Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Sekulerisme Tidak Membunuh Siapapun", Benarkah Demikian?

5 November 2020   13:04 Diperbarui: 5 November 2020   13:13 2288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jika memang agama-agama itu tidak penting untuk apa Tuhan mengutus  hingga 124.000 orang dan 315 diantara mereka adalah rasul termasuk Nabi Muhammad?

Semangat sekulerisme yaitu menyingkirkan keberadaan agama dari kehidupan manusia. Sekulerisme menjadi tantangan besar bagi umat beragama saat ini. Meski Smith menganggap sekulerisme bukan sebagai anti-Kristen, namun diakui atau tidak, sekulerisme telah mengikis unsur-unsur spiritual, ketuhanan dan agama dalam kehidupan sosial dan politik. Sekulerisme telah menyingkirkan the sacred dari ruang publik dan mendesak Kristianitas di pojok ruang privat. Sekulerisme akan menggunakan metodologi positivistik dalam ilmu-ilmu sosial akan menghasilkan teknologi sosial yang berujung pada determinasi sosial dan dominasi (herschafft).

 Pereduksian manusia dan fakta-fakta sosial ala kaum positivis bagaikan sebuah mesin yang diatur menurut hukum-hukum yang mekanistik, deterministik, linier, dan materialistik. Hal tersebut dinilai oleh Capra, seperti yang dikutip Heriyanto, telah menampilkan sebuah dunia yang mati dengan lenyapnya kepekaan etis dan estetis,nilai, kualitas, jiwa, kesadaran, dan ruhani dari kehidupan manusia modern. Hal itulah yang kemudian melahirkan krisis global di seantero dunia semisal penyalahgunaan narkotika, HIV/ AIDS, gay, krisis ekonomi, krisis ekologi, konflik dan peperangan.

Sekulerisme yang dinilai tidak membunuh siapapun, menurut hemat saya secara langsung atau tidak langsung adalah pemicu perang dunia I dan II. Tentunya krisis global yang lain yang telah saya sebutkan diatas, karena semakin menyingkirkan agama dari kehidupan publik semakin lama akan berdampak pada kehidupan privat yang kemudian nilai-nilai kebenaran agama disingkirkan dan berlaku kebenaran relatif.

Kebenaran relatif berlaku, krisis global inilah akan mulai dan semakin  merajalela di dunia.

Bisa jadi manusia akan kembali tak beradab seperti sebelum Tuhan mengirimkan nabi-nabi dan rosul-rosulnya ke bumi ini. Masih berpikir sekulerisme tidak membunuh siapapun?

Wallahua'lam Bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun