Menjadi diri sendiri penting untuk mengarahkan kita menemukan lingkungan pertemanan yang baik untuk diri kita. Seringkali bukan kita mendengar cricle-circle toxic dalam pertemanan kuliah? Sebuah university itu penuh dengan diversity. Kita akan menemukan berbagai macam orang dengan berbagai cerita dari berbagai latar belakang. Bagiku ini sangat asyik, setiap pertemuan aku pasti akan mendapatkan nilai atau pandangan baru. Dari setiap pertemuan bisa terjadi berbagai kemungkinan.
Kita harus belajar bagaimana untuk menghargai orang lain sekaligus menjadi yang tidak kehilangan harga diri. Sebagian tanah rantau tidak selalu ramah meskipun kamu sudah mencoba sebaik mungkin. Kalau aku bilang, pada akhirnya secara alamiah sebagaimana kita makhluk hidup kita akan menemukan cara sendiri untuk survive.Â
Aku bertahan dengan dua prinsip utama itu. Tetap fokus pada niat dan tujuan dengan tetap menjadi diri sendiri sebaik mungkin. Beruntungnya, dengan sendirinya aku dipertemukan dengan berbagai kemungkinan yang tidak membuatku menyerah begitu saja, meskipun tak jarang juga kesulitan. Teman-teman baru mungkin tidak terlalu banyak, tapi kaya dengan value. Cukup fokus pada mereka yang memberikan nilai tambah untuk diri kamu, tetap hargai mereka yang meski hanya akan memberi semangat ketika dia butuh sesuatu. Kita akan selalu menemukan orang-orang seperti itu, mendapat kesempatan berkuliah juga menjadi kesempatan aku untuk bejalar keberagaman itu.
Meskipun dari jauh, akhirnya aku bisa merasa dekat dengan tanah rantau ini. Dan ketika semuanya sudah selesai, ketika aku harus kembali pulang atau merantau lagi entah kemana, pelajaran dan pengalaman selama merantau untuk mengejar pendidikan mampu membantuku bertahan lagi nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H