1. Â Â Â Reksadana
2. Â Â Â Emas
3. Â Â Â Saham
4. Â Â Â Surat Berharga : ORI, SUKRI dan lain-lain
5. Â Â Â Properti : Tanah, Rumah, Ruko, Apartemen dan lain-lain
Mengenal instrumen Investasi tentunya juga sekaligus mengetahui resikonya disamping  keuntungannya. Prinsip investasi yang berlaku umum adalah bahwa semakin tinggi risiko sebuah jenis instrumen investasi, maka biasanya potensi keuntungan pun akan lebih tinggi. Sebaliknya, jenis investasi yang berisiko rendah, biasanya menawarkan potensi keuntungan yang rendah pula.
Perlu diperhatikan pula bagaimana likuiditas investasi. Begini, ambil contoh antara Emas dan Rumah, lebih likuid emas. Artinya : Emas lebih mudah di-uangkan dibanding dengan Rumah, karena menjual rumah tentunya membutuhkan waktu cukup lama. Jangan sampai karena tidak cukup likuid mengakibatkan investasi yang sudah waktunya untuk ’dipanen’ menjadi tertunda penggunaannya, sehingga mengacaukan rencana yang sudah disusun.
Nah, sekarang sudah bisa langsung memulai Investasi ya. Dimulai dengan menentukan :
1. Â Â Tujuan Investasi
Ketika ada keinginan untuk mempunyai sesuatu dengan nilai yang cukup besar, tuliskan saja itu sebagai impian yang hendak dicapai. Boleh ditulis beberapa keinginan berikut estimasi dana yanng harus disiapkan. Lalu urutkan sesuai prioritas. Selanjutnya disortir lagi sesuai kemampuan. Misal : ada keinginan untuk membeli Rumah seharga 2 Milyar, Mobil seharga 225 juta, Liburan bersama keluarga dengan dana sekitar 5 juta, menyiapkan Dana Darurat 20 juta - 30 juta.
 Dilihat dari prioritas, tentunya yang paling utama adalah menyiapkan Dana Darurat. Meski rumah juga kebutuhan primer tapi jika menghendaki rumah seharga 2 Milyar, padahal penghasilan sebulan rata-rata 5 juta per bulan dan untuk tempat tinggal saat ini masih bisa dipenuhi dengan menyewa rumah, maka keinginan untuk membeli rumah bisa dikesampingkan dulu. Begitu juga keinginan untuk membeli mobil seharga 225 juta, agar ditunda dulu. Sedangkan Dana untuk Liburan mungkin bisa dijadikan tujuan kedua.