"Kami panen lumayan banyak, namun beberapa gagal matang" "eh, jangan-jangan lupa diamplas kulitnya" Betul sekali, buah sawo bersifat khas, sulit sekali matang di pohon, meski ada yang matang alami hingga digigit codot. Getah dan tekstur kasar kulit buahnya, menjadi semacam penghambat kematangan buah. Mengajari manusia untuk bersabar dan berusaha agar dapat menikmati manisnya sawo.
Peluang bisnis mamey sapote
Kalau menyimak majalah pertanian Trubus ataupun lapak online, peluang bisnis mamey sapote cukup menggiurkan. Hendak bisnis dari sisi apanya? Mulai dari penyediaan bibit?
Bibit yang dihasilkan umumnya dengan cara grafting alias sambung pucuk. Batang bawahnya bisa berasal dari sawo lokal yang terbukti memiliki adaptasi kuat terhadap lingkungan. Sawo jumbo dari bibit ini berumur genjah, 3-4 tahun setelah tanam bibit sudah mulai belajar berbuah.
Saat saya melaporkan kalau biji berukuran jumbo akan ditanam oleh sahabat kebun, Mas EM mengatakan akan lama sekali untuk menunggu berbuah. "Kalau ngersakke nanti saya cangkokkan" Terima kasih, Mas. Saya cukup penikmat buahnya saja, tangan kurang dingin kalau bercocok tanam.
Bagi yang sudah menanam mamey sapote, mari saling berbagi peluang bisnis buahnya. Ternganga dengan kisaran harga buah yang ditawarkan. Sekitar Rp 250 000,- itupun calon pembeli harus rela antre. Beberapa pemilik sawo jumbo sudah menawarkan foto buah yang masih nempel di pohon dan perkiraan panennya.
Kalau harga sawo biasa sekitar Rp 25 000 per Kg, harga buah sawo jumbo dengan bobot sekitar 2 Kg, menjadi 5x harganya. Mari berhitung.... Tentunya setiap bisnis memiliki tantangan dan peluangnya yang khas. Peluang bisnis mamey sapote yang semanis dan selegit rasa daging buahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H