuran dan tanaman hias) Kementerian Pertanian juga bermarkas di Pasar Minggu.

Bangga dengan Buah Lokal

Standar kecukupan pangan terhadap buah dan sayur yang ditetapkan WHO yakni 400 gram/kapita/hari belum tercapai oleh Indonesia. Agihannya 250 gram sayuran dan 150 gram buah-buahan per-hari.

Rata-rata baru tercapai sekitar 180 g/kapita/hari. Demikian data yang dilansir oleh Southeast Asian Food and Agriculture Science and Technology atau Seafast Center Institut Pertanian Bogor (data 2018).

Untuk menggalakkannya dirakitlah aneka event Festival Hortikultura. Menikmati pajangan buah lokal yang dilombakan sungguh memikat. Begitupun tampilan buah lokal di kios buah ataupun di pasar menggiurkan menggoda pembeli. Mari simak sebagian seturut lagu di atas.

Pepaya. Dalam lirik lagu disebut buah yang bermanfaat, membuat badan menjadi segar dengan harga yang tidak mengikat. Teringat masa kecil, buah pepaya yang terkenal adalah pepaya Jingga. Daging buah tebal berwarna jingga merona. Ukuran buah sangat besar layaknya menggendong bayi.

Maraknya buah dari Bangkok, Thailand muncullah pepaya Bangkok atau pepaya Thailand dengan karakter mirip pepaya lokal jingga. Layaknya trend mode, pepaya berukuran besar menjadi tergeser dengan pepaya ukuran relatif mungil, sekali makan habis.

Lahirlah pepaya California yang kini marak di pasaran. Import dari Amerika kah? Srikandi ilmuwan dari Pusat Kajian Buah Tropika, Institut Pertanian Bogor (IPB), alm. Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati yang merakitnya. Tanaman asli berasal dari kebun petani, Pak Okim yang bermukim di Bogor.

Sang pemulia tanaman merekayasanya menjadi tanaman yang relatif pendek, berbuah lebat dan berukuran mungil sesuai permintaan pasar. Buah dengan kode riset IPB-9 ini dilepas ke pasar dengan nama Callina. Ooh lidah pembeli dan penjual mencapai kesepakatan dengan nama California hingga kini. California yang buah lokal.

Pepaya California (sumber tribunnews.com)
Pepaya California (sumber tribunnews.com)
Yuuk.. kita lihat buah durian alias duren yang menjadi raja buah di Indonesia. Buat saya, durian dari Indonesia is the best, perpaduan rasa manis, pahitnya oke banget. Kala dibandingkan dengan durian import semisal monthong, para penikmat durian fanatik pasti memilih durian lokal.

Durian lokal menggoda (dok pri)
Durian lokal menggoda (dok pri)
Konon pasangan buah durian adalah buah rambutan. Alam menata musim panenan durian bersamaan dengan rambutan. Konsumsi buah rambutan mampu menetralkan dampak kelebihan makan durian. Aneka buah rambutan tersaji di gerai pasar dengan favorit rambutan rapiah yang gundul dan kesat.

Untuk ratu buah mari simak tampilan manggis. Tak hanya buahnya yang manis, perburuan kulit manggis untuk obat herbalpun marak sekali. Untuk suguhan juga tampil eksotik dengan belah tengah memunculkan buah putih bersihnya.

Lumayan gregetan kepengin meniru keberhasilan negara tetangga yang memajang buah manggis tampil mulus tanpa gangguan getah kuning.

Manggis lokal Kaligrsing, Wonosobo (dok pri)
Manggis lokal Kaligrsing, Wonosobo (dok pri)
Jambu air? iya loh ingat masa kecil tidak ada orang berjualan jambu air, panenan yang berlebih jatuh berhamburan di bawah pohon. Kini kios buahpun memajang jambu air. Tak hanya pantura, semisal Demak yang kaya jambu air Citra dan Delima, jambu air dari pantai Depok renyah segar dengan warna merah tua menggoda.
Jambu Air, buah lokal yang segar (dok pri)
Jambu Air, buah lokal yang segar (dok pri)
Buah sawo, siapa suka? Rasa manis khas buah sawo tak tertandingi loh. Bila para sahabat jalan-jalan ke Gunung Kidul jangan lupa mencicipi sawo yang manis wangi. Variasi buah sawo yang bulat telur hingga bentuk memanjang.
Buah Sawo, rasa lokal eksotik (dok pri)
Buah Sawo, rasa lokal eksotik (dok pri)
Geser sedikit ke Wonosobo... silakan coba carica khas Wonosobo. Pepaya mini alias carica yang segar disajikan sebagai manisan. Tumbuh subur di dataran tinggi Dieng.

Alam menata dengan baik, tanaman carica tumbuh di pematang lahan kentang. Berperan sebagai pematah angin atau wind breaker sekaligus menjadi pengisi pundi-pundi petani pengusahanya.

Buah Carica flora Dieng Wonosobo (dok pri)
Buah Carica flora Dieng Wonosobo (dok pri)
Luar biasa mangga Indonesia. Variasi bentuk buah dan rasanya luar biasa. Dari mangga golek yang tampil eksotik hingga arum manis dengan rasa manis khas.

Namun harus diakui tak mampu berjaya ekspor kecuali jenis mangga gedong gincu. Pembeli manca kurang suka dengan tampilan mangga matang berkulit hijau, nah Thailand memasok mangga berkulit kekuningan.

Sirsak madu (dok pri)
Sirsak madu (dok pri)
Buah sirsak dengan rasa segar asam manis belum tentu disukai semua orang. Apalagi yang agak enggan dengan rasa asam. Belakangan ini harga sirsat melambung karena diburu pembeli untuk mengiringi khasiat air rebusan daun sirsat. Nah, memenuhi harapan penikmat dirakit sirsat madu dengan dominansi rasa manis.
Srikaya Jumbo (dok pri)
Srikaya Jumbo (dok pri)
Yang ini saudaranya sirsat yaitu buah srikaya. Enggan ah makan buah srikaya, kurang sabar dengan banyaknya biji nan kecil-kecil. Pemulia bekerja keras menghasilkan srikaya dambaan pembeli. Tersedia loh srikaya jumbo yang bersifat seedless alias biji jarang.

Pisang, aneka jenis pisang dengan ragam ukuran tersedia sepanjang musim. Buah lokal pisang lazim disajikan sebagai buah meja. Pisang raja bulu, pisang barangan maupun pisang ambon menjadi incaran. Untuk ukuran mini tersedia pisang mas.

Buah Alpukat (dok pri)
Buah Alpukat (dok pri)
Buah alpukat. Banyak diburu dengan rasa manis gurih legit, apalagi kalau mendapat jenis mentega dengan daging buah tebal, warna kuning keemasan dengan tekstur pulen, woo nikmatnya. Kabupaten Semarang, khususnya kecamatan Bandungan memiliki varietas unggulan yaitu alpukat Wina.

Langsat Punggur. Mengunjungi kota Pontianak di bulan Oktober kita akan disuguhi hasil panen raya buah langsat. Tampilannya menarik, ukuran beragam dari sedang hingga besar, kulit buah tipis, rasa sangat manis segar berair dengan aroma yang khas. Penghasil buah langsat adalah daerah Punggur di Kabupaten Kubu Raya, tak heran hampir semua pedagang memajang tulisan langsat punggur asli.

Langsat Punggur, Pontianak (dok pri)
Langsat Punggur, Pontianak (dok pri)
Untuk daerah Sumatera dan Jawa, rasanya hampir semua pedagang memasang penanda duku Palembang untuk dagangannya. Klaim Palembang menjadi jaminan rasa manis.

Buah Mentawa. Saat berkunjung ke Kalimantan, jangan lupa mencoba buah Mentawa alias mentawak, atau entawak (Artocarpus anisophyllus) anggota suku Moraceae (kelompok nangka-nangkaan). Bentuknya mirip kluwih berwarna kuning seukuran mangkuk tangan orang dewasa.

Buah Mentawa, KalBar (dok pri)
Buah Mentawa, KalBar (dok pri)
Buah mentawa merupakan salah satu buah lokal unik dan langka khas Kalimantan, menurut pustaka juga dijumpai di Semenanjung Malaya dan Sumatra. Mudah dibelah dengan tangan dan menampakkan daging buah berwarna merah oranye cerah diantara 'dami'. Rasa buah manis lezat aroma harum, tekstur daging buah lembut dengan biji keras.

Habitat alaminya adalah hutan hujan tropis, alih fungsi habitatnya menjadi penanaman monokultur sangat berpotensi menurunkan populasi Mentawa yang semakin langka. Mentawa salah satu kekayaan amat berharga dari bumi Nusantara, semoga tidak menjadi tinggal cerita bagi generasi mendatang. Semoga

Markisa Solok. Saat melintas di kabupatenSolok, Sumatera Barat, mari jangan lupakan mencicip dan oleh-oleh buah markisa maskot Solok. Keistimewaan markisa Solok adalah buah dapat langsung dimakan dengan rasa manis. Varietas unggulannya Super Solinda dan Solinda Gumanti. Buah markisa kaya dengan vitamin C, sejumlah beta karoten dan bersifat anti oksidan.

Buah Markisa, ikon Kab Solok SumBar (dok pri)
Buah Markisa, ikon Kab Solok SumBar (dok pri)
Manajemen Peningkatan Mutu Buah Lokal dalam Pilar 4K

Keragaman buah lokal Nusantara sungguh tiada tara. Peningkatan konsumsi dan produksi buah lokal menjadi sarana mendulang emas dari kebun. Menjadi sarana peningkatan pendapatan petani buah lokal.

Untuk menjembatani kebanggaan buah lokal dengan pasar peminat yang mematok standar, mari kita gnakan pilar 4 K. Kualitas, kuantitas, kontinuitas dan konformitas yang sering dilekatkan dengan label belum dipenuhi oleh buah lokal.

Kuantitas. Masalah ketersediaan jumlah. Hal ini berkaitan dengan masalah produktivitas, juga ketersediaan informasi permintaan dan penawaran. Para pekerja di bidang buah lokal bersemangat meningkatkan produktivitas dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Kualitas. Setiap pelaku agribisnis berpacu dengan tolok ukur kualitas. Kualitas berkenaan dengan produk sampai di tangan konsumen dan memenuhi harapannya.

Penerapan manajemen peningkatan mutu melalui penerapan praktik pertanian secara baik di lahan (Good Agriculture Practices/GAP). Pengangan hasil segar melalui praktik penanganan secara baik (Good Handling Practices/GHP). Hingga transportasi yang menjamin kesegaran produk semisal kendaraan berpendingin ataupun penanganan lain untuk menjamin mutu.

Kontinuitas. Kelumintuan, ketersediaan setiap saat menjadi salah satu karakter khas pembeda antara produk pabrikan dan produk pertanian yang berkaitan dengan musim. Beberapa jenis buah lokal tersedia sepanjang musim seperti pepaya, pisang. Beberapa tersedia dengan fluktuasi panen raya dan panen biasa.

Para peracik teknologi merambah pada perlakuan membuahkan sepanjang masa. Semisal untuk tanaman klengkeng dapat diatur pola pembuahannya sehingga tersedia sepanjang musim.

Semisal pada blok Jupe, artinya tanaman kelengkeng di blok ini ditreatmen pada bulan Juni dan panen pada bulan Pebruari. Ada saatnya pekebun memilih mengistirahatkan tanamannya, semisal saat buah kelengkeng dari luar menyerbu masuk. Pertimbangan tak mampu menahan harga sebagai penyebabnya.

Konformitas. Keseragaman baik rasa maupun ukuran. Kembali sebagai pembeda produk pabrikan dan agroindustri. Keseragaman ukuran dapat disiasati dengan kegiatan grading atau pengkelasan dan sortasi. Mulai dari produsen hingga pedagang pengecer.

Edukasi grading kepada pedagang pengecer sangat diperlukan. Salah satu sumber kekecewaan pembeli adalah ukuran besar seragam saat di kios dan sampai di rumah ternyata tercampur besar dan kecil.

Konformitas rasa dapat dilakukan dengan menjaga kemurnian varietas yang ditanam dalam hamparan. Secara bertahap mengganti tanaman dengan kualitas rasa yang kurang memenuhi selera pasar dengan jenis berkualitas rasa prima. Tantangan yang tidak mudah dalam pelaksanaan di lapangan.

Buah Lokal Meraja di Rumah Sendiri
Nah sahabat kompasiana, postingan ini sengaja parade foto buah lokal, sebagai upaya meningkatkan rasa bangga akan buah lokal. Yook beramai-ramai konsumsi buah lokal. Para sahabat kebun akan senantiasa berupaya mempersembahkan peningkatan mutu buah lokal agar tetap meraja di rumah sendiri.

Meningkatkan kecukupan asupan buah per kapita sarana menjaga kesehatan senada dengan standar WHO. Peningkatan pendapatan pelaku agroindustri buah mulai dari pekebun hingga pedagang aneka level strata. Mendulang emas dari kebun melalui kejayaan buah lokal. Semoga.

Bacaan pendukung: bisnis.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun