Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Buah Lokal, Mendulang "Emas" dari Kebun

5 Maret 2019   22:27 Diperbarui: 6 Maret 2019   13:55 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jambu Air, buah lokal yang segar (dok pri)

Konformitas. Keseragaman baik rasa maupun ukuran. Kembali sebagai pembeda produk pabrikan dan agroindustri. Keseragaman ukuran dapat disiasati dengan kegiatan grading atau pengkelasan dan sortasi. Mulai dari produsen hingga pedagang pengecer.

Edukasi grading kepada pedagang pengecer sangat diperlukan. Salah satu sumber kekecewaan pembeli adalah ukuran besar seragam saat di kios dan sampai di rumah ternyata tercampur besar dan kecil.

Konformitas rasa dapat dilakukan dengan menjaga kemurnian varietas yang ditanam dalam hamparan. Secara bertahap mengganti tanaman dengan kualitas rasa yang kurang memenuhi selera pasar dengan jenis berkualitas rasa prima. Tantangan yang tidak mudah dalam pelaksanaan di lapangan.

Buah Lokal Meraja di Rumah Sendiri
Nah sahabat kompasiana, postingan ini sengaja parade foto buah lokal, sebagai upaya meningkatkan rasa bangga akan buah lokal. Yook beramai-ramai konsumsi buah lokal. Para sahabat kebun akan senantiasa berupaya mempersembahkan peningkatan mutu buah lokal agar tetap meraja di rumah sendiri.

Meningkatkan kecukupan asupan buah per kapita sarana menjaga kesehatan senada dengan standar WHO. Peningkatan pendapatan pelaku agroindustri buah mulai dari pekebun hingga pedagang aneka level strata. Mendulang emas dari kebun melalui kejayaan buah lokal. Semoga.

Bacaan pendukung: bisnis.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun