Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taliban Menguasai Afganistan, Apa Dampaknya bagi Indonesia? dalam Tinjauan P4GN

23 Agustus 2021   16:24 Diperbarui: 23 Agustus 2021   16:31 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga opium, tanaman sekaligus sumber pendanaan terbesar Taliban (sumber : sakuratucson.com)

Dengan kata lain bentuk kekalahan negara terhadap pemberontak. Negara dalam hal ini pemerintah Afganistan tidak mampu menjadi pengayom dan pelindung rakyat (baca : sipil), sehingga banyak terjadi kemiskinan yang mengakibatkan kriminalitas termasuk penanaman, peredaran,dan penyalahgunaan Narkoba.

Bahkan santer berita bahwa Presiden Afganistan malah melarikan diri dengan 4 mobil uang yang bahkan yang tidak cukup untuk dimasukkan ke dalam Helikopter. 

Ini menunjukkan bahwa pemimpin dan pemerintah Afganistan adalah para Koruptor. Pantaslah pemberontakan memberikan harapan baru bagi sebagian rakyat miskin yang kelaparan. Meskipun harapan tersebut adalah harapan semu bagi sebagian yang lain.

Rakyat Indonesia seharusnya memandang Taliban tidak secara naif dalam kerangka beragama semata, melainkan lebih pada politik. Mengapa? Paham ketidakpuasan terhadap pemerintah dibumbui dengan dongeng nubuat Al-Mahdi akhir zaman yang dilakukan Taliban, dapat mengguncang iman sebagian rakyat Indonesia yang fanatik beragama tapi tanpa disertai literasi yang memadahi. 

Lebih parahnya meniru membabi buta dengan memperdagangkan narkoba untuk pembelian senjata dalam upaya memberontak terhadap pemerintah yang berdaulat.

Itu sebabnya, Indonesia tidak boleh sama dengan Afghanistan yang selain kalah terhadap narkoba, namun juga kalah pada korupsi yang akhirnya negara dikuasai oleh teroris yang mendapatkan amunisi dari perdagangan narkoba. Karena negaranya dipimpin oleh Presiden dan petinggi yang korupsi dan suap dari hasil dagang narkoba.

Hal kedua yang perlu dikhawatirkan selain faham Taliban yang dapat masuk ke Indonesia, yaitu narkoba Opium dan heroin sendiri. Ketika bandarnya sudah mampu menguasai negaranya, maka kedua jenis narkoba ini mungkin akan lebih mudah masuk ke berbagai negara di dunia tidak terkecuali ke Indonesia. Maka Indonesia harus extra lebih hati-hati perihal peredaran narkoba  kedua jenis ini.

Wallahua'lam bissowab.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun