Mengapa ketersediaan air menjadi bagian dari energi lokal? Pada umumnya dibahas energi berbasis air semisal Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dimana aliran air memutar turbin generator pembangkit listrik. Ataupun energi mikrohidro yang memanfaatkan aliran air dan energi gravitasi. Pada sisi sebaliknya, betapa sering energi listrik digunakan untuk mendapatkan air bersih, semisal menaikkan air dari sumur bor dengan energi listrik.
Berdasarkan data desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel dalam Angka 2016, tidak ada pelanggan PDAM dan dari 519 rumah tangga, yang berlangganan listrik sebanyak 244 KK atau 47%. Meski tanpa data serapan konsumsi listrik (kwh) terindikasi potensi penghematan penggunaan tenaga listrik dengan ketersediaan air bersih yang melimpah.
- Â Potensi biogas dari kotoran ternak sapi
Berdasarkan data desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel dalam Angka 2016, pada tahun 2015 dijumpai ternak besar sapi potong dan sapi perah masing-masing sebanyak 195 dan 391 ekor atau total 586 ekor. Berdasarkan kajian pustaka, setiap ekor sapi dewasa menghasilkan sekitar 25 kg kotoran perhari, kadar bahan kering sekitar 20%, biogas yang dihasilkan berkisar antara 0,023 -- 0,040 m3/kg bahan kering. Berdasarkan estimasi minimal akan didapat 586*25*0,2*0,03 = 87,9 m3 biogas per hari.
Energi dari biogas ini dapat dikonversi menjadi energi untuk memasak, penerangan maupun bentuk tenaga yang lain. Semuanya menjadi bagian dari energi lokal pendukung kedaulatan energi. Tentunya diperlukan mekanisme pengelolaan semisal pembentukan kelompok peternak yang saling berdekatan sehingga digester maupun biogas power plant lebih terpadu efisien.
Pengelolaan Kedaulatan Energi Lokal Berbasis Kearifan Lokal
Pemahaman bahwa setiap lokasi termasuk Desa Ngargoloko memiliki kekhasan energi lokal.Setiap daerah memiliki permasalahannya yang khas semisal Desa Ngargoloko yang termasuk rawan longsor di musim penghujan dan kebakaran hutan di musim kemarau.Maka pengelolaan energi lokalpun bersifat khas.
Pola khas daerah tepian hutan yang memiliki pengetahuan lokal yang berkembang menjadi kearifan lokal layak menjadi dasar pijakan pengelolaan energi lokal. Semisal mengambil dari hutan secukupnya, mengambil hanya yang diberikan oleh hutan melalui guguran ranting (rencek). Memelihara smber air dengan seksama agar tidak berhenti mengalirkan berkat bagi warga. Memadukan aktivitas pemeliharaan alam potensi desa melalui kultur budaya semacam merti desa, bersih desa juga dilakukan di Desa Ngargoloko.
[Terima kasih desa Ngargaloka, meski baru selayang pandang, kiranya kami bisa belajar menyesap sari pembelajaran alammu. Artikel penyemangat bagi para teruna kebun untuk bersama belajar menulis melalui wahana Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H