Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kenapa Narkoba Selalu Menyasar Selebritis?

13 Juli 2021   13:54 Diperbarui: 13 Juli 2021   14:11 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi covid yang telah berlangsung hampir 2 tahun ini, tidak hanya merenggut nyawa, mata pencaharian, melainkan juga menambah penyalahgunaan narkoba. Tidak ayal, penyalahgunaan narkoba yang dilakukan secara umum disebabkan rasa bosan karena dilarang bepergian. Seperti kasus yang saat ini tengah viral dimana penyalahgunaan narkoba dilakukan oleh pasangan public figure yaitu Nia Ramadhani dan Suaminya Ardi Bakrie. Tentu saja ini menimbulkan keprihatinan dan tak sedikit menuai hujatan. Lalu mengapa kasus narkoba selalu menyasar korban ataupun pelaku/pengedar selebiritis?

Sebelum saya membahas kenapa selebiritis tak pernah lepas dengan jeratan narkoba, saya ingin flashback pada kisah pertama kali saya masuk BNN sekitar 7 tahun yang lalu. Saat itu seorang ibu paruh baya bertanya pada saya : "Bagaimana jika kamu bertemu dengan penyalahguna narkoba yang tidak mau berhenti menyalahgunakannya?" Saya sudah lupa siapa namanya, mungkin saat ini dia sudah pensiun mengingat saat itu usianya sudah 50-an. Saya memberikan jawaban klasik "Saya menasihati dia, bu. Bahwa narkoba itu berakibat buruk bagi kesehatan dan kehidupan yang lain."

Meski saya menjawab dengan ekspresi meyakinkan, tapi  dia menampakkan wajah yang tidak puas sambil menjelaskan bahwa fakta dilapangan tidak semudah itu. Ibu ini kemudian menjelaskan pengalamannya ketika menghadapi orang yang menyalahgunakan narkoba. Lalu ingatan saya kembali pada masa kini.

Dalam perjalanan karir saya, tidak pernah saya langsung berhadapan  dengan penyalahguna narkoba secara face to face. Karena pekerjaan jenis ini dilakoni oleh konselor yang notabene konsultasi langsung dengan pasien narkoba. Sebagai penyuluh, saya lebih sering berhadapan dengan orang-orang yang masih "bersih" narkoba walau bisa jadi sebagian orang-orang yang saya suluh menyalahgunakan secara diam-diam ya.. . Walaupun dalam perjalanan hidup saya, pernah memiliki teman sekelaas yang menyalahgunakan ganja hingga bikin geger sekolah yang terhitung sekolah favorit di Semarang kala saya masih SMA.

Pemakaian Narkoba Dan Nafsu dasar Manusia

Hal yang sering dipertanyakan oleh masyarakat biasa, ngapain sih pakai narkoba? Kan artis sudah punya segalanya yang kita saja mungkin tidak bisaa capai. Jawaban yang muncul dari pengedar narkoba adalah pertama, karena mereka banyak uang sehingga harga narkoba yang mahal affordable bagi mereka. Kedua, pemberitaan narkoba sekaligus menjadi bahan endorse bagi marketing narkoba yang secara akan menyasar penggemar fanatik untuk meniru idolanya. Lalu dari sisi individu selebiritisnya beralasan antara lain ; untuk menambah stamina bekerja, untuk mendapat ketenangan, mengusir kebosanan, dan mencari kesenangan.

Narkoba merupakan salah satu kejahatan tertua dalam sejarah manusia selain pelacuran/sex bebas, pencurian, kecurangan, penipuan, pencurian, homoseksual, dan segala sesuatu yang dilarang oleh agama baik Islam maupun agama lain.  Meskipun ada yang bilang itu bukan dosa karena tidak merugikan siapapun, narkoba tentu saja merugikan minimal untuk dirinya sendiri dan orang yang mengasihinya. 

Bayangkan jika orang menyalahgunakan narkoba mati overdosis, orang yang ditinggalkan pasti sedih karena dtinggalkan dengan orang yang disayanginya. Jadi tidak ada yang diperdebatkan tentang dosa pakai narkoba. Karena kalau opini ini dikuti tentu juga menimbulkan lebih banyak bahaya. Karena jika tidak menyadari itu salah, bagaimana mau bertobat?

 Filsafat / spiritual jawa mengklasifikasikan terdapat 4 Jenis nafsu yang biasa diejawantahkan dengan sebutan sedulur papat. Hampir mirip juga dengan filsafat dan tasawuf dari Imam Al-Ghozali tentang jenis nafsu yang memberikan jenis kategori berbeda. Demikianpun Al Quran juga menyebutkan jenis nafsu-nafsu ini didalam diri manusia ini. Saya tidak akan memaparkan semuanya, tapi minimal menganalisanya sesuai kasus.

Dalam kasus Nia ramadhani dan suaminya yang menyalahagunakan sabu adalah bentuk pengumbaran pada salah satu nafsu yang dalam konsep sedulur papat adalah nafsu sufiyah. Saya akan jelaskan bagaimana karakter pemakai narkoba jenis sabu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun