Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saatnya Lebih Agresif dalam Penanganan Covid-19

28 April 2020   13:42 Diperbarui: 28 April 2020   14:01 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canine (bio detection dog) anjing pelacak penyakit. Sumber : agilitypr.news

Lalu apa itu Hygea? Dan Sudahkah Indonesia menerapkannya? Hygea mempunyai pusat perhatian yang berbeda, ia cenderung menjelajahi cara-cara untuk menguatkan ketahanan internal untuk melawan penyakit, konsep ini mengandaikan bahwa tubuh pada dasarnya memiliki kemampuan alami untuk bertahan dan mengadapi bibit-bibit penyakit. 

Hygea-isme lebih memilih penyembuhan dari "dalam" dengan membuat utuh, yakni mengembalika keutuhan dan keseimbangan, karena watak dasar tubuh adalah menginginkan kesehatan. 

Indonesia pada dasarnya telah menerapkan Hygea atau dapat kita sebut promotif-preventif,terbukti dengan kampanye Germas (Gerakan Masyarakat Sehat), serta penyuluhan bidang KB dan bahaya narkoba. Hanya saja trennya tidak sepopuler asklepios, karena pada umumnya masyarakat lebih suka hal yang praktis dan sistem kesehatan lebih mendukung asklepios.

Bagaimana konkrit Hygea pada penanganan virus covid-19 ini? PSBB dan Physical Distancing adalah bentuk konkrit dari Hygea. Namun karena penerapan yang agak sedikit terlambat, mungkin akan memperlama masa penderitaan kita. Bahkan bagi sebagian orang mempercepat dipanggil Sang Kuasa.

Iya, berbeda dengan Vietnam yang sudah persiapan sejak awal Januari karena wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Cina membuat mereka lebih waspada. Maka pada akhirnya sampai saat ini, kasus positif hanya sampai di angka 200-an dengan jumlah angka kematian nol (0). Ini karena respon tanggap darurat dan kewaspadan yang cepat.

Canine Menggantikan Tenaga Medis di Garda Terdepan


Canine (bio detection dog) anjing pelacak penyakit. Sumber : agilitypr.news
Canine (bio detection dog) anjing pelacak penyakit. Sumber : agilitypr.news

Tapi daripada mengutukk egelapan, lebih baik menyalakan lilin. Daripada menyalahkan keterlambatan penanganan, lebih baik memberi saran. Walau corona sudah terlanjur menyebar di seluruh Indonesia, tindakan promotif-prevetif tetap perlu digaungkan. Meski gaya seperti ini (baca : defensive mode/ mode pertahanan) harus ada peningkatan lebih agresif.

Pencegahan paling efektif adalah pengetesan dengan jumlah yang besar, namun karena sudah menyebar diseluruh 34 propinsi cukup merepotkan juga. Berbeda jika karantina satu wilayah ketika belum terjadi transmisi lokal seperti sekarang, efektivitas test massal bisa jauh lebih tinggi.

Seperti opini saya bahwa defensive mode tidak bisa kita pertahankan terus. Saya khawatir bila terjadi gelombang kedua , ketiga, dan berikutnya seperti yang dialami Cina. Apa masih mampu pemerintah memberikan bantuan langsung untuk rakyat yang bantuannya menyedot APBN? Berapa tenaga medis yang sudah positif corona? Sudah berapa dari mereka yang tumbang? 

Bagaimanapun ekonomi harus pilih walau pelan-pelan karena ekkonomi juga yang menunjang . Maka menurut saya ada bagusnya meniru Inggris dengan menempatkan canine (K-9) alias anjing pelacak sebagai garda terdepan. Memundurkan posisi tenaga medis sebagai garda terakhir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun