Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Agrowisata Sondokoro dalam Perspektif Industri Gula Tebu Berkelanjutan

1 Desember 2018   10:46 Diperbarui: 2 Desember 2018   17:52 1816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agrowisata Sondokoro, sumber foto : dok pri

Sekian dasawarsa lalu, memandang kawasan PG Tasikmadoe dalam rasa manis. Gemuruh mesin saat giling tebu hingga aroma manis melumuri kami pelintasnya. Kini menikmati Agrowisata Sondokoro dan menyorotnya dalam perspektif industri tebu berkelanjutan.

Agrowisata Sondokoro

Pabrik Gula (PG) Tasikmadoe serasa menjadi jantung aktivitas warga sekitar. Kala "kadar kemanisan" industri tebu serasa agak menghambar, segeralah ditingkah dengan diversifikasi usaha. PTPN IX mewujudkan Agrowisata Sondokoro berbasis industri tebu.

PG Tasikmadoe (dok pri)
PG Tasikmadoe (dok pri)
Aneka wahana wisata dapat dinikmati di kawasan terpadu ini. Wahana wisata yang merangkum kesukaan aneka usia juga aneka tujuan dari nostalgia hingga edukasi. Setiap paket dikemas terpisah sehingga pengunjung dapat memilihnya sesuai minat dan anggaran.

Sebagian dari Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Sebagian dari Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Apabila lelah berkeliling, tersedia aneka resto, kolam renang bahkan homestay. Agrowisata Sondokoro menawarkan fungsinya sebagai sarana rekreasi, edukasi, relaksasi. Edukasi melalui melihat, memegang hingga sarana audio visual.

Salah satu andalannya adalah wisata spoor alias sepur/kereta api. Tersedia 3 macam spoor yang bertenaga uap dengan pilahan jalur dan durasi perjalanan. Mau pilih spoor gula dengan durasi tersingkat. Spoor Sakarosa menghantar pengunjung menikmati jalur terowongan hingga areal pabrik gula.

Spoor Gula di Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Spoor Gula di Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Spoor Sakarosa-rute terowongan-pabrik gula (dok pri)
Spoor Sakarosa-rute terowongan-pabrik gula (dok pri)
Pengunjung dapat menikmati bagaimana glondongan kayu diempan ke perapian di loko terdepan. Energi uap yang dihasilkan untuk menjalankan kereta api ini. Yaah kereta api, kereta yang dijalankan dengan api.

Spoor Teboe di Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Spoor Teboe di Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Jalur terpanjang dilalui oleh spoor teboe, melewati perumahan pegawai pabrik, terowongan, areal pabrik, miniatur kebun tebu hingga areal lori. Lori pengangkut tebu dari lahan petani, memasuki pabrik di gerbang timbang.

Sepur memasuki terowongan mini (dok pri)
Sepur memasuki terowongan mini (dok pri)
Pergerakan melewati kawasan perumahan dari pegawai, pihak manajemen meneguhkan bahwa pabrik gula menjadi andalan serapan tenaga kerja. Masih cukup banyak pegawai menempati rumah dinas. Untuk tingkat pengelola, cukup banyak rumah dinas besar beraura megah yang kosong.

Sensasi kebun tebu di Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Sensasi kebun tebu di Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Kunjungan di luar musim giling sehingga suasana pabrik off, hanya pemeliharaan. Memohon izin petugas, kami memasuki ruangan pabrik yang paling mudah terjangkau. Melihat ruangan dan jalur gamping penanda sistem karbonatasi yang digunakan di PG ini.

Lori tebu berlatar bangunan timbang (dok pri)
Lori tebu berlatar bangunan timbang (dok pri)
Sekian puluh tahun lalu selalu merasakan kegembiraan kalau berkesempatan mengirim rantang makan siang untuk keluarga yang bekerja di dalam pabrik. Juga kunjungan study tour dari sekolah. Nah, jadi kunjungan nostalgia.

Suasana pabrik (dok pri)
Suasana pabrik (dok pri)
Kesempatan pengunjung mengenalkan beberapa mesin kepada buah hati melalui monumen mesin giling. Peninggalan mesin kuna yang terlihat masih utuh dan kuat. Berharap kesadaran bersama baik pengunjung dan pengelola agar umur guna monumen ini berkelanjutan.

Monumen mesin giling di Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Monumen mesin giling di Agrowisata Sondokoro (dok pri)
Perspektif Berkelanjutan

Pilar keberlanjutan berkaitan dengan pendekatan 3P yaitu people berkaitan dengan ranah sosial budaya, profit merujuk pada aspek ekonomi dan planet yang berorientasi pada aspek lingkungan. Mata rantai pengait antara keberadaan agrowisata Sondokoro dan industri tebu berkelanjutan juga ditelaah dari ke 3 aspek tersebut.

Pilar keberlanjutan diolah dari aneka sumber/Dokpri
Pilar keberlanjutan diolah dari aneka sumber/Dokpri
Aspek ekonomi: Industri tebu mengait pada subsistem kebun tebu yang melibatkan para penanam. Tebu akan menjadi input dalam proses pengolahan mulai dari giling hingga kristalisasi nira. Pelibatan tenaga kerja yang lumayan tinggi menjadi penggerak sektor ekonomi.

Tak pelak efisiensi dan optimalisasi produksi menjadi penyeimbang antara serapan tenaga kerja dan produktivitas tenaga. Hilirnya diharapkan mewujud pada tingkat kesejahteraan. Keberlanjutan industri tebu melalui diversifikasi usaha agrowisata ini semoga menjadi jembatan pewujud harapan.

Keberagaman sisi dalam agrowisata Sondokoro kiranya juga menjadi penguat ekonomi. Terjalin sinergi antar agrowisata dan industri tebu. Kepuasan pengunjung menjadi daya pikat promosi yang melanggengkan sektor ini.

Aspek Sosial: keriuhan tradisi cembengan menjelang kegiatan giling berlangsung sejak zaman dulu. Kawasan pabrik gula menjadi terbuka bagi umum. Aneka wahana permainan dan kios jajanan tersedia. Konon sebagai wujud syukur atas panen tebu dan mohon doa restu agar operasional pabrik lancar.

Industri gula menjadi bagian dari komunitas masyarakat sekitar. Keriuhan yang dahulu hanya berlangsung sekali dalam setahun dalam rentang waktu tertentu, kini dimodifikasi. Secara sosial agrowisata Sondokoro telah memiliki akar formatnya. Bahkan kini pengunjung penduduk sekitar meluas hingga radius tak terbatas.

Penamaan Sondokoro merangkul cerita rakyat antara Ki Sondo dan Nyi Koro. Perseteruan yang dibuhul dalam kebersatuan. Dirangkumlah nama Sondokoro perekat budaya.

Aspek Lingkungan: Untuk menikmati aura manis, kami masyarakat sekitar pabrik gula juga harus rela rumah terpapar abu dan debu pabrik yang berhembus dari cerobong raksasa. Tentunya dengan kemajuan filterisasi kini ruahan abu/debu bisa ditekan.

Cerobong tampak belakang (dok pri)
Cerobong tampak belakang (dok pri)
Industri tebu juga menghasilkan limbah bagas, blotong hingga tetes. Kini dengan penerapan zero waste industry kiranya tiada lagi limbah. Setiap hasil samping dapat menjadi input bagi industri ekologis lanjutannya.

Bagas selain dipres menjadi bahan bakar juga menjadi media bagi industri jamur. Blotong gumpalan hasil samping penjernihan  nira cukup kaya dengan unsur hara. Menjadi pupuk bagi lahan hamparan tebu. Belajar mengembalikan ke alam untuk menjaga kesuburan tanah.

Aneka industri pengolah tetes semisal pengolahan menjadi alkohol dan energi terbarukan bioenergi. Beberapa industri penyedap masakan menggunakan bahan dasar tetes tebu. 

Pun industri pengomposan memerlukan tetes sebagai aktivator. Dari alam kembali ke alam.

Berdasarkan telaah mini ini kiranya terwujud, Agrowisata Sondokoro dalam Perspektif Industri Tebu Berkelanjutan. 

Beberapa industri tebu melakukan diversifikasi, semisal Agrowisata Madukismo di PG Madukismo Yogyakarta. Museum gula di PG Gondang Winangun Klaten. De Tjolomadoe adalah wisata teranyar di PG Colomadu di dekat bandara A. Sumarmo Surakarta.

Ingin berkunjung? Agrowisata Sondokoro yang berada di kawasan PG Tasikmadoe ini berada di kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Hanya beberapa kilometer di sebelah Timur kota Surakarta.

[Catatan: postingan penyemangat para teruna kebun yang sedang belajar menyorot agrowisata dan pertanian berkelanjutan dan menyajikannya di Kompasiana.]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun