Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sisi Positif dan Negatif dari Hobi Koleksi Barang

5 Mei 2021   19:30 Diperbarui: 5 Mei 2021   19:39 1773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengoleksi barang adalah salah satu hobi menarik yang dimiliki sebagian orang bahkan level organisasi hingga negara di dunia. Bentuk koleksinyapun bermacam-macam mulai dari koleksi barang sederhana hingga barang yang mewah. Hobi mengoleksipun tidak dibatasi oleh usia ataupu jender. Siapapun bebas mengoleksi sesuai dengan pilihan dan preferensinya. Namun tahukah kamu bahwa dalam mengoleksi ternyata ada nilai atau sisi positif dan negatifnya yang bisa membawa keuntungan atau kerugian tergantung pengelolaan masing-masing orang. Berikut ini pandangan saya  mengenai sisi positif dan negative dari koleksi barang. Apa sajakah itu?

Sisi Positif Koleksi Barang

Bagai dua sisi mata uang, demikian pula dengan perilaku koleksi barang. Koleksi barang memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positif dari koleksi barang antara lain :

Membentuk identitas dan aktualisasi diri

Mengoleksi barang dapat menunjukkan identitas seseorang sekaligus sebagai wahana untuk beraktualiasai diri. Misal adalah mengoleksi tanaman Monstera adansonii adalah tanaman mahal yang sedang tren. Bagi beberapa orang bertanam dan mengikuti pameran tanaman ini menjadi ajang aktualisasi diri sekaligus menunjukkan identitasnya. Disisi lain juga dapat menemukan teman lain yang memiliki kesamaan hobi dengan dirinya. Bertemunya orang-orang yang memiliki satu hobi ini dapat berkumpul menjadi club sebagai pennggemar hobi yang serupa.

Mengasah kreativitas 

Manfaat yang didapat dari koleksi barang salah satunya adalah mengasah kreativitas. Misalkan saja bila mengoleksi hasil fotografi  dari hasil jepretan atau mengoleksi hasil karya tulis yang dibuat sendiri, dan mengoleksi hasil lukisan karya pribadi. Dengan semakin menekuni hobi mengoleksi barang dari hasil karya sendiri semakin lama dapat mengasah kreativitas untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi pribadi.

Menghias dan memperindah  rumah

Koleksi barang tertentu juga dapat menjadi hiasan dinding di rumah. Misalkan hobi jalan-jalan ke berbagai daerah di Indonesia atau belahan dunia lain, souvenir yang dikumpulkan dari daerah-daerah tersebut dapat dipajang di etalase atau didinding rumah sebagai hiasan.  Dari melihat hiasan ini sekaligus sebagai pengingat bagi sang kolektor terhadap momen-momen yang telah dilalui selama jalan-jalan.

Reprentasi instrumen investasi

Barang hasil dari koleksi nyatanya bisa menjadi investasi jangka menengah atau panjang . Misalkan koleksi uang atau perangko dari tahun ke tahun, ketika dijual lagi suatu hari harganya bisa melonjak sampai 10 kali lipat lebih. Demikian pula untuk kleksi barang yang lain seperti emas, tanah, saham, mainan, jam tangan, tas mahal dan sebagainya itu dapat memiliki nilai tambah ketika edisinya terbatas namun banyak yang menginginkannya.

Sisi Negatif Koleksi Barang

Selain memiliki sisi positif , koleksi barang juga ada sisi negatifnya, lho. . Sisi negative dari koleksi barang tersebut antara lain :

Dapat menimbulkan perilaku obsesif

Seperti halnya mencintai seseorang, mencintai barang yang berlebihan dapat mengakibatkan perilaku obsesif. Perilaku obsesif dapat berupa tindakan yang tidak mengindahkan larangan, norma, bahkan bahaya yang bisa saja mengintai hidupnya.

Misalkan kolektor barang antic atau langka, mungkin sakin obsesifnya dia tak hanya membeli barang dari pekerjan saat barang itu digali namun menghalalkan cara seperti menyuruh pencuri bayaran untuk mengambilnya dari museum atau situs yang dilindungi seperti beberapa kepala patung di Borobudur, sebagian tidak dipasang karena disimpan, dicuri, atau sengaja disimpan agar terhindar dari pencuri situs purbakala sebagai barang koleksi koletor barang langka.

Cenderung menjadi pemboros bila tak hati-hati

Manusia memiliki kecenderungan ingin memenuhi apanyang diinginkan tidak terkecuali pada barang koleksi. Namun jika tidak disesuaikan dengan kebutuhan primer dan sekunder, seseorang bisa terjebak pada barang tersier ini yaitu koleksi barang kesayangan. Jebakan tersebut misalnya dengan menggunakan uang belanja yang seharusnya untuk kebutuhan pokok malah dialihfungsikan untuk membeli barang koleksi terlebih seri yang limited edition atau edisi terbatas. Untuk itulah kolektor perlu sepintar-pintarnya dan berhati-hati dalam mengelola keuangan yang bersangkutan dengan barang koleksi kesayangan. Jangan sampai kecintaan pada koleksi malah jadi tidak bisa makan sekeluarga.

Menimbulkan biaya tambahan perawatan

Salah satu kekurangan  yaitu menimbulkan biaya perawatan tambahan ini tidak berlaku untuk semua barang koleksi.  Misal koleksi batu akik mungkin perawatannya tidak se-intens koleksi motor atau mobil mewah. Karena otomotif memiliki treatment yang berbeda seperti harus rajin servis, ganti oli, dicuci tak terkecuali pajak regresifnya. Nah, para kolektor harus memikirkan ini sebelum memutusdkan untuk mengoleksi barang-barang dengan spesifikasi tertentu. Sehingga ketika sudah dikoleksi sudah siap dengan konsekuensi yang diterima. Karena sayang barangk koleksi bagus terpaksa rusak hanya karena salah cara merawatnya.

Berpotensi menimbulkan perasaan sombong

Sisi negatif ini relative tidak otomatis oorang punya koleksi tertentu langsung menjadi sombong. Hal ini lebih pda pribadi masing-masing personal apakah dasar orang ini rendah hati atau suka berbangga diri terlebih untuk barang yang dimiliki.

Menjadi bangga sebenarnya tidak masalah karena bentuk apresiasi terhadap pencapaian diri dan bentuk self love pada diri sendiri. Kebanggaan menjadi salah ketika barang yang berhasil dikoleksi menjadi suatu tolok ukur prestasi dan kebahagiaan manusia secara umum sehingga cenderung menghina orang yang tidak mampu memiliki seperti punya kita. Hal seperti ini harus dihindari, jangan karena kita senang dengan pencapaian kita lalu merendahkan orang yang tidak mampu seperti kita.

Itu tadi adalah beberapa poin sisi positif dan negatif mengenai koleksi barang. Mengoleksi barang yang kita sukai memang tidak masalah asal sewajarnya dan sebisa mungkin jauh dari hal sisi negatif. Meski demikian kita harus tetap bijak, sebaika-baik mengoleksi barang yang ketika wafat akan ditinggalkan,  tidak sepenting koleksi amal jariyah yang kelak menjadi bekal untuk di akhirat. Maka kenapa tidak mumpung di bulan Ramadhan menjadi titik awal kita untuk koleksi amal jariyah selain koleksi barang kesayangan. Ya kan?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun