Mohon tunggu...
Novranda Pratama
Novranda Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penyuka FIlm

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Den of Thieves: Anda (Tidak) Harus Menonton Sekuel ke-2 nya

26 Januari 2025   14:28 Diperbarui: 26 Januari 2025   19:13 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Source: Screenrant.com)

Den of Thieves 2: Pantera

Den of Thieves sekuel kedua sudah tayang. Judulnya, Den of Thieves 2: Pantera. Gerard Butler kembali berperan sebagai Big Nick. Tokoh Donnie juga masih diperankan O'Shea Jackson Jr. Sutradara dan penulis skenarionya juga masih sama, Christian Gudegast. Hanya saja di sekuel kedua, Paul T Scheuring tidak ada lagi ada di daftar nama penulis skenario. Yang juga pasti tidak ada adalah Pablo Schreiber. Lalu jika Schreiber sudah tidak ada, apakah penonton masih bisa menikmati rivalitas yang sama di film kedua? Kalau tidak bisa, untuk apa menonton sekuel kedua nya?

Saya sendiri belum menonton filmnya, tapi setelah menonton trailer sekuel keduanya, saya menebak Gudegast punya kartu As yang (berusaha) ia mainkan. Di akhir film pertama, penonton jadi tahu bahwa otak perampokan yang sebenarnya adalah Donnie. Tapi di film kedua, Donnie justru berpartner dengan Big Nick untuk merampok berlian di negara orang. Dalam hal ini, Gudegast merubah resep kesuksesannya. Dari rivalitas menjadi camaraderie, alias rasa senasib sepenanggungan atau rasa persaudaraan.

Konsep camaraderie pernah digunakan Michael Bay di film Ambulance. Hasilnya nggak jelek-jelek amat. Duet Jake Gyllenhaal dan Yahya Abdul-Mateen di film itu cukup menghibur. Tapi di Ambulance, Michael Bay punya hal lain yang ditawarkan ke penonton. Bay mengulik adegan aksi di film itu dengan sepenuh hati. Hasilnya, tensi penonton terkerek naik (Michael Bay menggunakan drone untuk mengambil gambar dari udara dengan durasi dan angle yang berbeda dari film-film aksi lainnya).

Menilik trailer sekuel kedua Den of Thieves, Christian Gudegast sepertinya menggunakan cara yang sama. Gudegast menaikkan intensitas adegan aksi di film itu. "Perlengkapan" yang digunakan oleh para perampok di film kedua juga lebih tech-savvy. Ditambah lagi, cara atau taktik yang digunakan untuk keluar-masuk TKP juga lebih njelimet, beresiko lebih tinggi tapi spektakuler.

Untuk mendukung konsep camaraderie dan intensitas adegan aksinya, Gudagest sudah punya bekal bawaan. Bekal itu adalah kreativitas penulisan. Di sekuel pertama, Rey dan anak buahnya menyamarkan perampokan besar dengan perampokan kecil. Untuk itu Gudagest 'menciptakan' jalan bawah tanah bagi Rey cs untuk berpindah dari satu TKP ke TKP lainnya. Sehari sebelumnya, Rey menugaskan Donnie untuk masuk sendirian ke Federal Bank of Los Angeles dengan menyamar sebagai pengantar makanan. Alasannya, agar Donnie bisa sok kenal sok dekat dengan security bank.

Gudegast juga sudah mempersiapkan film kedua nya sedari jauh-jauh hari. Di film pertama, uang hasil perampokan tidak pernah ditemukan. Di akhir film itu juga terungkap, Donnie tiba-tiba saja sudah berada di London dan bekerja di seberang toko berlian. Dengan kata lain, di film kedua Gudegast punya lebih banyak kesempatan untuk menyalurkan kreatifitas menulisnya.  

Den of Thieves 2: Pantera hampir pasti tidak punya rivalitas diantara dua tokoh utamanya. Toh kemampuan akting O'Shea Jackson Jr yang minim, sedikit menodai film pertamanya. Tapi, dengan intensitas adegan aksi dan kreativitas penulisan Gudegast, nyawa Den of Thieves seharusnya bisa lebih panjang. Gudegast bahkan bisa menjadikan konsep camaraderie nya tercederai. Seperti yang terjadi di plot cerita The Italian Job atau The Score.

Di sisi lain, Gudegast harus menghilangkan adegan-adegan yang tidak perlu. Seperti misalnya, adegan pamer otot bersama di rumah Levoux, yang ada di film pertama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun