Di dunia hiburan Asia Tenggara, ada satu nama yang bersinar lebih terang dari yang lain: P. Ramlee. Namanya saja sudah membangkitkan rasa nostalgia dan kekaguman pada para penggemarnya. Terlahir dengan nama Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh pada tanggal 22 Maret 1929, di Penang, Malaysia.Â
Kehidupan penghibur Malaysia yang ikonis ini adalah kisah tentang bakat luar biasa, semangat yang tak tergoyahkan, dan warisan kesenian yang tak lekang oleh waktu. Sering disebut sebagai "Charlie Chaplin-nya Malaysia," perjalanan luar biasa P. Ramlee dari awal yang sederhana hingga menjadi bintang internasional terus memikat hati dan menginspirasi banyak generasi. Mari simak kisah hidup sang maestro ini.
Kisah Awal P. Ramlee Muda
P. Kisah Ramlee dimulai di Penang, sebuah kota yang hidup dan memiliki keragaman budaya di Malaysia. Ayahnya keturunan orang Indonesia berdarah Aceh yang menikah dengan Ibu berdarah Malaysia . Dia lahir di sebuah keluarga sederhana dengan 11 saudara, dan orang tuanya berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. .Di lingkungan inilah Ramlee muda menemukan kecintaannya pada seni. Sejak usia dini, dia menunjukkan bakat alami untuk musik dan akting. Dia belajar memainkan berbagai alat musik, termasuk akordeon dan biola. Suara Ramlee bagaikan malaikat, dan dia sering tampil di berbagai acara dan pertemuan lokal. Karisma dan kehadirannya di atas panggung terlihat jelas bahkan di tahun-tahun pembentukannya.
Terciptanya Mega BintangÂ
Pengalaman pertama P.Ramlee di industri hiburan datang ketika ia bergabung dengan sebuah band lokal, Rhythm Boys. Ini menandai awal karir musiknya, tetapi masuknya dia ke dunia perfilmanlah yang akan melambungkan namanya menjadi bintang.
Pada tahun 1948, ia bergabung dengan Shaw Brothers Studio di Singapura, sebuah perusahaan produksi film besar di Asia Tenggara. Ini adalah titik balik dalam hidupnya. Dia mengasah kemampuannya sebagai aktor, musisi dan komposer. Dia memulai karir filmnya dengan peran kecil dalam film "Cinta". Karisma alami dan keserbagunaannya dengan cepat membuatnya memiliki banyak penggemar, membuatnya menjadi nama yang terkenal di wilayah tersebut. Kontribusinya pada industri hiburan Melayu merupakan terobosan dan meningkatkan standarnya ke tingkat internasional.
Artis Multi-Talenta
Apa yang membedakan P. Ramlee dari yang lain adalah keserbagunaannya yang luar biasa. Dia bukan hanya seorang aktor tetapi juga seorang musisi, komposer dan sutradara. Kemampuannya untuk mengenakan banyak topi di industri ini membuatnya menjadi aset yang tak ternilai. Selama kariernya, P. Ramlee telah membintangi lebih dari 66 film, menyutradarai 34 film, dan menciptakan lebih dari 360 lagu. Filmografinya berkisar dari komedi ringan hingga drama yang menggugah pikiran. Â
Sebagai seorang aktor, P. Ramlee memiliki kemampuan dengan mudah beralih antara peran komedi dan drama. Film-filmnya seperti "Bujang Lapok" dan "Madu Tiga" dirayakan karena kecerdasan dan pesonanya. Penonton tertarik pada karismanya dan ketepatan waktu yang sempurna. Karya sutradaranya, "Do Re Mi," juga tetap menjadi karya klasik dalam dunia perfilman Malaysia, yang dikenal dengan penceritaan yang inovatif dan humor yang tidak tergerus waktu.
Maestro Musik
Bakat musik P. Ramlee juga tidak kalah luar biasa. Ia menciptakan lebih dari 360 lagu selama karirnya, banyak di antaranya telah menjadi lagu klasik yang tak lekang oleh waktu. Lagu-lagunya mencakup berbagai genre, mulai dari balada romantis hingga melodi yang upbeat. Komposisinya terus dicintai oleh orang-orang dari semua generasi, kemampuannya untuk menanamkan elemen-elemen tradisional Melayu ke dalam komposisi modern menghasilkan suara yang unik dan menawan yang beresonansi dengan penonton lintas generasi. Salah satu lagunya yang paling ikonik, "Getaran Jiwa", tetap menjadi mahakarya yang menampilkan kejeniusan musiknya. Lagu ini telah di-cover oleh banyak artis dan tetap menjadi simbol pengaruhnya yang abadi. Dan juga pernah di remake oleh musisi terkenal Indonesia lagu "Madu Tiga" band Triad diapuk Ahmad Dhani sebagai Vokalis-nya. Â Â
Era Keemasan Sang Bintang
Tahun 1950-an dan 1960-an terukir dalam sejarah sinematik sebagai era keemasan karier P. Ramlee yang termasyhur. Selama periode transformatif ini, legenda Malaysia ini tidak hanya menjadi terkenal, tetapi juga mengukuhkan statusnya sebagai ikon budaya Asia Tenggara. Â Karisma dan bakat P.Ramlee bersinar paling terang selama era ini. Kolaborasinya dengan aktris terkemuka Saloma menghasilkan chemistry di layar kaca yang memikat para penonton di seluruh wilayah. Bersama-sama, mereka menghidupkan beberapa film klasik yang paling dicintai dan bertahan lama di dunia perfilman Malaysia. Film-film seperti "Bujang Lapok", "Madu Tiga", dan "Nasib Si Labu Labi" menampilkan keserbagunaan P. Ramlee yang luar biasa. Dia dengan lancar bertransisi antara peran komedi dan dramatis, membuat penonton tertawa terbahak-bahak atau tersentuh oleh kedalaman penampilannya.Â
Era Keemasan P. Ramlee tidak hanya mengangkat perfilman Malaysia menjadi terkenal di dunia internasional, tetapi juga meninggalkan warisan yang abadi. Ini adalah bukti kontribusinya yang tak tertandingi terhadap seni dan budaya Asia Tenggara, dan terus menginspirasi para pembuat film dan seniman hingga hari ini.
Warisan dan Pengaruh Budaya
P. Kepergian Ramlee yang terlalu cepat pada tanggal 29 Mei 1973, pada usia 44 tahun, menandai kehilangan yang tragis bagi dunia hiburan. Namun, warisannya tetap bertahan. Pengaruhnya terhadap budaya Malaysia dan Asia Tenggara tak terukur. Film-filmnya terus dikenang, dan musiknya masih dinyanyikan dan dirayakan.Â
Pada tahun 1990, P. Ramlee secara anumerta dianugerahi gelar "Tan Sri", salah satu penghargaan tertinggi di Malaysia, sebagai pengakuan atas kontribusinya yang signifikan terhadap seni dan budaya Malaysia. Karyanya dirayakan setiap tahun pada Hari P. Ramlee, sebuah hari yang didedikasikan untuk mengenang dan menghargai warisannya yang luar biasa. Sebagai pengakuan atas dampaknya yang abadi, Malaysia telah membentuk berbagai inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan warisan P. Ramlee. Museum P. Ramlee dan P. Ramlee Memorial di Penang berfungsi sebagai ruang khusus untuk menghormati kehidupan dan karyanya. Institusi-institusi ini menawarkan wawasan tentang perjalanan artistiknya dan menyediakan platform bagi generasi baru untuk terhubung dengan kecemerlangannya.
Akhir kata, P. Ramlee bukan hanya seorang ikon budaya; dia adalah seorang maestro musik yang komposisinya melampaui waktu dan batas semesta. Kemampuannya untuk menyentuh hati dan jiwa para pendengarnya melalui musik tidak tertandingi. Melodi dan lirik P. Ramlee terus bergema, mengingatkan kita bahwa musiknya, seperti jiwanya, benar-benar abadi dan tak lekang oleh waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
