Mahasiswa KKN PPM Kelompok 125 Universitas Malikussaleh langsung ikut mensukseskan kegiatan tajhiz mayit bersama tgk imum gampong , tuha peut dan masyarakat gampong Bluka Tebai. Selasa (3/11) gampong Bluka teubai kecamatan Dewantara kabupaten Aceh utara. Â
Novraldy Syahbana Siahaan beserta angotanya : Fendi saputra, Laina Tussifa Siregar, Urmila Zaitun, Tasya Amanda, Rosna Elia Monda Siregar, fadel Muhammad Azri Harahap, Yose Pratama Syahputra dan Ahmad Muda Siregar, Â ikut dalam kegiatan pengajian, sampai mempratekkan bagaimana cara memandikan mayit dan mengkafankan mayit.
Dalam kegiatan ini tuha peut menghadirkan pemateri yakni seorang ustadz yang berkebetulan berdomisili di gampong bluka teubai ini. Tuha peut mengatakan pelatihan ini digelar mengingat kondisi saat ini banyak generasi muda yang tidak memahami dengan benar tata cara memandikan dan mengkafani jenazah.
 "Fardhu kipayah ini banyak dilakukan oleh orang yang telah lanjut usia. Ini menjadi perhatian kita karena kurangnya generasi muda dalam memandikan mayit dan mengkafaninya" ujar pak tuha peut.
Kemudian beliau mengatakan lagi, sah bagi orang kafir memandikan mayit seorang muslim tapi tidak sah jika orang kafir itu yang mengwudhukannya. Berikut ini beberapa tata cara  dalam memandikan mayit yang dijelaskan oleh beliau yakni yang pertama disiapkan air kembang (air daun bidara atau air sabun), air mutlak,dan air mutlak yang di campur dengan sedikit kapur barus.
Kedua, Mayit di tidurkan dengan cara telentang, kemudian bersihkan bagian dubul dan kubul, urut bagian perutnya. Kemudian bersihkan dzahir yang Nampak pada si mayit seperti gigi,mata,telinga, dan sebagainya. Kemudian bersihkan dengan air mutlak seluruh tubuhnya lalu wudhu kan si mayit seperti pada saat hidup.
Yang terakhir, Membasuh kepalanya si mayit, membasuh pihak kanannya si mayit dengan air daun bidara, membasuh pihak kirinya si mayit dengan air daun bidara, miringkan badannya mayit ke kanan, mandikan dengan air bidara dan sebaliknya, lalu basuh dengan air mutlak biar hilang bekasan air pertama kemudian yang terakhir, dengan air yang di capur dengan kapur barus. 3 kali dimandikan dengan air yang berbeda maka baru di katakan dengan 1 kali sempurna, maka di perlukan 3 kali sempurna.
Kemudian beliau menjelaskan terkait mengkafani mayit. Untuk laki-laki yang harus disiapkan 3 lapis kain kafan, dan perempuan 5 lapis kain kafan.
Kegiatan ini, masyarakat dan mahasiswa sangat antusias dalam pelatihan tajhiz mayit tersebut. Dan harapan dari kegiatan ini mahasiswa, pemuda, serta masyarakat membagikan ilmunya untuk generasi- generasi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H