Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memaknai Peribahasa "Bathok Bolu Isi Madu"

9 Mei 2018   09:07 Diperbarui: 9 Mei 2018   09:29 6442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bathok bolu isi madu" bukanlah sejenis kue bolu yang berisi madu. Ini adalah salah satu peribahasa dalam bahasa daerah Jawa. Kata bolu merupakan akronim dari "bolong telu". Kosa kata harafiahnya "bathok bolong telu isi madu", tempurung kelapa berlubang tiga berisi madu. Pesan atau makna apa yang hendak disampaikan?

Harmoni

"Bathok bolong telu" mengapa menjadi "bathok bolu"? Salah satu pakem dalam peribahasa adalah keindahan susunan kata. Mengejar harmoni, ditata aturan "guru wilangan" atau jumlah suku kata serta "guru lagu" kesamaan bunyi atau sajak. "Bathok bolu, isi madu" jatuh pada jumlah suku kata 4 -- 4, serta sajak u -- u.

Betapa untuk menyampaikan pesan, tetap harus terkemas dalam harmoni. Pesan terbungkus dalam peribahasa sederhana namun tetap terkemas apik. Pesan dalam kemasan sastra.

Memaknai "Bathok Bolu Isi Madu"

"Bathok" atau tempurung kelapa yang biasanya berlubang tiga saling berdekatan, merujuk pada kesederhanaan. Sedangkan madu merujuk pada karya agung penuh khasiat yang dihasilkan oleh lebah. Aneka keunggulan peran madu telah dikenal oleh leluhur kita.

"Bathok bolu isi madu" merangkum makna tampilan luar sederhana berisikan sesuatu yang sangat berharga. Peribahasa yang digunakan untuk menggambarkan, seseorang yang terlihat biasa-biasa saja namun memiliki kepandaian, kearifan dan keluhuran budi yang sangat berharga.

Ungkapan "bathok bolu isi madu" tidak akan pernah muncul di awal perjumpaan. Pengakuan seseorang adalah pribadi 'berisi' atau 'linuwih' berbalut kesederhanaan, muncul melalui pengenalan dan kejernihan penerimaan. Jauh dari prasangka dalam proses pengenalan.

Pernyataan "bathok bolu isi madu" di satu sisi adalah pernyataan penghargaan kepada seseorang yang dinilai sangat berharga dalam kemasan kesederhanaannya. Dimensi lainnya, seseorang yang berani menyatakan "bathok bolu isi madu" kepada seseorang, juga menyiratkan bahwa sang penilai memiliki cara pandang yang lebih menilik hati dari pada rupa.

Bukan hanya masalah penghargaan, peribahasa ini juga mengajak kepada setiap orang untuk tidak mudah memberikan penilaian hanya dari tampilan luar. Senada dengan jangan menilai isi buku dari tampilan sampulnya.

"Bathok Bolu Isi Madu" zaman now

Apakah peribahasa "Bathok Bolu Isi Madu" hanya merupakan peninggalan zaman old dan tak berlaku di zaman now? Berbekal pikiran jernih jauh dari prasangka buruk, mari kita yakini begitu banyak pribadi unggul berbalut kesederhanaan di sekitar kita.

Apakah pribadi ini menonjol dalam komunitas? Belum tentu, lah mana ada "bathok" eh tempurung kelapa menonjol apalagi kalau disekitarnya banyak bejana perak. Apakah selalu diterima dengan suka cita? Belum tentu, kadang diperolok karena tampilan "bathok".

Tempurung kelapa bukan hanya berfungsi sebagai wadah. Arang tempurung kelapa memiliki sifat karbon aktif penawar racun/toksik, semisal untuk norit obat disentri. Pemaknaan "bathok" bukan hanya merujuk pada pribadi yang mewadahi atau akomodatif namun sekaligus pribadi yang mampu menawarkan toksin/racun 'distorsi situasi'.

Betapa sering, saat kita menelaah sesuatu dengan lebih mendalam, kita diperjumpakan dengan pribadi dengan karakter "bathok bolu isi madu". Semakin dicecap semakin manis rasanya dan khasiatnya terasa. Pribadi yang 'berisi madu manis' di tengah tebaran racun kepahitan.

Semoga kita dimampukan mengenali pribadi-pribadi berpenampilan sederhana sarat berisi madu kearifan kehidupan. Selamat berjumpa dengan pribadi-pribadi "bathok bolu isi madu" di sekitar komunitas kita. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun