Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terbalik

11 Maret 2020   20:25 Diperbarui: 11 Maret 2020   20:31 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dunia sempat dibuat risau pada wanita bercadar, dibilang teroris.
Tapi kini, dunia tanpa sadar menutup muka  dengan style yang sama (baca : masker) 

 Karena ada penyakit yg meneror (baca : corona)


Publik sempat antipati pada orang yang tidak mau bersalaman, dibilang Radikal. Tapi sekarang, orang-orang enggan menjabat tangan yg lain. Karena telapak tangan merupakan media paling subur untuk penularan.


30an tahun lalu rakyat Indonesia bangga dengan Presidennya (baca : Suharto)
Karena sukses swasembada pangan
Membantu Afrika dg 100 ribu ton beras panenan
Namun  bertahun-tahun kemudian, jutaan orang Indonesia
Terkena penyakit gula
Karena beras yg disebut modern, katanya
Ternyata penyumbang tertinggi kadar gulaa

Salah satu penyebab kerugian negara


Satu hal tak ada yang abadi
Apa yg dipandang buruk
Bisa nanti adalah baik
Dan apa yg dipandang baik
Bisa nanti adalah buruk

Maka belajarlah dari sejarah
Dan jangan bertindak gegabah
Pelajarilah
Bacalah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun