Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kembali Rindu Kehadiran "Holopis Kuntul Baris"

30 Juli 2018   22:05 Diperbarui: 31 Juli 2018   04:21 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rindu kuntul (sumber: tribunnews.com)

Seruan holopis kuntul baris menyeruak dari lapisan memori masa kecil. Para tetangga melaksanakan sambatan (hajat gotong royong) mengganti genteng rumah. Barisan gotong royong, estafet saling ulur genteng hingga ke atap dengan seruan holopis kuntul baris.

Adegan lain, gotong royong gugur gunung membuat talud sungai. Para peserta estafet batu dengan seruan yang sama. Begitu pun saat melihat tentara berbaris melintasi desa kami dengan semangat menyerukan slogan yang sama.

Melodi holopis kuntul baris terasa magis, menguarkan semangat bergelora. Menyatukan segenap daya untuk mencapai tujuan bersama. Masing-masing melebur ego menggapai cita.

Holopis kuntul baris

Kata holopis  kuntul baris dipergunakan oleh Bung Karno (Presiden pertama RI) dalam pidato beliau, untuk membakar semangat warga. Melalui intonasi khasnya beliau meniupkan semangat kepada rakyat untuk cinta tanah air. Gelombang semangat yang disalurkan melalui gelombang suara.

Seruan holopis kuntul baris mendapat muatan pepatah saiyeg saeka praya. Bersehati mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Tanpa melepas identitas pribadi, meraih kebersamaan. Dibalut dengan semangat kebersamaan untuk melakukan sesuatu yang terasa sangat berat bila dilakukan sendirian.

Beberapa telaah menyebutkan holopis kuntul baris hasil selip lidah dari seruan "help, iets ontilbaars". Teriakan para awak kapal saat minta tolong karena ada barang yang tidak terangkat. Adopsi lidah dan telinga menjadi holopis kuntul baris.

Tiga suku kata sederhana. Digelorakan dengan cara yang tepat. Apabila diserukan oleh pribadi yang pas dan direspon secara tulus menghasilkan energi positif yang luar biasa.

Seruan itu kini jarang terdengar. Apakah telah kehilangan makna semangatnya? Ataukah pendengar luntur kepercayaan kepada penyerunya?

Melalui kontekstualisasi kekinian, saya yakin daya dari seruan ini masih berlaku. Menempatkannya dalam konteks kekinian untuk menyatupadukan daya guna pencapaian tujuan mulia bersama. Perlu ketulusan penyerunya dan kesehatian pendengarnya. Mewujudkan kata ucap menjadi kata tindak yang berenergi tinggi.

Menyoal si burung kuntul

Holopis  kuntul baris, apakah burung kuntul mampu berbaris? Kuntul merupakan sebutan untuk burung yang termasuk dalam keluarga Ardeidae. Saat kami kecil, Bapak menyebutnya burung cangak mengingatkan pada tokoh wayang simbok Cangik.

Memiliki penciri kaki panjang dan leher jenjang. Bukan jenis burung soliter yang suka sendirian, burung kuntul ini suka bergerombol. Habitatnya adalah lahan basah, semisal pantai ataupun sawah.

Bagi warga pegunungan yang jauh dari pantai, burung kuntul ini banyak dijumpai di sawah sehingga sering disebut burung sawah. Makanannya serangga sawah menjadi bagian dari piramida energi.

Sedangkan bagi warga pesisir, burung kuntul ini banyak dijumpai di perairan mangrove. Bagi pelintas kota Semarang, habitat alami burung kuntul di barisan pohon asam daerah Srondol tepatnya di depan kompleks batalion raider. Setiap pagi terbang berombongan ke pantai untuk mencari makan ikan dan sore hari kembali terbang melintasi kota Semarang kembali ke Srondol.

Atraksi si kaki panjang yang menawan. Meski kadang menguarkan dengusan jengkel pelintas yang mendapat bonus ceceran kotoran nan amis yang terlontar dari kanopi pohon asam. Perubahan ekosistem daerah pantai Semarang mempengaruhi populasi kuntul di habitatnya.

Kuntul dan keutuhan lingkungan

Bila burung kuntul berkaki panjang dan karnivor (satwa boga) yang memperoleh energi dari makanan berupa jaringan hewan ini menjadi bagian dari piramida energi. Burung kuntul juga simbol satwa sosial yang terbang bergerombol. Kuntul menjadi simbol penjaga keutuhan lingungan.

Daya magis seruan holopis kuntul baris juga berpotensi menjaga keutuhan lingkungan. Seandainya banyak pihak menyatukan daya memelihara keutuhan ekosistem. Ekosistem yang membuhul kesatuan alam dan makluh hidup penghuninya.

Seruan holopis kuntul baris dengan aransemen yang pas dengan kondisi kekinian juga dapat menggelorakan semangat persatuan. Perlu penyeru yang mampu memberikan keteladanan. Penyeru yang mampu merangkul perbedaan sehingga mampu menyatupadukan sumber daya untuk pencapaian tujuan.

Holopis kuntul baris, mari saiyeg saeka praya demi keutuhan lingkungan tumbuh bersama. Demi keutuhan masyarakat dan ekosistem bersama. Salam holopis kuntul baris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun