Beberapa hari yang lalu sahabat dari Wonosobo, Mas EM, yang juga K'ner membawakan buah sawo. Terpana dengan ukurannya yang hampir 1Kg per buahnya, beliau menerangkan "Ini yang berukuran agak kecil, yang besar mencapai lebih dari 2 kg" Inilah si sawo jumbo atau mamey sapote yang hangat dibicarakan oleh para hobiis tanaman buah. Bagaimana citarasa dan peluang bisnis-nya?
Citarasa mamey sapote
Citarasanya beraroma khas sawo. Teksturnya lembut dan creamy. Saat dikecap terasa campuran ketela rambat, waluh, rasa manis madu dan gurihnya almond, kaya akan rasa. Warnanya memikat bak daging ikan salmon segar.
Buah sawo jumbo ini kaya vitamin B6 dan vitamin C pun sumber riboflavin, niacin, vit E, mineral K, dan serat diet. Warna jingga pada daging buahnya ditengarai mengandung aneka jenis karotenoid. Riset mengarah pada potensinya sebagai antioksidan.
Sekilas mamey sapote
Mamey sapote termasuk anggota keluarga sapotaceae alias sawo-sawoan, genus pouteria, spesiesnya Pouteria sapota. Tanaman ini berasal dari Kuba dan Amerika Tengah. Terbukti adaptif di daerah tropika seperti Indonesia. Cukup banyak hobiis penanam mamey sapote ini dan tanaman berbuah lebat.
Australia, khususnya pemerintahan Queensland, melakukan program riset dan pengembangan untuk produksi mamey sapote yang adaptif di Australia. Kagum dengan kegesitannya meriset buah yang sekiranya adaptif di daerahnya.
[Teringat saat kunjungan di musim panas disuguhi mangga jenis mangga apel dengan ukuran lebih dari 1 Kg. Juga jajaran manisnya di gerai super market, hiks mangga andalan tropika sukses diadaptasi di Australia.]
Pemilik sawo jumbo ini harus bersabar menunggu buah layak petiknya. Perlu 9 bulan sejak pasca berbunga hingga ukuran buah maksimal dan tekstur daging memadat. Serasa menunggu kelahiran buah hati ya.
"Kami panen lumayan banyak, namun beberapa gagal matang" "eh, jangan-jangan lupa diamplas kulitnya" Betul sekali, buah sawo bersifat khas, sulit sekali matang di pohon, meski ada yang matang alami hingga digigit codot. Getah dan tekstur kasar kulit buahnya, menjadi semacam penghambat kematangan buah. Mengajari manusia untuk bersabar dan berusaha agar dapat menikmati manisnya sawo.
Peluang bisnis mamey sapote
Kalau menyimak majalah pertanian Trubus ataupun lapak online, peluang bisnis mamey sapote cukup menggiurkan. Hendak bisnis dari sisi apanya? Mulai dari penyediaan bibit?
Bibit yang dihasilkan umumnya dengan cara grafting alias sambung pucuk. Batang bawahnya bisa berasal dari sawo lokal yang terbukti memiliki adaptasi kuat terhadap lingkungan. Sawo jumbo dari bibit ini berumur genjah, 3-4 tahun setelah tanam bibit sudah mulai belajar berbuah.
Saat saya melaporkan kalau biji berukuran jumbo akan ditanam oleh sahabat kebun, Mas EM mengatakan akan lama sekali untuk menunggu berbuah. "Kalau ngersakke nanti saya cangkokkan" Terima kasih, Mas. Saya cukup penikmat buahnya saja, tangan kurang dingin kalau bercocok tanam.
Bagi yang sudah menanam mamey sapote, mari saling berbagi peluang bisnis buahnya. Ternganga dengan kisaran harga buah yang ditawarkan. Sekitar Rp 250 000,- itupun calon pembeli harus rela antre. Beberapa pemilik sawo jumbo sudah menawarkan foto buah yang masih nempel di pohon dan perkiraan panennya.
Kalau harga sawo biasa sekitar Rp 25 000 per Kg, harga buah sawo jumbo dengan bobot sekitar 2 Kg, menjadi 5x harganya. Mari berhitung.... Tentunya setiap bisnis memiliki tantangan dan peluangnya yang khas. Peluang bisnis mamey sapote yang semanis dan selegit rasa daging buahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H