Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Eksotisme Betari Durga di Candi Sambisari, Yogyakarta

19 Desember 2018   07:56 Diperbarui: 19 Desember 2018   18:31 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Sambisari Yogyakarta (dok pri)

Eksotisitas Candi Sambisari Yogyakarta sungguh kawentar. Atribut candi bawah tanah, adalagi sebutan candi yang tertimbun material Merapi menggugah kekaguman pengunjung. Keberadaan arca Betari Durga juga mencubit perhatian.

Betari Durga? Dewi bertangan beberapa pasang. Senada dengan ungkapan kekaguman kepada Ibu yang memiliki 'beberapa pasang tangan' untuk mengasihi keluarganya. Semakin menarik menguliknya jelang peringatan hari Ibu.

Eksotisitas Betari Durga Mahisasuramardini di Candi Sambisari

Arca Betari Durga Mahisasuramardini di Candi Sambisari berada di relung tembok Utara, bagian utama candi. Relung bagian Timur ditempati oleh arca Ganesha. Sedang di relung Selatan bermukim Arca Agastya, Sang Syiwa Mahaguru.

Betari Durga Mahisasuramardini di Candi Sambisari (dok pri)
Betari Durga Mahisasuramardini di Candi Sambisari (dok pri)
Betari Durga adalah istri Dewa Syiwa, ibunda Ganesha dewa pengetahuan. Gambaran keluarga yang saling mengisi. Menjalankan fungsi berbeda untuk 'menghidupi' makna keluarga.

Mahisasuramardini merupakan gabungan dari mahisa, asura dan mardini. Mahisa berasal dari kata mahesa atau sapi lembu yang juga kerap disebut nandi. Asura adalah raksasa lambang kejahatan. Mardini bermakna melenyapkan.

Betari Durga Mahisasuramardini, dewi Durga yang melenyapkan kejahatan, keangkaraan yang menyaru rupa sebagai lembu. Menjadi perlambang dewi kemenangan, sang pembasmi dan pelindung keluarga hingga alam ciptaan. Menjelma menjadi ibu tangguh bagi keluarganya.

Durga dan Ganesha (dok pri)
Durga dan Ganesha (dok pri)
Mari simak penggambaran Durga Mahisasuramardini di relung Utara candi Sambisari ini. Durga dipahatkan berdiri di punggung sapi nandi. Bertangan empat pasang. Satu tangan menekan kepala nandi sang asura, satu tangan memegang bunga dan enam tangan masing-masing memegang gada, panah, pedang, cakram, busur dan perisai.

Bersenjatakan lengkap, tak jumawa dengan tetap berperisai, mengalahkan asura dengan sesanti pemujaan melalui bunga puja. Sensualitas kewanitaan juga digambarkan melalui pakaian yang dikenakan, senyum tersungging di bibir. Perpaduan ibu dengan karakter feminin sekaligus gagah perkasa.

Agak berbeda dengan penggambaran Durga di daerah pemuja Syiwa, semisal India. Durga digambarkan berwahana atau mengendarai dawon atau macan. Ada kesamaan perangkuman sifat feminin keibuan serta keperkasaan bersenjata lengkap.

Durga menjadi simbol ibu illahi. Menjunjung ketakwaan kepada Sang Maha, meningkatkan ketrampilan diri mengalahkan aneka gangguan keluarga. Kendala ekonomi, pendidikan anak dilibasnya demi kesejahteraan keluarga. Menjaga tatanan moral dan kebenaran dalam dunia kecil keluarga hingga alam semesta. Tetap tampil cantik menawan melakukan perawatan diri.

Betari Durga Mahisasuramardini di Candi Sambisari. Eksotisitas yang menginsipirasi para perempuan dari remaja hingga ibu dan nenek. Siaga melindungi wujud kasih pemeliharaan untuk keluarga terkasih. Tetap relevan di era kekinian dengan aneka godaan.

Eksotisitas Candi Sambisari

Candi Sambisari (dok pri)
Candi Sambisari (dok pri)
Mari mainkan pandang laiknya zoom kamera. Geser dari fokus arca Betari Durga Mahisasuramardini ke bentang lahan Candi Sambisari secara utuh. Bentang yang unik, seolah candi Sambisari menyembul dari dasar kolam raksasa. Berada sekitar 6,5m dari paras muka tanah sekitarnya.

Candi Sambisari dari pintu Barat (dok pri)
Candi Sambisari dari pintu Barat (dok pri)
Kekuatan alam maha dahsyat melalui erupsi Merapi. Muntahan materialnya mengubur kaki Merapi termasuk kawasan candi. Hingga masa membuka tabir rahasia, seorang petani merasakan cangkulnya terantuk bebatuan yang kemudian terbukti sebagai kemuncak candi. Lahan persawahan yang menjadi pemukiman dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Candi Sambisari dari sudut Barat Laut (dok pri)
Candi Sambisari dari sudut Barat Laut (dok pri)
Kawasan candi yang dilindungi dua lapisan pagar luar dan dalam. Edarkan pandang dari atas terlihat kerapihan arsitektura penataan lansekap luarnya. Sekeliling pagar luar terdapat selokan drainase yang bermuara di pojok pelataran luar Timur dan Barat. Upaya penataan kawasan agar terhindar dari ketergenangan mengingat posisi candi di bawah.

Drainase di sisi Timur (atas) dan Barat (bawah) (dok pri)
Drainase di sisi Timur (atas) dan Barat (bawah) (dok pri)
Pintu utama candi berada di arah Barat. Memasuki halaman dalam melaui gapura pagar dalam setinggi sekitar 2m. Terlihat jajaran tiga candi pewara laksana penyerta dan penjaga. Meski tidak utuh tetap menawan.

Candi pewara Candi Sambisari (dok pri)
Candi pewara Candi Sambisari (dok pri)
Mengawali kekaguman kepada nenek moyang pembangun candi dan apresiasi kepada para arkeolog ahli rekonstruksi. Penyusun puzzle perjalanan budaya bangsa. Monumen pembelajaran nilai moral kehidupan.

Mari ayunkan langkah memutari bagian luar candi. Terkesima dengan rancangan ceruk resapan dan aliran drainase utama di sisi Barat dan Timur. Cantiknya fasade belakang candi utama yang apik.

Tampak belakang Candi Sambisari (dok pri)
Tampak belakang Candi Sambisari (dok pri)
Mendaki sekian anak tangga berpinggirkan hiasan pahatan sepasang naga menuju gerbang paduraksa. Sebagai pusat tubuh candi adalah ruangan seluas  sekitar 4,8 m2 yang memuat pasangan lingga dan yoni berukuran besar. Terbuat dari pasangan batu putih dan hitam.
Lingga dan yoni Candi sambisari (dok pri)
Lingga dan yoni Candi sambisari (dok pri)
Lingga dan yoni simbol kesuburan pada aliran Hindu Syiwa. Kesuburan bagian kesejahteraan umat melalui tatanan keseimbangan. Pahatan ornamen sepanjang badan candi sangat rumit apik. Sulur yang terpahat penegas bumi agraris. Kesatuan flora fauna yang terjaga. Pusat tubuh candi dengan dinding yang memuat ceruk pelindung Durga, Ganesha dan Agastya.

Sungguh bersyukur bisa menikmati keagungan candi Sambisari. Sebagai ancar-ancar dari Bandara Adisucipta ke kanan arah Klaten. Kemudian berbelok ke kiri mengikuti arah penanda, menyeberangi selokan Mataram dan sampailah kita di lokasi Candi Sambisari. Tidak terlalu jauh dari jalur utama Yogyakarta-Klaten.

Kawula muda di Candi Sambisari (dok pri)
Kawula muda di Candi Sambisari (dok pri)
Candi Sambisari ramah dengan generasi milenial. Saat berkunjung sekelompok mahasiswa UGM sedang menyelesaikan tugas ditengarai dari narasi mereka. Pemandu muda menjelaskan dengan apik di areal atas seputar relung Durga, Ganesha hingga Agastya. Sekelompok muda-mudi mendengarkan dengan serius. Terdengar nada penghormatan atas candi sekaligus komunikatif dengan audiens yang milenial.

Demikian selintas Eksotisitas Betari Durga di Candi Sambisari, Yogyakarta. Pembelajaran dari Durga jelang peringatan hari Ibu. Teruntuk para Durga Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun