Mohon tunggu...
Taufikul
Taufikul Mohon Tunggu... Editor - www.receh.in

blogger www.receh.in

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kujinakkan Sepiku dalam Secangkir Masa Lalu

21 Februari 2011   11:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:24 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kujinakkan sepiku dalam secangkir masalalu yang mengepul di aurat senja seperti awan, seperti percakapan yang tenggalam sambil melambai seperti anak-anak menemukan hujan di sebuah piring yang mirip purnama kami bercakap seperti saudara kembar mengandaikan rahim airmata melahirkan sesuatu yang disebut bahagia lalu, kau sepi, meributkan betapa awam mereka yang salah sangka kusesap sepiku seperti kopi ada airmata yang melegam bersama angin menepuk punggungku “kemana saja kau mengembara, kami merindu caramu menatap kerumunan manusia dan mengitung jumlah sepi yang dipanggul sejumlah tawa.” aku tak kemana, aku tak bertuju kau saja yang mengitar di sejumlah hati milik mereka yang pura-pura aku bahagia pada mereka yang salah sangka

1298286625144730362
1298286625144730362

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun