Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Potret Kedaulatan Energi Lokal Desa Ngargoloko, Boyolali

20 September 2017   08:11 Diperbarui: 21 September 2017   04:46 6448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Energi Lokal Desa Ngargoloko, Ampel, Boyolali (dok pri)

Mengapa ketersediaan air menjadi bagian dari energi lokal? Pada umumnya dibahas energi berbasis air semisal Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dimana aliran air memutar turbin generator pembangkit listrik. Ataupun energi mikrohidro yang memanfaatkan aliran air dan energi gravitasi. Pada sisi sebaliknya, betapa sering energi listrik digunakan untuk mendapatkan air bersih, semisal menaikkan air dari sumur bor dengan energi listrik.

Berkah air melimpah di Desa Ngargoloko (dok pri)
Berkah air melimpah di Desa Ngargoloko (dok pri)
Berkah air bersih yang mengalir di Desa Ngargoloko, adalah sediaan energi lokal, mengurangi beban PDAM untuk memasok air bersih memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan data desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel dalam Angka 2016, tidak ada pelanggan PDAM dan dari 519 rumah tangga, yang berlangganan listrik sebanyak 244 KK atau 47%. Meski tanpa data serapan konsumsi listrik (kwh) terindikasi potensi penghematan penggunaan tenaga listrik dengan ketersediaan air bersih yang melimpah.

  •  Potensi biogas dari kotoran ternak sapi

Berdasarkan data desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel dalam Angka 2016, pada tahun 2015 dijumpai ternak besar sapi potong dan sapi perah masing-masing sebanyak 195 dan 391 ekor atau total 586 ekor. Berdasarkan kajian pustaka, setiap ekor sapi dewasa menghasilkan sekitar 25 kg kotoran perhari, kadar bahan kering sekitar 20%, biogas yang dihasilkan berkisar antara 0,023 -- 0,040 m3/kg bahan kering. Berdasarkan estimasi minimal akan didapat 586*25*0,2*0,03 = 87,9 m3 biogas per hari.

Energi dari biogas ini dapat dikonversi menjadi energi untuk memasak, penerangan maupun bentuk tenaga yang lain. Semuanya menjadi bagian dari energi lokal pendukung kedaulatan energi. Tentunya diperlukan mekanisme pengelolaan semisal pembentukan kelompok peternak yang saling berdekatan sehingga digester maupun biogas power plant lebih terpadu efisien.

Pengelolaan Kedaulatan Energi Lokal Berbasis Kearifan Lokal

Pemahaman bahwa setiap lokasi termasuk Desa Ngargoloko memiliki kekhasan energi lokal.Setiap daerah memiliki permasalahannya yang khas semisal Desa Ngargoloko yang termasuk rawan longsor di musim penghujan dan kebakaran hutan di musim kemarau.Maka pengelolaan energi lokalpun bersifat khas.

Pola khas daerah tepian hutan yang memiliki pengetahuan lokal yang berkembang menjadi kearifan lokal layak menjadi dasar pijakan pengelolaan energi lokal. Semisal mengambil dari hutan secukupnya, mengambil hanya yang diberikan oleh hutan melalui guguran ranting (rencek). Memelihara smber air dengan seksama agar tidak berhenti mengalirkan berkat bagi warga. Memadukan aktivitas pemeliharaan alam potensi desa melalui kultur budaya semacam merti desa, bersih desa juga dilakukan di Desa Ngargoloko.

Pengelolaan Kedaulatan Energi Lokal Desa Ngargoloko Berbasis Kearifan Lokal (dok pri)
Pengelolaan Kedaulatan Energi Lokal Desa Ngargoloko Berbasis Kearifan Lokal (dok pri)
Tekad memaksimalkan potensi lokal dan meminimalkan input dari luar menjadi kekuatan kedaulatan energi desa dan mendukung keberlanjutan ketersediaannya. Komponen selaras dengan upaya konservasi lahan, meningkatkan gerak ekonomi setempat dan diterima secara sosial budaya oleh masyarakat setempat semuanya dipenuhi oleh model pengelolaan energi lokal berbasis kearifan lokal Desa Ngargoloko. Semoga Ngargoloko nyata menjadi arga yang loka, kawasan gunung yang terkenal mampu mensejahterakan penduduknya.

[Terima kasih desa Ngargaloka, meski baru selayang pandang, kiranya kami bisa belajar menyesap sari pembelajaran alammu. Artikel penyemangat bagi para teruna kebun untuk bersama belajar menulis melalui wahana Kompasiana]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun