Apakah peribahasa "Bathok Bolu Isi Madu" hanya merupakan peninggalan zaman old dan tak berlaku di zaman now? Berbekal pikiran jernih jauh dari prasangka buruk, mari kita yakini begitu banyak pribadi unggul berbalut kesederhanaan di sekitar kita.
Apakah pribadi ini menonjol dalam komunitas? Belum tentu, lah mana ada "bathok" eh tempurung kelapa menonjol apalagi kalau disekitarnya banyak bejana perak. Apakah selalu diterima dengan suka cita? Belum tentu, kadang diperolok karena tampilan "bathok".
Tempurung kelapa bukan hanya berfungsi sebagai wadah. Arang tempurung kelapa memiliki sifat karbon aktif penawar racun/toksik, semisal untuk norit obat disentri. Pemaknaan "bathok" bukan hanya merujuk pada pribadi yang mewadahi atau akomodatif namun sekaligus pribadi yang mampu menawarkan toksin/racun 'distorsi situasi'.
Betapa sering, saat kita menelaah sesuatu dengan lebih mendalam, kita diperjumpakan dengan pribadi dengan karakter "bathok bolu isi madu". Semakin dicecap semakin manis rasanya dan khasiatnya terasa. Pribadi yang 'berisi madu manis' di tengah tebaran racun kepahitan.
Semoga kita dimampukan mengenali pribadi-pribadi berpenampilan sederhana sarat berisi madu kearifan kehidupan. Selamat berjumpa dengan pribadi-pribadi "bathok bolu isi madu" di sekitar komunitas kita. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H