Mohon tunggu...
Novrita Financial Planner
Novrita Financial Planner Mohon Tunggu... Lainnya - Finance Director at PT Kelsey Indonesia

Perempuan biasa yang profesi utama nya adalah sebagai ibu rumahtangga dengan seorang putri yang sudah beranjak dewasa. Sekaligus juga sebagai INDEPENDENT FINANCIAL PLANNER....\r\nSuka menulis dan berharap apa yang sudah di-share bisa bermanfaat bagi orang lain.\r\n \r\n\r\nNovrita Savitri, SSi, MM, CFP...... find me at my FB : Novri Cfp or follow my twitter @Novri_ta\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hati-hati Pembajak Akun Facebook Berhasil Menipu Lagi...!!!!

13 April 2012   08:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tidak sedikit pun berparasangka jelek setelahnya hingga aku mendapat informasi dari kang Dudung tentang tulisan pak Dian Kelana tadi.

Ini berarti pak Thamrin Dahlan yang aku ajak bicara melalui pesan di inbox facebook bukan pak Thamrin Dahlan yang sebenarnya. Demikian juga pak Narzan yang no hpnya tidak aktif lagi ketika aku mencoba menghubunginya setelah mendapat infomasi tentang pembajakan akun Facebook, dia bukan sepupu pak Thamrin.

Setelah pindah dari restoran yang mau tutup itu menuju meja kosong di area foodcourt, di depan teman-teman ku aku segera menghubungi layanan 24 jam untuk kartu kreditku dan benar saja ada tagihan baru sebesar Rp 3,700,000,- yang tidak pernah kulakukan hari ini. Luar biasa, mereka pasti sangat butuh uang karena uang transferanku masih belum cukup buat mereka.

Aku tahu uang yang kutransfer melalui bank Mandiri itu pasti sudah diambil langsung oleh pemilik rekening yang bernama A. Wahyudi. Aku juga tahu kalau pun aku melapor ke polisi kemungkinan untuk berhasil melacak penipuan ini hanya 50-50 dan pengalamanku selama ini jika menjadi korban dan melapor ke kepolisian hanya akan menjadi korban dua kali karena akan memakan waktu, biaya, tenaga yang tidak sebanding dengan harapanku kepada penyidik kepolisian.

Jadi aku hanya mengikuti masukan suamiku untuk berdoa agar uang yang aku kirimkan bisa bermanfaat untuk mereka yang menipuku…. aamiin

Selesai? Belum!

Aku merasa bersalah karena mengajak salah satu teman kantor untuk ikut membeli gadget yang menggiurkan itu. Kebetulan dia sedang menginginkan iPad2 dan MacBook Pro juga sehingga ketika aku mengkonfirmasi apakah dia jadi membeli keduanya, dia setuju untuk menggunakan uangku terlebih dahulu sebesar Rp 5,000,000,-, yang langsung aku transfer lagi ke rekening yang disebutkan pak Narzan tadi . Aku membayangkan dia pasti sedih jika teman-teman kami yang lain menanggapi musibah kami ini spontan dengan kurang bijaksana. Suamiku menatapku heran mengapa aku berpikir sampai sana. Aku juga tidak tahu tapi mungkin itu rasa bersalahku saja.

Biar lah kalau dia enggan mengganti, aku tidak apa-apa karena ini memang salahku. Meskipun aku sudah memperingati sebelumnya agar aku saja yang membeli dahulu sehingga jika terjadi penipuan aku saja yang rugi namun keyakinanku bahwa pak Thamrin Dahlan bukan orang sembarangan menularkan keyakinan yang sama untuknya. Demikian juga ketika dia kuminta untuk meng-invite pak Thamrin atau menghubungi pak Narzan langsung, aku tetap salah karena seharusnya aku konsisten dengan permintaanku itu bukan akhirnya menyetujui keamuan dia untuk membeli gadget melaluiku saja.

Suamiku memelukku dan bertanya apakah aku baik-baik saja setelah kami berpisah dengan teman-teman lain untuk pulang ke rumah. Tentu saja aku tidak baik-baik tapi aku merasa lebih baik jika dia tidak mengasihaniku karena aku memang pantas mendapat “jeweran” ini. Aku tahu jika aku meminta suamiku untuk mengganti uangku yang hilang, dia pasti akan berusaha untuk memenuhinya namun aku pun tahu bahwa membuat orang lain rugi karena ulahku hanya akan membuatku merasa lebih rugi lagi berlipat-lipat. Jadi aku hanya meminta dia mendoakan aku supaya lebih bijak dan ikhlas setelah mendapat pelajaran pahit ini.

Terimakasih tulus untuk mereka yang menipuku karena sudah mengingatkan aku yang kurang bersedeqah, merasa sombong karena berkali-kali heran jika mendengar bagaimana mudahnya orang ditipu oleh sesuatu yang sebenarnya jelas sekali suatu penipuan, kurang memperhatikan kedua orangtuaku yang baru kuingat jika mendapat masalah dan untuk bersyukur sebagai pihak yang dizhalimi, bukan yang menzhalimi di penipuan ini. Semoga rezeki melaluiku itu bermanfaat untuk mereka dan bisa membuat mereka berhenti menipu orang lagi.

Beberapa pelajaran penting dari pengalamanku ini :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun