Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepucuk Surat dari Salatiga

11 September 2017   10:03 Diperbarui: 17 September 2017   00:34 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahu membahu pimpinan kampus dan panitia serta masyarakat Kota Salatiga (dok pri)

Teruntuk Papa Mama, Ibu Bapak, Babe eNyak, Uda Uni, Akang Teteh...

Beberapa hari hingga sebulan silam, keluarga telah melepas buah hati untuk belajar di Kota Salatiga khususnya di UKSW. Aneka wujud pantauan tentunya telah dilakukan demi keamanan dan kenyamanan Ananda terkasih. Terima kasih Papa Mama, Ibu Bapak, Babe eNyak, Uda Uni, Akang Teteh yang telah memilih dan mempercayakan putranda belajar di Kota Salatiga.

Berikut dihaturkan selayang pandang kegiatan putra/putri panjenengan dalam kemasan pawai Orientasi Mahasiswa Baru (OMB). Selaku mahasiswa baru mereka mengikuti masa orientasi baik dalam bidang akademis kampus maupun interaksi dengan lingkungan kota baru dimana mereka akan tinggal selama masa studi. Tata krama pendatang baru, mereka bersalam dan masyarakat Kota Salatiga dengan antusias menyambut kedatangan mereka di tengah kehidupan bermasyarakat.

Saat terbersit rasa kuatir, 'kumaha atuh teteh jeung akang di Salatiga' mari simak Kota Salatiga dengan slogan Indonesia mini oleh keragaman suku penduduknya. Keragaman suku menjadi kekuatan dan awal merajut kesatuan. Putra/i Ibu Bapak akan belajar bangga menjadi putra daerah sekaligus bagian dari Indonesia majemuk.

Multi Etnis di Salatiga (dok pri)
Multi Etnis di Salatiga (dok pri)
'Mampukah anakku yang terbiasa dilayani untuk bertahan dalam kerja sama dan kerja keras?' Mari tatap ekspresi mereka dalam parade marchingblek. Yup mereka memainkan aneka alat musik dari genderang drum plastik, blekdrum kaleng hingga musik kotekan bambu. Mereka meramu aneka materi lokal untuk dipadu dalam harmoni. 

Secara pribadi mereka bertanggung jawab atas instrumen yang digendongnya, pendengaran, rasa, alunan tangan dan kaki mereka melangkah seirama saling melengkapi hingga terbentuk paduan yang elok. Tepuk tangan membahana dari ribuan penonton sepanjang jalan bukti kerja apik mereka.

Marchingblek OMB 2017 (dok pri)
Marchingblek OMB 2017 (dok pri)
Karmonisasi-kolaborasi apik (dok pri)
Karmonisasi-kolaborasi apik (dok pri)
'Huwaduh anak mami diminta menggendong drum dan berjalan kaki hampir 3 km...' Tenang Mom, Tante.... Acung jempol dan salaman sejenak, Pak Arief Sadjiarto beliau selaku Wakil Rektor III bagian kemahasiswaan tidak hanya memberangkatkan pawai OMB ini, beliau hadir dan ikut dalam barisan pawai. 

Hampir setiap jengkal terdapat kakak-kakak angkatan sebagai panitia yang mendampingi, mereka rela menenteng tas kresek hitam berisikan air mineral. Dari tangannya terulur minuman maupun kertas tisue untuk menyeka peluh yang mengucur dari peserta pawai. Mereka bahu membahu mendampingi mahasiswa baru, hingga saatnya hati yang tersentuh oleh bantuan kasih akan menjadi hati yang siap membantu sesamanya.

Bahu membahu pimpinan kampus dan panitia serta masyarakat Kota Salatiga (dok pri)
Bahu membahu pimpinan kampus dan panitia serta masyarakat Kota Salatiga (dok pri)
Ku kan terbang tinggi bagai rajawali... Burung rajawali muda...begitu sering sebagai orang tua kita menyuntikkan semangat kepada teruna muda kita ya Ibu Bapak? Lihatlah betapa gagah putra-putri Ibu Bapak mengenakan kostum dalam costume carnival. Berdaya cipta tinggi dan jadilah teladan menjadi tema pawai OMB 2017 ini. 

Kreativitas diwujudkan dalam aneka wujud fauna burung. Meneladani burung, bukankah kita sebagai orang tua juga melakoninya? Mengajarkan anak burung terbang dengan sentuhan lembut, sesekali membiarkannya terjatuh asal tidak terlalu terluka dan kini mereka bagaikan rajawali muda mereka akan melukiskan jalannya sendiri.

Ku kan terbang tinggi...(dok pri)
Ku kan terbang tinggi...(dok pri)
Rajawali muda gladhi diri (dok pri)
Rajawali muda gladhi diri (dok pri)
Teringat puti jelita ibu yang senang melenggak lenggok dengan tari pita? Betapa gemulai dan indahnya mereka dalam barisan flagger. Tanpa kehilangan identitas pribadi mereka menyusun harmoni gerakan antar warna. Mari tunggu saatnya mereka Srikandi dan Sembadra panjenengan akan menjadi duta bangsa di aneka bidang yang ditekuninya, melambaikan bendera kehormatan bangsa di aneka kancah pengabdian.

Flagger....gemulai trengginas berolah ilmu (dok pri)
Flagger....gemulai trengginas berolah ilmu (dok pri)
Selain meruahnya penonton yang menyambut disepanjang jalan. Betapa pawai putra/i Ibu Bapak disambut dengan gembira oleh aneka komunitas yang ada di Salatiga. Salah satunya GEMPAR...generasi muda Pancuran. Betapa kehadiran putra/i Ibu Bapak menjadi kegembiraan warga Kota Salatiga. Para bocah dengan gembira mengikuti jejak kakak-kakaknya dalam barisan pawai.

Gempar...generasi muda Pancuran sahabat mahasiswa (dok pri)
Gempar...generasi muda Pancuran sahabat mahasiswa (dok pri)
Pemkot Salatiga menjadikan acara pawai OMB UKSW menjadi salah satu agenda Kota yang diolah menjadi pengungkit pariwisata. Mari bila Om Tante, Ibu Bapak berkenan hadir tahun depan dapat menyaksikan acara ini dan mendapati putra/i panjenengan sudah menjadi salah satu panitia yang memfasilitasi adik-adiknya.

Partisipasi warga penampil pawai (dok pri)
Partisipasi warga penampil pawai (dok pri)
Kami berdoa kiranya hamparan sawah Ibu Bapak menghasilkan panen yang melimpah. Tuaian pala di Halmahera bernilai ekonomi tinggi. Bunga cengkih Om Tante di Sulawesi Utara melimpah dengan harga tidak murah. Batubara di Kalimantan tetap membara. Praktek dokter dan pengacara lancer. Perusahaan dan tempat kerja panjenengan meningkat pesat minimal stabil. Rezeki Om Tante, Babe eNyak adalah rezeki kami juga. Loh apa hubungannya?

Begini Ibu Bapak..... Salatiga adalah kota pendidikan. Semisal UKSW dengan jumlah mahasiswa aneka strata dari program diploma hingga pascasarjana doktor mencapai lebih 10 000 orang. Sekitar 60% berasal dari luar kota. Bila mereka membelanjakan sekurangnya Rp 750 000,- per bulan, maka 4,5M mengalir ke Kota Salatiga belum yang berasal dari mahasiswa di sekitar Salatiga yang tidak kos namun membelanjakan sejumlah uangnya di sini. Rasanya tak kurang dari 5M aliran dana dari panjenengan semua. Dana tersebut menghampiri saudara kami yang memiliki usaha kos-kosan, rantangan, laundry, jualan pulsa, angkutan kota. Menghidupi lebih dari 3000 pekerja dengan UMR Kota Salatiga. Belum lagi para dosen dan pegawai UKSW menerima gaji dari komponen biaya studi putra/I Ibu Bapak.

Warga Kota Salatiga mitra keluarga mahasiswa (dok pri)
Warga Kota Salatiga mitra keluarga mahasiswa (dok pri)
Akhirnya semoga damai sejahtera dikaruniakan kepada kita semua. Kepercayaan Ibu Bapak kepada kami warga Salatiga dan kesungguhan kami warga Salatiga menjaga amanah Ibu Bapak kiranya mewujud dalam berkah kelancaran studi putra/i harapan bangsa. Semangat belajar rajawali muda hingga saatnya terbang perkasa di pentas pengabdian memajukan bangsa.

Salatiga, 11 September 2017

Salam hormat

Prih (warga Kota Salatiga)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun