Terakhir adalah Wredha, teruna kebun yang sudah hampir menyelesaikan program S1, pada pilahan ini saya sisipkan sekalian peserta program pascasarjana yang diharapkan memiliki bekal lebih dari mencukupi. Kegiatan ini dilaksanakan di rentang tahun ajaran 2017-2018 melibatkan 224 teruna kebun.
Keragaan menulis oleh teruna kebun di media Kompasiana
Keragaan para teruna kebun pada jenjang Tama atau angkatan paling muda. Dari 146 peserta, 66% merespon ajakan belajar menulis. Event blog competition tentang Energi terbarukan kerjasama Kompasiana dengan Pertamina menjadi sarana menggiring peserta menulis. Bersesantikan belajar menulis dan nothing to loose.... ayook ikut kompetisi.
Dari 97 penulis dihasilkan 130 artikel yang berarti 1,34 artikel/penulis, sinyal positif adanya peserta yang suka menulis dengan data maksimal 3 tulisan. Sebanyak 7 artikel dinyatakan sebagai pilihan oleh editor atau sekitar 5% tulisan. Meski status pilihan ataupun artikel bukan tujuan utama kepenulisan, predikat yang disematkan oleh editor Kompasiana menjadi komponen penyemangat teruna kebun untuk menulis.
Beberapa peserta menuliskan kesannya melalui email dan WA, 'terima kasih ternyata dari penugasan ini saya jadi senang menulis'. Sebanyak 15 artikel atau lebih dari 19% artikel diganjar predikat pilihan oleh editor Kompasiana. Para teruna tingkat Muda ini menyoal sumberdaya alam kesuburan tanah sebagai kajian opininya.
Nah untuk teruna kebun jenjang Madya, 100% mau merespon ajakan 'semi paksa' dalam menulis, karena hanya 3 peserta lebih mudah dalam monitoringnya. Jumlah artikel yang dihasilkan sebatas memenuhi tugas yaitu 4 tulisan dengan rataan 1,33 artikel. Berita baiknya, 75% artikel dapat dinikmati pembaca dengan label pilihan.
Artinya kebiasaan menulis dapat dilatih dengan dibarengi penguasaan materi yang ditulis dan membidik sudut 'angle' tulisan yang menarik. Penulis dari jenjang Madya ini merangkai pengalaman mereka mengikuti praktek kerja lapangan di berbagai instansi menjadi artikel populer.
Anti klimaks terjadi pada tingkat Wredha/Pasca, hanya 60% dari 5 penulis yang merespon ajakan. Peserta yang sudah 'matang' bahkan beberapa sudah bekerja membuat saya kendor melakukan 'opyak-opyak' dan kembali diingatkan bahwa tidak semua orang merasa perlu dan suka menulis dan mempublikasikan opini. Rataan artikel yang dihasilkan sebanyak 1,67artikel/peserta. Hal yang menarik, 4 dari 5 artikel atau 80% diganjar label pilihan dan artikel utama.
Secara umum didapatkan penegasan tren bahwa menulis dan publikasi perlu dikondisikan, data antar jenjang dari Tama hingga paling tinggi Wredha/Pasca menunjukkan 60-67% teruna kebun merespon ajakan menulis dan publikasi. Apabila dipelihara dan diasah muncul beberapa teruna kebun dengan kesukaan menulis hanya tinggal sentuh dan asah asuh sedikit.