Mohon tunggu...
Novrialdi budi Putra
Novrialdi budi Putra Mohon Tunggu... Relawan - Independet Consultant

Lahir sebagai anak daerah Kalimantan saya cukup concern pada Pemberdayaan Masyarakat, Kepenulisan dalam opini kebijakan publik, serta pengembangan kepemudaan. Kepenulisan saya akan menggunakan pendekatan multidisiplin ilmu dengan sudut pandang yang beragam.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rasa Manis, Ancaman Pahit: Bahaya Jangka Panjang Minuman Berpemanis dalam Kemasan

1 Juli 2024   17:44 Diperbarui: 1 Juli 2024   17:48 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Penulis, 2024

Sungguh sebuah ironi melihat tingginya tingkat konsumsi Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan 2014 mencapai 85,6% dan selalu meningkat setiap tahun, menurut data dari United States Department of Agriculture (USDA) dalam laporannya sugar: World Market and Trade, Indonesia menjadi menjadi negara dengan konsumsi gula global tertinggi ke-6 di dunia mencapai 7,8 juta metrik ton pada tahun 2023

Global Burden of Disease Study 2019
Global Burden of Disease Study 2019

Konsumsi gula penting ditekan karena berpengaruh pada timbulnya Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti Diabetes, Obesitas, Gagal Ginjal, dan penyakit lainnya yang ditimbulkan akibat konsumsi gula berlebih. Mengutip hasil data dari The Global Burden of Disease 2019 dan Injuries Collaborators 2020 menemukanm PTM adalah penyebab dari 80% kasus kematian di Indonesia.

Mengincar Usia Muda

Mungkin terfikirkan bahwa kewaspadaan terhadap penyakit yang terjadi akibat gula "seharusnya difikarkan" ketika sudah disaat usia tua saja. Faktanya terjadi tren baru dimana menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, jumlah penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) meningkat 2 kali lipat yang mulanya 7,4% pada tahun 2007 menjadi 14,7% di tahun 2018. Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dyah Purnamasari Sulistianingsih menyampaikan terjadi peningkatan 56% secara global kasus DMT2 pada usia kurang dari 40 tahun, dan jika terjadi DMT2 pada usia dini (kurang dari 40 tahun) maka seseorang akan lebih mudah terkena komplikasi kronik seperti jantung dll. baca lebih banyak

Trending Nutri-Grade 

https://info.populix.co/articles/label-nutri-grade/
https://info.populix.co/articles/label-nutri-grade/
Sempat trending dan menjadi perbincangan hangat di platform media sosial Indonesia terkait label Nutri-Grade dari nilai A-D oleh Pemerintah Singapura, dimana nilai D dikategorikan sebagai minuman dengan gula tertinggi. Dimana labelisasi Nutri-Grade tersebut diiringi dengan aturan ketat terkait dengan pemasaran produk, keterjangkauan, pajak, dan lain sebagainya yang secara langsung untuk menekan penjualan produk dengan Nutri-Grade yang rendah dan menguntungkan bagi produk dengan Nutri-Grade yang lebih tinggi.

Fruktosa vs Gula 

Umumnya minuman berpemanis dalam kemasan menggunakan Fruktosa, dimana ada perbedaan dasar antara fruktosa dan glukosa yang didapat dari gula pasir atau nasi. Glukosa dapat dipakai oleh setiap sel di dalam tubuh, sedangkan Fruktosa hanya dapat dimetabolisme oleh organ hati dalam jumlah tertentu. Konsumsi Frutosa berlebih dalam jangka panjang dapat memicu peradangan pada organ Hati dan mengganggu produksi insulin yang berfungsi mengatur kadar gula dalam darah. Bahkan konsumsi Fruktosa berlebih dalam meningkatkan resistensi insulin yang menyulitkan dalam pengobatan Diabetes atau Kencing Manis.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun