Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Buku-buku Masa Kecil yang Membentuk Kepribadianku

17 Mei 2021   09:11 Diperbarui: 17 Mei 2021   12:52 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku menambah dan menumbuhkan ilmu (sumber : pngtree)

Membaca buku adalah salah satu indikator seseorang itu berilmu. Bahkan mengukur suatu negara dapat dikatakan maju adalah tingginya persentase warganya terhadap minat membaca buku. Kita lihat saja negara Jepang, yang dimana-mana tampak orang-orang yang hobi membaca buku.Melansir dari situs Perpustakaan Kemendagri menyatakan bahwa Jepang juga masuk sebagai negara lima besar dengan budaya membaca dan literasi yang tinggi selain Finlandia, Belanda, Swedia, dan Australia.

Kalau mau dibandingkan dengan negara kita Indonesia, sayangnya masih dikatakan cukup jauh dengan ranking negara Jepang.  Menurut UNESCO yang saya kutip dari situs Kemenkominfo, menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Riset lain dari World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Namun kabar baiknya adalah sejak tahun 2018 , budaya baca di Indonesia semakin mengalami peningkatan. Perpusnas mencatat bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan terkait minat baca masyarakat Indonesia bila dibandingkan dengan 2017, dari rata-rata sebelumnya yang hanya berkisar pada 36,48 persen (2017) meningkat menjadi 52.92 persen (2018) dan 53.84 persen (2019).

Literasi tertinggi adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta nilainya mencapai 63,02 persen. Sedangkan yang terendah ada di Maluku Utara dengan nilai 45,52 persen. Dengan topik bacaan paling favorit adalah sastra yang mencapai 58%.

Peningkatan minat baca ini sangat penting bagi kemajuan bangsa serta pertumbuhan mental generasi mendatang. Terlebih zaman sekarang yang harus berhadapan dengan tantangan keberadaan gawai . Menumbuhkan minat baca sebisa mungkin perlu diperkenalkan terlebih dahulu sebelum perkenalan pada gawai.

Bagaimanapun buku-buku dapat membentuk kepribadian seseorang terutama yang dibaca sejak kecil. Akan selamanya membekas hingga usia dewasa. Sebelum  gawai populer dan wajib seperti sekarang, anak-anak 20 tahun lalu termasuk diri saya sangat hobi membaca buku. Bagi aku pribadi setidaknya buku-buku ini yang menurutku  telah membentuk kepribadianku:

Dongeng Nusantara

Dongeng nusantara memiliki banyak kontribusi bagi masyarakat Indonesia. Beberapa diantaranya adalah mengenal berbagai jenis budaya dan kearifan lokal serta mengajari nilai moral dan adab yang tinggi tanpa terasa digurui. Dongeng --dongeng nusantara yang menjadi favorit saya antara lain Ande-Ande Lumut, Legenda Danau Toba, Malin Kundang, Lutung Kasarung, dan masih banyak lagi. Dari dongeng kita belajar bijaksana sekaligus mengenal budaya nenek moyang kita.

Kisah Teladan Para Nabi dan Sahabat

Kalau membaca dongeng nusantara saat usia SD, saya membaca kisah teladan para Nabi dan Sahabat serta orang soleh yaitu saat SMP. Saking senangnya membaca kisah mereka 30 buku Kisah teladan saya habiskan waktu di perpustakaan. Membaca kisah-kisah mereka, saya dibawa pada perasaan antara terpana dan tercengang.

Kadang akhir atau endingnya tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya. Rata-rata hikmah yang diambil dari kisah-kisah mereka adalah tentang keikhlasan yang luar biasa kadang tak masuk akal. Tapi itulah jalan keimanan untuk lebih dekat pada Tuhan.

Mitologi Yunani Kuno

Di perpustakaan sekolah SMP saya ada buku-buku  bergambar mengenai mitologi Yunani kuno. Pada masa itu kebetulan populer film kepahlawanan Hercules dan Xena The Warior Princes. Sehingga ada korelasi antara seri buku yang dibaca dengan film yang tayang tiap minggunya. Dari kedua jenis media berbeda namun membahas cerita yang sama yaitu dewa-dewi Yunani, aku diajari tenang pentingnya berimajinasi dan berpikir out of box.

Kisah mitologi Yunani kuno mengajarkan juga tentang pentingnya keberanian dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat. Seperti halnya para dewa yang independen dengan hidupnya serta manusia yang memuja mereka. Hampir seperti kisah Mahabarata, Mitologi Yunani Kuno mengajarkan pentingnya keadilan daripada hubungan darah. Dimana dalam kisah mitologi Yunani Kuno banyak diceritakan konflik antar dewa-dewi, keturunan camuran dewa-manusia, dan manusia yang dianggap makhluk lemah dalam relasi kuasa kisah mitologi ini. 

Detektif dan Misteri                   

Terakhir namun tak kalah menarik adalah bacaan saya pada serial detektif yang lebih berupa cerita bergambar atau komik. Sedangkan untuk misteri lebih berupa teenlit horor. Cerita Detektif Conan adalah yang paling saya gemari diantara kisah-kisah detektif lainnya. Memadukan teknologi canggih dan analisa menguak pembunuhan, membuat pembaca dibawa untuk turut menjadi detektif dalam pengungkapan kasus.

Hampir serupa dengat detektif, buku misteri yang suka aku baca adalah novel teenlit goose bump dan Harry Potter. Cuma karena Harry Poter terlalu tebal jadi biasanya menyerah ditengah dan lebih memilih nonton filmnya. Meski kebanyakan teman bilang lebih seru baca novelnya. Tentu berbeda dengan membaca Goose Bump yang relative lebih tipis sehingga cepat terselesaikan hanya dalam hitungan hari. Bagiku baik  cerita detektif maupun misteri, menuntut otak menjadi lebih kritis dan mampu menganalisa keadaan sehingga tidak memiliki sifat mudah panik.

Setelah menginjak dewasa, aku lebih suka membaca buku-buku non fiksi terutama tentang buku pengembangangan diri. Aku percaya bahwa kepribadian seseorang tidak terkecuali diriku adalah hasil dari akumulasi pengetahuan yang kita kumpulkan bertahun-tahun. Baik itu dari pengalaman maupun dari membaca buku. Aku jadi ingat kata mutiara menarik dari Bernard of Chartres di abad 12 yaitu Nanos Gigantum Humeris Insidentes atau dalam bahasa Indonesia yaitu membaca buku ibarat berdiri diatas punggung raksasa. Kalimat ini kemudian terkenal karena dikutip oleh Isaac Newton  dalam suratnya kepada Robert Hooke pada tahun 1676 :

"If I have seen further, it is by standing on the shoulders of giants"

Dengan kata lain kita tidak perlu mengalami puluhan tahun perjuangan seseorang. Karena seseorang tersebut sudah menceritakan didalam tulisannya yaitu sebuah buku sepaket dengan solusi yang direkomendasikannya. Itu hanya satu penulis, bayangkan jika membaca banyak buku, berarti ada berapa banyak pengalaman orang dan ratusan pengalaman yang bisa kita enyam dari membaca buku?

Itulah kenapa buku dianggap raksasa atau orang-orang hebat yang pernah hidup dimasa lampau, sedangkan kita sebagai pembaca adalah seorang kerdil yang menumpang dipunggung besar mereka yang disebut dengan raksasa karena prestasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca buku tulisan mereka atau yang membahas tentang mereka.

Selamat hari buku nasional!

Referensi :

Kemendagri, 2021. Ini 5 Negara dengan Budaya Membaca dan Tingkat Literasi Tinggi  Diakses pada tanggal 16 Mei 2021

Devega, evita. 2017. Masyarakat Indonesia: Malas Baca Tapi Cerewet di Medsos.  Diakses pada tanggal 16 Mei 2021

Pradana, Bagus. 2020. Minat Baca Naik, Buku Sastra paling Favorit. Diakses pada tanggal 16 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun