Perhatikan frekuensi dan durasi
Frekuensi dan durasi yang saya maksud adalah banyak sedikit dan sering-jarangnya intensitas latihan. Seperti pepatah "practice make perfect"yang berarti berlatih membuat sempurna, beigtupun berolahraga. Meskipun seorang legenda, namun jika sudah tidak serutin dan serajin latihan seperti dulu tentu power tenaganya tidak akan sama dengan dirinya yang sekarang selain karena faktor usia.
Imbangi dengan gaya hidup sehat
 Berolahraga nyatanya tidak cukup disebut dengan gaya hidup sehat bila tidak diimbangi dengan gaya yang lain seperti makanan sehat, istirahat cukup, dan lingkungan yang baik untuk kecerdasan dan kesehatan mental termasuk ilmu gizi dan kesehatan.
Hal inilah mengapa ketika sekolah, pelajaran olahraga tidak terpisah dengan penjaskes. Penjaskes yang merupakan singkatan dari Pendidikan Jasmani dan Kesehatan tidak hanya teori bagaimana praktek berolahraga. Teori kesehatan dalam berolahraga penting karena dapat membantu sebagai pencegah sekaligus pertolongan pertama pada cidera.
 Berdoa
Sebagai manusia yang beragama dan percaya Tuhan, berdoa merupakan hal yang tak terpisahkan. Berdoa sebelum olahraga bertujuan agar kita berada terus dalam lindungan Tuhan hingga selesai. Seberapa besar usaha kita untuk menghindari sial atau meraih keberuntungan, tak ada artinya bila Tuhan berkehendak lain. Tidak terkecuali dijemput maut saat olahraga walau masih muda sekalipun jika memang takdirnya dan Tuhan sudah berkehendak, manusia bisa apa?
Demikian kiat berolahraga agar terhindar dari cidera. Mari sadar berolahraga disertai dengan kesadaran konsekuensi dan tata cara yang aman ya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H