Mohon tunggu...
Novran Sulisno
Novran Sulisno Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar Sejati

Pendidik, Pengamat dan Pembelajar Sejati, "Menulis untuk Kontribusi Perbaikan Peradaban Dunia dan Bekal Tambahan untuk akhirat di masa depan". Email: novrand1453@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harga BBM naik, Ternyata Mensejahterakan Rakyat....

20 Juni 2013   01:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:43 1783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata kesejahteraan yang akan dihasilkan dari penaikan harga BBM ini hanya sebuah ilusi dan kenyataan pahitnya malapetakalah yang akan menyiksa jutaan rakyat indonesia, entah apakah ungkapan istilah ini terlalu  berlebihan atau  tidak, tapi yang jelas satu momentum untuk membuka keran siraman penderitaan itu perlahan sudah mulai mau terbuka, yang sebentar lagi membasahi  bumi pertiwi yang sejahtera ini, APBN Perubahan 2013 telah disahkan Dewan Perwakilan Rakyat . Dengan disahkannya APBN-P 2013 ini maka harga BBM subsidi dipastikan segera naik. Harga premium menjadi Rp 6.500/liter dan solar menjadi Rp 5.500/liter. Namun pastinya tergantung pada keputusan presiden SBY. Wapres Boediono saat jumpa pers di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (18/6/2013) menyatakan, “Presiden akan memutuskan kapan, menunggu persiapan dari program-program (kompensasi)” (lihat, kompas.com, 18/6). Tapi jangan khawatir, ada janji manis yang telah mereka siapkan dan tawarkan, untuk membuat pemanis rasa kebijakan yang mensejahterakan ini, cita rasa sedap kebijakan ini, membuat aromanya begitu sedap dengan adanya janji dari Pemerintah bahwa mereka telah menjamin rakyat miskin terlindungi dari dampak kenaikan harga BBM. 1) Telah menyiapkan program perlindungan dalam bentuk program kompensasi yang dianggarkan Rp 27,9 triliun. Yaitu, Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dianggarkan Rp 9, 3 triliun, diberikan sebesar Rp150 ribu perbulan kepada 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS) selama empat bulan. 2)Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dianggarkan Rp 7,5 triliun untuk 16,6 juta siswa. 3)Program Raskin dianggarkan Rp 4,3 triliun bagi 15,5 juta rumah tangga miskin selama tiga bulan. 4)Program Keluarga Harapan dianggarkan Rp 0,7 triliun untuk 2,4 juta keluarga sangat miskin. Dan program infrastruktur dasar dianggarkan Rp 6 triliun terutama untuk pembangunan infrastruktur pedesaan. Pertanyaan besarnya adalah, Benarkah rakyat miskin akan aman dari dampak kenaikan harga BBM yang mensejahterakan ini ? Jawabannya jelas tidak. loh, kenapa, bukankah program pemanis buatannya itu sangat bagus dan enak didengar ? Hitungannya sederhana. kita kritisi untuk program andalan BLSM Rp 150 ribu per RTS, jika tiap RTS beranggotakan 4 orang, artinya tiap orang hanya mendapat Rp 37.500 per orang per bulan atau hanya Rp 1.250 per hari. Jumlah itu akan langsung habis untuk menutupi kenaikan ongkos transportasi, bahkan bisa kurang. nah loh,,,,, juga, pada kenaikan BBM sebesar 125 % tahun 2005 tidak semua orang miskin kebagian, BLT 2005 hanya berjalan 1 tahun, dan yang pasti dampak paling dirasakan rakyat adalah seluruh harga barang naik. Menurut Menteri Perencaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, jumlah orang miskin pada tahun ini akan naik dari 10,5 persen menjadi 12,1 persen. Ada kenaikan angka kemiskinan sebesar 1,6 persen atas dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Jumlah orang miskin setelah kenaikan BBM akan menjadi 30,250 juta orang. Sebelumnya, tanpa kenaikan harga BBM, tahun 2013 diprediksi angka kemiskinan hanya 26,250 juta. Jadi, akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, jumlah orang miskin baru mencapai 4 juta jiwa. (Kompas.com, 27/5). semoga, mereka yang ada disana, melihat kondisi rakyat sebenarnya, bukan hanya melihat rakyat dari teropong ilusi kekuasaan yang menipu dan menindas, berkedok demi kesejahteraan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun