Mohon tunggu...
Novrita Financial Planner
Novrita Financial Planner Mohon Tunggu... Lainnya - Finance Director at PT Kelsey Indonesia

Perempuan biasa yang profesi utama nya adalah sebagai ibu rumahtangga dengan seorang putri yang sudah beranjak dewasa. Sekaligus juga sebagai INDEPENDENT FINANCIAL PLANNER....\r\nSuka menulis dan berharap apa yang sudah di-share bisa bermanfaat bagi orang lain.\r\n \r\n\r\nNovrita Savitri, SSi, MM, CFP...... find me at my FB : Novri Cfp or follow my twitter @Novri_ta\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Lifestyle Mempengaruhi Pengeluaran

10 Februari 2016   16:21 Diperbarui: 10 Februari 2016   16:53 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kata ‘Lifestyle’  seringkali kita dengar, dalam bahasa Indonesia disebut Gaya Hidup. Arti kata sebenarnya jika ditilik dari Wikipedia bahasa Indonesia adalah sebagai berikut

Gaya hidup (Bahasa Inggris: lifestyle) adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog Austria, Alfred Adler, pada tahun 1929.

Dari pengertian tersebut bisa diterjemahkan bahwa sebetulnya lifestyle bukan atas kebutuhan primer , tapi lebih cenderung untuk memenuhi keinginan. 

Gaya Hidup yang akan menentukan bagaimana standar hidup seseorang. Gaya hidup bisa menjadikan standar hidup seseorang meningkat ataupun masih dalam taraf pemenuhan kebutuhan pokok. Salah satu contoh mengenai pakaian, si A cukup dengan baju sederhana yang penting menutup tubuh , sementara si B dikarenakan tingkat sosialnya tinggi maka baju yang dipakai tentunya tidak sekedar menutup tubuh, mungkin ada pertimbangan bahan yang bagus, model yang disesuaikan dengan situasi, begitu juga dengan warna dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut yang akan menaikkan kebutuhan hiduo seseorang. Jika si A cukup dengan Rp.100rb untuk sehelai  baju, sedangkan si B setidaknya memerlukan dana 10x lipatnya untuk membeli sehelai baju dan bahkan bisa lebih.

Sering kita dengar bahwa gaji tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di sini yang hendak dipertanyakan adalah kebutuhan hidup yang seperti apa. Gaya Hidup akan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kebutuhan seseorang. Penghasilan 3jt per bulan mungkin cukup saja , tapi bisa juga saat penghasilan naik menjadi  6jt menjadi terasa kurang. Sudah sifat dasar manusia bahwa selalu ingin ‘lebih’. Di sini pentingnya mengontrol agar kebutuhan tidak boleh melampaui penghasilan. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. Mengendalikan Gaya Hidup adalah kunci untuk mengontrol seberapa besar kebutuhan kita. Kalau penghasilan masih lebih kecil dibandingkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup, tentunya hanya ada 2 cara untuk mengatasinya, yaitu :

  1.     Mencari tambahan untuk meningkatkan Penghasilan
  2.     Menekan pengeluaran atau dengan kata lain menurunkan gaya hidup

Untuk poin 1, mungkin harus menambah kerja ekstra, atau memanfaatkan waktu luang dengan berjualan online.  Hal lain yang selama ini sebagai hobi, coba untuk dioptimalkan menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan uang, misal : yang punya hobi hunting barang discount / sale , bisa ditawarkan ke teman-teman untuk mendapatkan barang-barang tersebut dengan imbalan tertentu, karena banyak juga lho yang tidak sempat untuk belanja. Menjadi Blogger pun sekarang bisa mendatangkan uang. Dan masih banyak cara lainnya.

Selagi belum mampu mendapatkan tambahan income, mau tidak mau kita harus pilih poin 2 yaitu memangkas pengeluaran, misal : menghapus biaya nonton, mengurangi jalan-jalan ke mall dan lain sebagainya. Memang kadang agak susah untuk mengurangi kebiasaan yang sudah menjadi gaya hidup. Tapi ya harus dipaksa agar tidak terjerat pada gaya hidup tinggi  yang bakal menyeret pada penumpukan hutang untuk menutup kebutuhan.

Bagaimana mengendalikan Gaya Hidup?

Cara yang paling gampang adalah dengan selalu menentukan apakah sesuatu itu merupakan “KEBUTUHAN atau KEINGINAN – NEED or WANT”. Dimana jika diukur dengan skala prioritas, pastinya Kebutuhan lebih penting daripada Keinginan. Dengan begitu pengeluarann yang dipilih adalah berdasarkan yang terpenting, disesuaikan dengan penghasilan atau budget yang ada.

Menimbang ‘Perlu atau Ingin’ sebetulnya tidaklah susah. Tergantung kepada bagaimana NIAT untuk berani jujur pada diri sendiri. Menyingkirkan GENGSI juga merupakan cara agar kita tidak terjebak pada Gaya Hidup semu.

Cukup atau tidaknya Penghasilan tergantung dari berapa besar Pengeluaran. Karenanya besar Pengeluaran harus dikendalikan, dimana Gaya Hidup sangat menentukan seberapa banyak Pengeluaran. Sehingga dengan begitu jelas bahwa kita harus punya kemampuan untuk  menyetel Gaya Hidup agar sesuai dengan Penghasilan yang didapat.

Ada tips untuk tidak terjebak dengan Gaya Hidup yang berpotensi menumpuk hutang, yaitu dengan mematok kebutuhan hidup tidak lebih dari 40% penghasilan. Camkan dalam benak bahwa jika Penghasilan 10jt maka yang bisa dibelanjakan hanya 4jt. Kenapa begitu? Coba check bagaimana mengalokasikan anggaran pengeluaran . Garis besarnya seperti ini :

-          20% untuk Investasi dan asuransi

-          35% untuk cicilan Hutang

-          40% untuk kebutuhan sehari-hari

-           5%  untuk Dana Cadangan

Jangan terjebak hutang hanya karena Gaya Hidup yang dipaksakan. Sebetulnya gaya hidup seseorang itu fleksibel. Tinggal bagaimana kita mengaturnya.

Berpikir Cermat … Bertindak Efisien …Berlaku Bijak…

 

Novrita --- February for January 2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun