Mohon tunggu...
Novrialdi budi Putra
Novrialdi budi Putra Mohon Tunggu... Relawan - Independet Consultant

Lahir sebagai anak daerah Kalimantan saya cukup concern pada Pemberdayaan Masyarakat, Kepenulisan dalam opini kebijakan publik, serta pengembangan kepemudaan. Kepenulisan saya akan menggunakan pendekatan multidisiplin ilmu dengan sudut pandang yang beragam.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taro Bali: Taro Tourism Village "The Truly Bali"

30 Juni 2024   18:11 Diperbarui: 30 Juni 2024   18:12 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TARO BALI: Taro Tourism Village "The Truly Bali"

Benar, julukan sebagai the truly Bali diungkap oleh seorang wisatawan mancanegara yang berwisata di Desa Wisata Taro, lebih jelas disebutkan “this is Bali i’ve ever know just like 40 years ago”. Menjadi menarik untuk penulis ulas lebih dalam, mengapa wisatawan tersebut sampai menyebutkan bahwa Desa Wisata Taro adalah gambaran Bali di 40 tahun yang lalu.

Desa Wisata Taro adalah sebuah desa wisata yang terletak di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Menepuh waktu kurang lebih 2 jam dari Denpasar, desa ini terletak di ketinggian 600-750 meter di atas permukaan laut yang menjadi suasana di desa ini sejuk bahkan di siang hari yang terik. Desa Wisata ini dikenal dan mengenalkan dirinya sebagai “An Eco-Spiritual Destination” yang menawarkan konsep berwisata di kawasan pedesaan yang kental akan tradisi masyarakat Bali, ketenangan spiritualitas jiwa, dan keunikan warisan budaya Bali. Umumnya wisatawan yang menetap dan berwisata di Desa Wisata Taro mencari suasana yang tenang untuk menyegarkan kesehatan jiwa dan raga, bekerja dengan tenang, dan mempelajari tradisi lokal.

Sedikit penjelasan bahwa Desa Wisata adalah konsep berwisata oleh wisatawan dengan menetap di dalam lingkungan tradisional atau desa terpencil untuk mempelajari dan mengalami langsung kehidupan desa dan masyarakat lokal.

Beberapa destinasi dan Daya Tarik Wisata (DTW) unggulan yang dikembangkan oleh masyarakat lokal diantaranya:

1. Konservasi Lembu Putih Bali

Potret wisatawan bersama lembu putih

Dokumentasi Penulis, 2024
Dokumentasi Penulis, 2024

Lembu putih bali dianggap sebagai binatang suci milik dewa-dewa yang melindungi kehidupan masyarakat bali serta keberadaannya sangat dihormati karena dianggap sebagai lembu duwe (lembu milik dewa)[1]. Kawasan lembu putih dirawat dengan baik karena sering dilibatkan dalam upacara besar dan menerima kehadiran wisatawan, di dalam kawasan konservasi ini terdapat pula beberapa homestay.

2. Taman dan Konservasi Kunang-Kunang (The Fire Flies Garden)

Santap Kudapan di Taman Kunang-Kunang

Dokumentasi Penulis, 2024
Dokumentasi Penulis, 2024

Wilayah konservasi kunang-kunang ini dinisiasi dan dikelola oleh I Wayan Wardika, S.ST.Par yang berlokasi di Tegal Dukuh Camp Desa Taro. Dalam usaha konservasi dan “naturalisasi” kunang-kunang tersebut, I WayanWardika mengembangkan pertanian organik yang menjadi agrowisata untuk tujuan penangkaran kunang-kunang. Lebih lengkap terkait nilai filosofis dan pelestarian kunang-kunang tersebut lengkap diterangkan dalam buku yang diterbitkan oleh I Wayan Wardika sendiri dengan judul Bring Back The Light: Perjalanan Hidup Pelestarian Kunang-Kunang Sebagai Cahaya Semesta tahun terbitan 2024. Di taman kunang-kunang ini wisatawan dapat menikmati suasana terasering sawah yang asri dan disaat malam yang gelap dapat melihat pencaran manja kunang-kunang.

3. Semara Ratih by Delodsema Village

Lokasi Pengelukatan

Dokumentasi Penulis, 2024
Dokumentasi Penulis, 2024

Semara ratih adalah DTW yang ada di wilayah Desa Taro dengan menawarkan keindahan kawasan hutan bambu di wilayah lembah yang sudah ditata dengan rapih, lengkap dengan sarana prasarana toilet, tempat pertemuan dan cafe untuk menunjang pengalaman dan kenyamanan wisatawan menikmati keindahan terasering sawah dan kawasan hutan bambu. Terdapat relief Semara Ratih diukir dari dinding tanah dan bagian bawah terasering sawah juga terdapat pancuran 2 sumber mata air asli yang berlawanan dan sungai yang digunakan untuk pengelukatan atau pembersihan diri.

4. Pura Agung Gunung Raung

Area Dalam Pura Gunung Raung

Dokumentasi Penulis, 2024
Dokumentasi Penulis, 2024

Pura gunung raung adalah bagian dari Pura Kahyangan Jagat yang ada di Bali. Keberadaan Pura Gunung Raung tak terlepas dari perjalanan suci Maha Rsi Markandeya, yang melihat cahaya dari arah timur saat berada di Gunung Raung, gunung tertinggi di Jawa Timur sebelum akhirnya melakukan perjalanan ke Bali dan menetap di Desa Taro. Pura Gunung Raung ini adalah kawasan suci dan masih menjadi tempat yang digunakan oleh Pemuka Adat serta masyarakat lokal untuk pengambilan sebuah keputusan penting dan solusi atas suatu permasalah. Di Pura ini pula ditetapkan hukum adat Awig-Awig yang menjadi hukum internal sebuah desa.

5. Homestay Lokal

Foto Penulis di Homestay  

Dokumentasi Penulis, 2024
Dokumentasi Penulis, 2024

Melalui jaringan koordinasi Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan Badan Usaha Miliki Desa (BUMDes) Desa Wisata Taro, masyarakat memiliki beberapa kamar di rumah pribadi yang dimiliki untuk dijadikan homestay dan tempat menginap sementara bagi wisatawan yang berwisata di Desa Wisata Taro yang dapat disewakan. homestay berada di area lingkungan masyarakat tinggal sehingga penginap dapat berbaur dengan keseharian pemilik penginapan.

6. Posisi strategis ke destinasi wisata unggulan Bali

Lokasi Desa Wisata Taro sangat strategis menuju destinasi wisata unggulan di Bali, hanya 20 menit untuk mencapai view point gunung Kintamani, 20 menit menuju Ubud, dan lain sebagainya.

 

Wisatawan tersebut juga merasa nyaman berada di Desa Wisata Taro dikarenakan asri lingkungannya dan masih menjaga nilai-nilai adat dengan sangat baik, “no overtourism here, peacefull..” dan memang benar dengan pengalaman penulis di Desa Taro tidak terlalu padat wisatawan yang menjadi isu bagi kepariwisataan di Bali. Hal ini tidak terlepas dari pendampingan yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pasca Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) melalui salah satu bank swasta di Indonesia dan Caventer Indonesia yang menekankan pada pengembangan desa wisata regenerative and sustainable tourism

Foto penulis bersama Ketua Pokdarwis Desa Wisata Taro

Dokumentasi Penulis, 2024
Dokumentasi Penulis, 2024

Tidak mengherankan, solidaritas masyarakat lokal terkhusus kelompok POKDARWIS Desa Wisata Taro berhasil mengembangkan Desa Wisata yang berkelanjutan dan berorientasi pada lingkungan. Tercermin dari pencapaian Desa Wisata Taro sdengan mendapat mendapat penghargaan best tourism village  upgrade programme 2023 dan diakui oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) dan meraih Juara 1 Desa Wisata Kategori wisata lingkungan pada ajang ADWI 2021 kategori wisata lingkungan. Harapan penulis melalui kepenulisan ini , Desa Wisata Taro dapat menjadi role model bagi pengembangan desa wisata lain yang ada di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun