Setahun yang lalu covid masih terasa jauh dari lingkungan kita, maka tak heran ada yang menganggap bahwa ini hanya cerita. Tapi hari ini, orang yang kita kenal sudah ada yang terkena bahkan sudah ada yang meninggal karenanya. Kira-kira kenapa dan ada apa sehingga covid melonjak terlebih dengan ada varian delta. Berikut 4 konspirasi yang menyesatkan yang menurut  penulis menjadi salah satu diantara penyebab gelombang 2 di Indonesia :
Â
Teori Konspirasi bahwa covid hanya berita karangan
Saya cukup menyesalkan terhadap beberapa influencer yang menganggap dan mempromosikan bahwa covid adalah hoax media. Para influencer ini punya banyak follower, beberapa yang saya lihat di Instagram dan di tiktok. Mungkin tidak masalah ya.. kalau cukup untuk dirinya sendiri dan ketika keluar melaksanakan protokol kesehatan. Namun karena disebarkan dan dipercaya serta diikuti oleh pengikutnya ini yang kemudian jadi masalah yaitu orang jadi menyepelekan prokes.
Masalahnya juga mereka memberikan argumen yang seolah logis padahal analisanya pincang. Misal yang saya tonton dari tiktok, membandingkan data antara pelaporan statistik antara data Indonesia dan Cina. Dalam analisanya, di tiktok menunjukkan grafik testing swab antigen Indonesia yang sempat naik lalu turun sedikit. Kemudian dia buka data grafik Cina yang kecenderungannya stagnan dan menurun. Menurutnya, karena Cina tidak perlu melaporkan ke WHO, dengan kata lain covid adalah penyakit akibat test swab. Kalau tidak swab jadi tidak kena covid. Semudah itu menyimpulkan.
 Padahal Cina menerapkan teknologi alat tracing yang terkoneksi dengan aplikasi HP dan satgas covid setempat sehingga terpantau penularannya. Dengan dasar tersebut, testing  swab yang dilakukan jauh lebih  efektif dan efisien tidak acak seperti di Indonesia. Metode ini juga yang diterapkan di Singapura, sehingga Singapura sekarang percaya diri dengan new normalnya dan Cina sudah tidak terdengar lagi beritanya seperti pada tahun 2019 akhir.
Pertanyaan selanjutnya pada para influencer ini, lalu kalau covid bohong, masa iya orang-orang di India pada pakai tabung oksigen cuma acting, mayat mengambang di sungai gangga cuma pura-pura.? Bagaimana peningkatan aktivitas gali kubur di Jawa Barat dari yang sebelum lebaran 10 liang per hari , setelah lebaran jadi meningkat 30-40 jenazah perhari? Apakah para influencer ini bisa menjelaskan?
Penjelasan mengapa di Cina terutama di Wuhan, bisa cepat diatasi ya karena memiliki persamaan tujuan yaitu segera lepas dari cengkeraman covid ini. Belajar dari wawancara Kompas dengan Duta Besar di Singapura baru-baru ini, tentu saja Cina lebih dulu menerapkannya yaitu disipilin, digital tracing, swab testing dan aturan yang tegas.
Disiplin, dalam arti orang pada nurut dengan pemerintah melakukan prokes. Digital tracing yang terhubung langsung dengan handphone yang membuat pememrintah tahu kapan kontak erat seorang dengan pasien covid sehingga bisa diputus rantai penyebarannya yang ditindaklanjuti dengan swab testing. Sedangkan aturan yang tegas adalah bagaimana orang yang telah diketahui kontak erat dengan pembawa covid harus mau tidak mau bersedia isolasi mandiri, tidak kelayapan kesana-kemari seperti masyarakat RI. Aturan ini juga termasuk pada perjalanan dari dan keluar negeri yang ketat dengan menunjukkan sertifikat vaksin atau test, isolasi, tentu saja jauh dari KKN oknum birokrasi bandara setempat.
Teori Konspirasi bahwa vaksinasi membuat virus bermutasi
Jika teori konspirasi yang pertama membuat masyarakat menjadi abai, teori konspirasi yang ini dan poin  berikutnya membuat masyarakat menjadi paranoid atau khawatir. Padahal mutasi dalam virologi adalah suatu keniscayaan. Terlepas apakah orang yang dijangkiti sudak vaksin atau belum, sudah kodratnya makhluk hidup hidup beradaptasi dan membentuk varian baru.
Misalkan manusia, mengapa satu keturunan Adam namun anak-cucunya bisa berlainan bentuk fisiologi. Orang jazirah Arab memiliki bulu mata tebal karena berfungsi untuk memfilter debu gurun pasir. Orang Eropa berhidung sangat mancung dan berkulit putih untuk menyesuaikan iklim mereka yang sedang dan cenderung dingin.
Orang afrika berkulit gelap bahkan ungu berfungsi untuk menyaring sinar matahari yang sangat terik karena benua afrika yang panas. Sedangkan orang Indonesia dan sekitarnya mengapa berkulit cokelah dan cenderung berhidung pesek karena matahari berada di Khatulistiwa yang tidak terlalu panas atau dingin namun hangat. Oksigenpun melimpah hampir tersedia sepanjang tahun karena pohon tidak mengalami musim gugur seperti di Eropa, sehingga tidak perlu punya hidung yang besar/ mancung.
Seperti itulah kodratnya alam. Hal inipun diamini oleh teori evolusi Darwin (bukan yang nenek moyang manusia adalah monyet ya..) yaitu burung Finch di kepulauan Galapagos. Â Burung Finch di pulau Galapagos ini merupakan spesies yang sam a pada awalnya. Perubahan bentuk paruh burung Finch ini disebabkan karena adanya perubahan jenis makanan yang tersedia di pulau Galapagos.
Sama halnya burung finch dan manusia, demikian pula yang terjadi pada virus. Mutasi ini dipercepat penyebarannya dengan mobilitas manusia yang sangat mudah hijrah antar negara dan tentu saja perusakan habitat makhluk hidup lain karena keserakahan manusia. Dengan kata lain mutasi virus adalah hal yang alamiah.
Teori Konspirasi bahwa vaksin ditanam chip nano       Â
Sama halnya dengan teori diatas, teori ini juga yang bikin parno sehingga muncul gerakan anti vaksin. Karena diduga vaksin ditanam chip nano maka pada berbondong-bondong menolak. Kalo emang ditanami chip nano, so what? Â Ya bisa saja chip tersebut disisipi teknologi penggali informasi tentang info DNA kita yang mungkin bisa dieksploitasi untuk kebutuhan "mereka". Tapi kalau diambil sesuatu informasi dari tubuh manusia kan berarti harus diambil lagi oleh "mereka" bagaimana caranya?
Imajinasi liar yang lain yaitu terdapat kamera pengintai yang akan selalu mengawasi kita kemanapun kita berada. Tapi kalaupun iya benar begitu. Emang kita siapa sepenting itu? Dua hal yang harus kita cermati dari teknologi nano, pertama pasti mahal, kedua harus menjanjikan.
Pertama, saat ini teknologi dalam penggalian informasi yang baru populer di masyarakat adalah mikro.Mikro USB, mikro mesin yang ada dalam laptop, computer, HP, dan teknologi canggih lain. Sedangkan teknologi nano sudah digunakan dalam teknologi kesehatan terutama kecantikan seperti nano laser yang bikin nenek Madona bisa kembali muda karena meregenerasi keriputnya.
Kedua, investasi menjanjikan. Karena teknologi nano ini mahal, missal dalam kecantikan saja hanya bisa dijangkau oleh kaum jetzet karena jelas bayar tunai langsung dimuka tidak diangsur. Lalu apa untungnya menerapkan teknologi nano ini pada kita rakyat jelata negara +62?
Tentu bukan investasi yang menjanjikan dilihat dari segi biaya. Kecuali jika salah satu dari kita adalah seperti Einstein atau jenius Galileo Galilei yang otaknya jika dibedah dapat berkontribusi bagi ilmu pngetahun masa depan. Atau manusia super seperti pahlawan Marvel, DC, Bumi Langit yang memiliki genetik super. Atau manusia abadi yang telah hidup lebih dari 200 tahun tanpa penyakit berarti, ya mungkin layak diteliti dan diikuti. Tapi kita emang siapa? Sok dikoreksi emang kelebihan kita apa bagi ilmu pengetahuan?
 Teori Konspirasi bahwa virus adalah buatan dan vaksin adalah penawar juga yang dibuat untuk membasmi virus tersebut.Â
Diantara semua teori konspirasi, bagi saya ini yang lebih realistis meski tidak saya percayai 100% hanya sebatas kemungkinan saja. Kenapa saya cenderung condong pada teori ini?
Pertama, minimal percaya bahwa virus ini ada. Sehingga aware / waspada dengan menerapkan mnimal protocol kesehatan. Selain itu anggapan terhadap vaksin juga lebih positif karena dianggap penawar bukan racun sebagaimana dua teori konspirasi diatas.
Kedua, percaya bahwa ada entitas yang lebih berkuasa daripada pemerintah kita yang menguasai dunia secara ekonomi politik salah satunya melalui dunia kesehatan. Konsekuensinya apa? Ya supaya hidup generasi muda punya visi misi dan tujuan yang jelas dengan berkemauan untuk mencari tahu, mengatasi dan mengubah jika bukan melawan entitas besar ini. Bukan cuma berhenti direbahan, njulidin orang dan kebijakan, sambil ngayal dan ngeyel doang.
Teori konspirasi ini selain lebih realistis juga lebih relevan sebab hal yang masih dipuja dalam peradaban manusia saat ini adalah uang dan kekuasaan. Mungkin jika kiamat belum dekat, prediksi saya hal yang akan dipuja manusia dikehidupan masa depan akan ditambah dengan variabel hidup panjang seperti dalam film-film fiksi ilmiah futuristic dimana rekayasa genetic dapat menghambat hormon penuaan sehingga awet muda dan awet hidup adalah dambaan manusia.
Sisi positif dari teori konspirasi ini akan meningkatkan nasionalisme serta kemauan untuk memajukan industri kesehatan di negeri sendiri seperti memajukan penelitian dalam bidang kesehatan, virologi, farmasi, dan sebagainya. Karena tidak mau terus bergantung pada negara lain yang berakibat mengalirkan sumber daya ekonomi keluar dan selalu menjadi negara konsumen.
Meski demikian sisi negatifnya tetap ada, sama halnya dengan teori konspirasi lain yaitu jadi negatif thinking dan anti asing yang berakibat menjadi orang seperti katak dalam tempurung atau tidak open minded. Hal ini disebabkan rasa curiga berlebihan terhadap produk baru tak terkecuali vaksin.
Harus kita akui memang Indonesia masih lemah dalam industri kesehatan. Tapi bukan berarti membuat Anda turut menjadi lemah akal dengan menjadi golongan anti vaksi bahkan anti prokes. Santernya teori konspirasi covid ini selain karena hoax/ analisa pincang dari para influencer dan buzzer yang Cuma ingin clickbait dan adsense dimana ujungnya uang, didukung pula oleh lemahnya indidvidu dalam hal literasi, tabayunisasi, dan nafsu pribadi yang suka membully, dan kebijakan yang tidak atau belum setertib dan secanggih Cina dan Singapura. Sekali lagi kita bertaruh nyawa hidup mati manusia, lalu masihkah Anda percaya dengan teori-teori konspirasi ini?
Wallahu a'lam Bisshowab
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H