Berkebun? Malas ah berkebun identik dengan main kotor dan berpeluh. Eits tunggu dulu, memang berkebun menitikkan keringat namun juga aktualisasi kreatifitas seni loh. Seni memadukan warna antar dedaunan, seni memadukan aneka pola daun dari menjari hingga berpita maupun paduan warna dan bentuk bunga.
Berkebun juga bagian dari seni relaksasi. Mengamati pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan melepaskan sebagian ketegangan pikiran. Mari memadukan seni kreativitas dan relaksasi melalui kegiatan berkebun.
Tidak memiliki pekarangan yang cukup luas? Bukan menjadi penghalang untuk berkebun. Sebidang wadah, sejumput bahkan secelup media plus tanaman yang dibudidayakan sudah memenuhi kaidah berkebun.
Nah kali ini disajikan seni berkebun dengan memadukan wadah seadanya.
Pagoda...yah sawi pagoda dengan bentuk kerucut terbalik cantik, cerianya kembang petunia begitupun rumpun gandum tumbuh subur dalam bidang kebun berupa kranjang. Berkebun dalam keranjang. Tidak selalu membutuhkan hamparan luas. Yuup keranjang anyaman bambu bekas wadah pisang ataupun salak yang kita beli dari pasar. Ini tampilan di kebun di jalan Kartini Kota Salatiga, kreasi Ibu Nugraheni Widyawati, penggiat urban farming.
- Perlunya saluran drainase yaitu pembuangan air berlebih secara cepat. Pada dasarnya akar tanaman perlu bernafas mengambil oksigen dan terhindar dari suasana terendam terlalu lama (kecuali jenis tanaman air). Aneka wadah anyaman secara alami mampu meloloskan air. Sedangkan wadah yang lain yang pejal di bagian dasarnya dapat dilobangi untuk menuntaskan air genangan.
- Ratio atau perbandingan antara luas permukaan per ketinggian wadah dengan luas kanopi tanaman dengan kedalaman perakarannya. Tanaman berakar dalam memerlukan wadah dengan ketinggian yang mencukupi sebaliknya tanaman berperakaran dangkal serta kanopi pendek kompak akan tampil cantik sehat dalam wadah yang tak terlalu dalam.
Selamat berkreasi dengan wadah tanaman, berkebun menjadi kegiatan yang menyenangkan. Salam berkebun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H