Mohon tunggu...
novrita setiawati
novrita setiawati Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Umum

Dokter Umum dengan cita-cita menjadi seorang Urolog yang dipakai oleh Tuhan menjadi berkat bagi orang sekitar saya terkhusus pasien-pasien yang Tuhan percayakan untuk diobati oleh saya. Hobi ; Bernyanyi, nonton, main game, terkadang menulis (case report, Cerpen, atau puisi)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gotong Royong Menangani Problem Kesehatan dari Hal yang Sederhana

31 Juli 2023   14:40 Diperbarui: 31 Juli 2023   16:11 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 media.istockphoto.com

2  Senyawa-senyawa tersebut adalah berbahaya bagi tubuh yang bisa merusak pankreas sehingga timbul penyakit diabetes, merusak pembuluh darah jantung dan otak bahkan organ mata yang bisa menimbulkan penyakit jantung, stroke dan glaukoma. 

Apalagi paru yang bisa merusak paru dan menimbulkan PPOK, Ca Paru dsb. Pada wanita hamil bisa keguguran dan cacat pada bayi. Senyawa tersebut juga dapat memicu mutasi genetik dan masih terus diteliti keterkaitannya, beberapa penelitian mengatakan ada hubungannya diantaranyakanker paru, kanker payudara, kanker rahim, kanker ovarium, kanker kandung kemih, kanker ginjal, kanker prostat, kanker mulut, kanker lidah, kanker faring, kanker darah dsb.3

Jika ada yang bertanya mekanismenya bagaimana, coba dibaca berbagai sumber buku dan jurnal ilmiah, tidak usah terlalu sulit, baca saja artikel kementerian kesehatan. Disitu dijelaskan dengan cukup baik mekanismenya dengan inti bahwa senyawa tersebut merusak organ tubuh dan menyebabkan fungsi tubuh tidak berjalan dengan baik sebagaimana mestinya dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan atau penyakit dari berbagai jenis usia baik itu anak-anak yang kebanyakan perokok pasif yang mendapat asap rokok dari orang tuanya atau orang lain, ibu hamil, remaja, dewasa muda dan tua bahkan lansia.3,5

Data dari Global Cancer Statistics (GLOBOCAN) menunjukkan bahwa pada tahun 2020 terdapat kasus baru kanker sebanyak 19,3 juta, dan kasus kematian akibat kanker sebanyak 10 juta. Pada tahun 2040, akan terjadi peningkatan secara global sebanyak 47% kasus kanker baru, menjadi 28,4 juta kasus kanker baru.3,4

Pada tahun 2020, Indonesia mengalami penambahan 396.914 kasus kanker baru dengan lima jenis kanker terbanyak, yaitu kanker payudara (16.6%), kanker serviks (9.2%), kanker paru (8.8%), kanker kolorektal (8.6%), dan kanker hati (5.4%), yang berarti meningkat 13,8% dibandingkan penambahan kasus baru di tahun 2018.3,4

Jika dilihat dari sisi pembiayaan, kanker menjadi penyakit ke-2 terbesar yang harus ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Pada tahun 2018, BPJS Kesehatan menanggung lebih dari 1,9 juta kasus kanker dengan pengeluaran sebanyak Rp 2,97 triliun. Pada tahun 2020 jumlah ini meningkat menjadi 2,5 juta kasus kanker dengan biaya Rp 3,5 triliun.4 Hal inilah mengapa saya sampaikan kepada pasien saya, jika peduli dengan ekonomi negara, fokus saja kepada kesehatan diri dan keluarga, maka itu sudah cukup membantu ekonomi negara.

Saya mengutip artikel website FK UI, seorang guru besar Ilmu Penyakit Dalam, Prof. Dr. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD-KHOM memaparkan bahwa secara umum, faktor risiko kanker dibagi menjadi faktor yang non-modifiable (tidak dapat dicegah) dan faktor yang modifiable (dapat dicegah). Faktor yang tidak dapat dicegah adalah genetik, usia, hormon, dan jenis kelamin.4

Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan 90-95% kasus kanker akar penyebabnya adalah faktor yang dapat dicegah, seperti infeksi, diet, rokok, alkohol, radiasi, polusi, serta terpapar agen karsinogenik lainnya.4

Menurut Prof. Noorwati, dalam tataran ilmu kesehatan masyarakat dikenal ada tiga jenis pencegahan, yaitu pertama, pencegahan penyakit kanker primer dilakukan oleh warga yang sehat untuk menghindari faktor risiko pemicu kanker, sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya penyakit kanker; kedua, pencegahan penyakit kanker sekunder dilakukan untuk mendeteksi dini penyakit kanker pada kelompok populasi yang berisiko tinggi terpapar penyakit kanker; dan ketiga, pencegahan penyakit kanker tersier dilakukan untuk mencegah komplikasi serta mortalitas atau kematian pasien penyandang kanker dengan meningkatkan kualitas kehidupan dan perpanjangan harapan hidup pasien.4

Dari penjelasan tersebut, tim tenaga kesehatan  dan masyarakat harus bahu membahu mengatasi problem kesehatan ini, karena ini adalah problem bersama. Bukan hanya problem KEMENKES, ataupun problem dokter spesialis, dokter umum, atau tenakga kesehatan lainnya. 

Tetapi ini problem kita bersama/ Tugas masyarakat adalah membantu dalam pencegahan penyakit kanker primer dilakukan oleh warga yang sehat untuk menghindari faktor risiko pemicu kanker, sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya penyakit kanker. Dengan bagaimana. dengan melakukan gaya hidup sehat (Jangan Merokok, Olahraga teratur, rajin beraktivitas, makanan sehat rendah kolestrol dan higienis). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun