Buekkankain besurek selembar sajo....buek kenangan kawan nang tercinto........  Penggalan lirik lagu daerah Bengkulu tentang Kain Besurek oleh Darus Nachrowi itu serasa berdendang di telinga saya saat menerima buah tangan dari seorang sahabat blogger. Menyimak motif bunga Rafflesia pada kain besurek yang terbentang semakin terasa nilai luhur kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Raffflesia Padma Raksasa sang Puspa Langka
Bunga Rafflesia arnoldi dikenal sebagai padma raksasa, dengan diameter saat mekar mencapai 1 meter dan bobot hingga 10 kg dinobatkan sebagai bunga terbesar di dunia. Pertama kali teridentifikasi pada tahun 1818 di daerah hutan tropis Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bengkulu Bumi Rafflesia. Penamaan Rafflesia arnoldi untuk menghargai jasa kolaborasi Thomas Stamford Raffles dan Joseph Arnold.
Tumbuhan ini bersifat parasit, mendapatkan makanan dari inangnya. Mengeluarkan bau tidak sedap semacam bangkai. Berdasarkan baunya sering sekali bunga  Rafflesia arnoldi ini dikacaukan dengan bunga bangkai dari genus Amorphophallus semacam suweg raksasa yang menjulang tinggi.
Rafflesia arnoldi mendapat perhatian khusus bersama bunga melati dan bunga anggrek bulan, ketiganya ditetapkan sebagai bunga nasional melalui Keputusan Presiden Indonesia No 4/1993. Bunga atau puspa yang terpilih diharapkan mampu mewakili karakteristik bangsa dan negara Indonesia. Bunga melati ditetapkan sebagai Puspa Bangsa, bunga anggrek bulan sebagai Puspa Pesona dan padma raksasa (Rafflesia arnoldi) sebagai Puspa Langka.
Padma raksasa ini endemik di Pulau Sumatera bagian Selatan. Berkembang biak sangat lambat dan semakin berkurang populasinya akibat deforestasi penggundulan hutan. Â Berdasarkan PP No 7/1999, tumbuhan Rafflesia arnoldi termasuk status dilindungi. Memenuhi kaidah populasi yang kecil, adanya penurunan tajam pada jumlah individu di alam serta daerah penyebaran yang terbatas atau endemik seturut pasal 5 dan secara eksplisit dinyatakan dalam lampiran no urut 228. Budidaya tumbuhan ini di luar habitat alaminya menemui banyak kendala teknis. Upaya konservasi sangat diperlukan agar padma raksasa puspa langka kekayaan hayati sekaligus mandat Illahi ini tidak terancam punah. Bagian dari memelihara keutuhan ciptaan.
Kain Besurek
Kain besurek adalah kain khas bengkulu dengan dasar utamanya kaligrafi aksara Arab. Besurek adalah dialek Bengkulu dari Bahasa Melayu yang berarti bersurat atau tulisan. Kain besurek merupakan kekayaan budaya khas Bengkulu. Melalui sehelai kain, masyarakat budaya mewartakan hakekatnya. Penggunaan kain besurek dalam upacara adat sangatlah kental, setiap motif mewakili pesan tertentu
Kini kain besurek tidak hanya difungsikan dalam upacara adat namun juga merambah pada dunia fashion. Agar tidak menabrak pakem tentunya ada pengaturan kain besurek yang diperbolehkan untuk fungsi fashion secara umum. Melihat ciri khas kain besurek, orang mengenalinya sebagai buah budaya nilai luhur Bengkulu. Kain besurek sebagai identitas pembeda sekaligus pewarta atau surat dari budaya Bengkulu kepada penikmatnya.
Pelekatan motif bunga Rafflesia arnoldi pada kain besurek juga pewarta yang efektif, inilah buah budaya Bengkulu Bumi Rafflesia. Sekaligus menjadi pewarta Puspa Langka bagian bunga nasional yang perlu dilindungi, sesanti komitmen untuk melakukan konservasi agar identitas ini tidak punah. Kearifan lokal memelihara alam agar lestari dengan melindungi padma kekayaan bangsa yang terancam punah
Nilai Luhur Kain Besurek dari Bengkulu Bumi Rafflesia
Apabila besurek secara harafiah berarti bersurat atau tulisan, bukankah hidup setiap titah ciptaan berakalbudi yang paling tinggi adalah hakekat besurek? Kehidupan adalah surat yang terbuka, setiap yang diperjumpakan bisa membaca surat atau pesan melalui kehidupan keseharian pribadi titah. Surat macam apa yang diembannya, besurek yang tidak merugikan sokur meneduhkan sekitar adalah dambaan setiap pembaca pesan tulisan. Betapa luhur nilai kain besurek dari Bengkulu Bumi Rafflesia.
 Salatiga, 26 Juli 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H